Publikasikaryatulis, salamedukasi.com
- Didik Fudianto merupakan salah satu mahasiswa aktif Universitas Brawijaya
Malang, ia juga merupakan salah satu penerima Beasiswa Cendekia Basnaz (BCB). Mahasiswa
ini tinggal bersama dengan teman-temannya di suatu kontrakan yang berlokasi di
Kelurahan Dinoyo, tepatnya Jl.MT Haryono gang 17 No. 212 Dinoyo Lowokwaru Kota
Malang.
Dalam benak mahasiswa ini terpikir tentang
bagaimana cara mendapatkan pemasukan walaupun sedikit, dengan maksud agar bisa
membantu meringankan beban orang tua di rumah, mungkin tak hanya mahasiswa ini
saja yang berfikiran serupa. Berbagai upaya yang mereka fikirkan dan rencanakan,
namun juga belum dapat terealisasi dikarenakan kesibukan mereka masing-masing.
Beberapa bulan sebelum pandemi covid-19 masuk di Indonesia, bersama dengan rekannya Didik mulai berdiskusi lagi untuk merancang tentang bagaimana pemanfaatan lahan kosong belakang kontrakan yang sempit tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan mampu menghasilkan keuntungan bagi mereka. Setelah mereka berdiskusi akhirnya menemukan titik terang, yang akhirnya memutuskan lahan kosong sempit tersebut dimanfaatkan untuk budidaya ikan lele dengan sistem bioflog. Bioflog merupakan salah satu sitem budidaya ikan lele dengan menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah limbah budidaya lele itu sendiri. Sistem ini sudah banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan lele di Indonesia. Budidaya ikan lele di pekarangan rumah atau lahan sempit deangan sistem bioflog dapat dilakukan dengan mudah, karena budidaya ikan lele tidak menyita waktu banyak.
Untuk modal awal didik dan juga rekan-rekannya
berpatungan agar rencananya untuk budidaya ikan lele di lahan sempit belakang
kontrakan dapat terealisasi. Setelah uang patungan terkumpul satu persatu bahan
yang diperlukan untuk pembuatan kolam mulai dibeli. Karena modal yang pas-pasan
kolam tersebut dibuat dari terpal yang berukuran 2 x 3meter dengan tinggi 1
meter. Mereka mendirikan 2 buah kolam namun dengan bentuk yang berbeda, kolam 1
berbentuk persegi, sedangkan kolam 2 berbentuk bulat.
Kolam tersebut diisi dengan 2000 ekor bibit,
yang dibeli dari peternak bibit ikan lele di Kecamatan Gondang Legi Kabupaten
Malang. Bibit tersebut berukuran 8-9cm dengan harga Rp. 350.000 per seribu
bibit. Mereka saling berkejasama dengan penuh kehati-hatian selama proses
budidaya dari awal hingga akhir. Setelah tiga bulan saatnya masa panen dimulai.
Sebelum pemananen mereka sudah mulai mencari pasar terlebih dahulu, untuk
awal-awal memang agak susah dalam mencari konsumen. Mereka memasarkan ikan lele
hasil panen tersebut pada ibu-ibu warga sekitar dan juga memasok ke salah satu
penjual ikan di pasar Dinoyo Malang. Untuk harga jual per kg dipatok Rp.
18.000.
Setelah dihitung dengan penuh ketelitian meraka mampu meraup keuntungan yang cukup lumayan, dengan modal awal total Rp. 2.000.000 dan setelah dipanen memperoleh hasil kotor Rp. 3.250.000. Kemudian hasil tersebut diestimasi dan diperoleh laba sebesar Rp. 1.250.000. Didik dan teman-teman menambahkan bahwa dengan budidaya ikan lele tersebut meraka memperoleh banyak ilmu, pengetahuan, relasi dan juga pengalaman yang mengesankan, selain itu dengan adanya kolam yang dibuat di belakang kontrakan diatas lahan yang sempit mampu memberikan contoh kecil pada warga sekitar yang tinggal di tengah kota yang padat penduduk, bahwasanya mereka juga bisa memanfaatkan lahan yang sempit untuk budidaya ikan lele.
Pengirim : Didik Fudianto (Email : didikanto08026@gmail.com)
0 Response to "Cerita Inspiratif dari Mahasiswa UB yang Memanfaatkan Lahan Terbatas (Belakang Kontrakan) untuk Budidaya Ikan Lele Oleh Didik Fudianto Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Penerima Beasiswa Cendekia Basnaz (BCB)"
Post a Comment