Salamedukasi.com, Publikasikaryatulis - Tepatnya di awal tahun 2020 yang lalu, virus corona merebak di Indonesia. Berawal dari bulan Februari 2020 virus ini merusak semua tatanan kehidupan manusia. Dimulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Adanya virus ini membuat hal-hal yang dulu dilakukan secara normal, sekarang menjadi tidak normal dan jauh dari kebiasaan. Dulunya semua orang bernafas dengan mudah dan bebas sekarang harus memakai masker ketika keluar dari rumah, selain itu diharuskan juga untuk mencuci tangan dan menjaga jarak, yang mana lebih mudah utuk disingkat menjadi 3 M. Tentunya semua ini menjadi teguran keras dari Tuhan YME.
Tak terkecuali yang saya rasakan saat ini di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan hal terpenting bagi manusia, karena dengan mendapatkan pendidikan semua orang akan menjadi insan yang berpengetahuan. Pendidikan di era pandemi merupakan sebuah tantangan bagi seluruh negara di dunia, tak terkecuali bagi negara Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak pandemi Covid-19, akibatnya pendidikan menjadi terkendala dengan adanya pandemi ini. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Nadiem Makarim bahwa pendidikan di Indonesia harus dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ) di rumah dengan sistem dalam jaringan atau daring. Hal ini harus dilakukan karena semakin meningkatnya kasus positif Covid-19, yang dikhawatirkan akan menular kepada peseta didik. Dengan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) semua lapisan pendidikan dari SD, SMP, SMA, Universitas merasakan hal yang berbeda dan baru tentunya. Dimana yang semula pendidikan dilaksanakan dengan tatap muka atau face to face, sekarang harus dilakukan dengan penggunaan teknologi daring (dalam jaringan). Tentu hal ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Model
pembelajaran daring ini menggunakan sistem teknologi, seperti penggunaan
aplikasi Zoom, Google Meet, Google Classroom dan lain sebagainya yang mendukung
untuk pembelajaran. Pembelajaran daring ini dapat dikatakan efektif, salah
satunya karena efektif jarak, waktu, kemandirian, dan tentunya efektif dan
selaras dengan kemajuan teknologi informasi.
Semua orang mengakui bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini membuat kita sulit dan tidak nyaman dalam belajar. Tetapi hal ini menjadikan kita lebih terbuka dan mencoba hal-hal yang baru. Pada awalnya, ada sebagian yang merasa sulit mengerti bagaimana cara penggunaan aplikasi pembelajaran dan lain sebagainya. Namun, seiring berjalannya waktu ke waktu dengan diberikannya panduan tata cara penggunaan media aplikasi semua orang sekarang sudah dapat menggunakanya aplikasi tersebut untuk belajar. Dari sini dapat diketahui bahwa ada 3 pihak yang harus saling berkerja sama demi terciptanya efektif pembelajaran. Pertama, peran dan tanggung jawab guru/dosen sangat penting sekali dalam pembelajaran daring.
Guru/dosen harus bisa berkreasi menggunakan teknologi, harus bisa
berinovasi mengembangkan ide-idenya untuk pembelajaran yang lebih efektif dan
tentunya dapat mengasah skill guru. Seperti membuat video, dimana di
dalam video itu bisa dijelaskan materi pembelajarannya sehingga peserta didik
dapat dengan mudah memahami materi. Kedua, peran dan tanggung jawab
orang tua juga tak kalah penting. Orang tua diharuskan untuk mendamping dan
mengarahkan putra-putrinya dalam belajar, agar tercapainya pembelajaran yang
efektif pula. Ketiga, peserta didik juga harus berperan dalam hal ini,
karena peserta didik menjadi salah satu kunci suksesnya pembelajaran.
Dari banyaknya kelebihan pembelajaran dengan sistem daring (dalam jaringan) pasti juga ada banyak sekali hambatan atau kekurangan dalam pembelajaran ini. Pertama, Dibutuhkannya perangkat Handpone, Sinyal dan Kuota belajar yang memadai untuk pembelajaran daring. Tidak semua peserta didik mempunyai handpone pribadi, apalagi peserta didik yang berada di jenjang SD. Banyak dari mereka yang masih memakai handpone milik orang tuanya untuk pembelajaran daring. Sedangkan handpone milik orang tua pasti juga digunakan untuk bekerja atau untuk kebutuhan lainnya. Ini mengakibatkan siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran daring. Kemudian masalah kuota belajar, dari pemerintah alhamdulillah kita semua sudah mendapatkan bantuan kuota belajar. Tetapi tidak dengan sinyal, sinyal ditempat atau daerah masing-masing peserta didik pasti sangat berbeda sekali.
Ada yang mendapatkan sinyal bagus dan kuat tetapi ada juga yang mendapatkan sinyal lemah. Bagi yang mendapatkan sinyal lemah ini pasti sangat sulit sekali untuk belajar daring. Bahkan, ada peserta didik yang harus keluar rumah untuk mencari atau mendapatkan sinyal di tempat yang memadai sinyalnya. Hal ini lah yang tentunya harus menjadi bahan evaluasi oleh pemerintah melalui menterinya, bahwa peran kekuatan sinyal sangat berpengaruh sekali dalam belajar daring.
Kedua, tingkat fokus/konsentrasi belajar peserta didik menjadi menurun, dimana ketika belajar kurangnya pengawasan dari orang tua dalam pembelajaran berlangsung. Dengan adanya kemudahan akses internet, beberapa peserta didik cenderung menunda-nunda waktu belajarnya untuk bermain handpone.
Ketiga,
kurangnya usaha guru/dosen dalam memberikan materi kepada peserta didik.
Seperti yang saya alami sekarang ini, ada Dosen yang hanya memberikan tugas
saja tanpa memperhatikan Mahasiswa/i apakah sudah paham maksud dari tugas
tersebut atau belum. Hal ini lah yang membuat saya sebagai Mahasiswa kesulitan
dan tidak mendapatkan ilmu dengan sungguh-sungguh. Tentunya, semua harus
dijadikan intropeksi diri khususnya bagi dosen yang tidak hanya menerima gaji
saja.
Demikianlah
beberapa pesan-kesan, kelebihan dan kekurangan belajar di era pandemi Covid-19.
Tentunya semua sangat bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita semua di
bidang pendidikan. Mari sama-sama kita semua selalu berusaha mematuhi protokol
kesehatan dan selalu berdo’a untuk semuanya agar pandemi Covid-19 segera
berakhir sehingga tatanan kehidupan menjadi normal kembali seperti semula dan
pendidikan bisa dilakukan secara langsung face to face.
Pengirim : Mu’amar Kahfi (Email : muamarkahfi10@gmail.com). NIM : 203111222. Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta. No Telp . 081230846327.
Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS, info lebih lanjut silahkan klik di sini.
0 Response to "Pesan dan Kesan Pendidikan di Era Pandemi Oleh Mu’amar Kahfi, Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta"
Post a Comment