Salamedukasi.com,
Publikasikaryatulis - Dalam dunia pendidik pernyataan yang sering dilontarkan
oleh beberapa pendidik dalam mendidik siswa ialah “Nakal itu harus sesuai
dengan otak”. Pernyataan ini menggambarkan sebuah paradigma berpikir yang tidak
komprehensif mengenai tujuan pendidik. Seseorang memahami pendidik berorientasi
pada kapasitas intelektual, sedangkan kapasitas moralitas diabaikan.
Pernyataan
diatas dilihat sebagai penghasutan. Sejatinya tujuan pendidik ialah meningkatkan
daya diri yakni keseimbangan kapasitas intelektual dan moralitas, antara
keduanya harus seimbang . Sebagian besar seseorang melihat pendidik formal
lebih mengutamakan kepentingan intelektual-akademik banyak orang menjadi pintar.
Tolak ukur pendidik kita adalah studi yang tinggi, nilai bagus, dan disanjung,
sementara pendidik tentang sikap dan watak sangat lemah.
Hemat
saya ini merupakan alasan utama terjadinya masalah-masalah yang sering melanda
bangsa Indonesia, seperti kasus korupsi, dan berbagai kasus lainya sebagian
besar orang yang memiliki taraf pendidikan tinggi. Mereka menggunakan kekuatan
intelektual untuk meraih kepentingan pribadi, sehingga mengorbankan yang lain.
Persoalan
ini sangat memprihatinkan karena menganggu keutuhan Negara Indonesia. Sejatinya
keseimbangan kapasitas intelektual dan moralitas dalam pendidikan menjadi
tujuan utama. Hal ini didasarkan pada tujuan pendidik yakni daya diri,
keseimbangan kapasitas intelek dan moralitas. Moralitas dalam masyarakat
sangatlah penting, hal ini karena penilaian masyarakat terhadap seseorang
dilihat dari tingka laku (moralitas) yang baik dalam relasi antara sesama.
Pendidik
formal, bukan untuk menciptakan manusia yang pintar dalam hal akademik, tetapi
terletak pada pembinaan moralitas yang baik. Namun pendidikan kita di sekolah
masih banyak yang mementingkan aspek pengetahuan (intelek) dari pada tentang
sikap (moral). Masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal
mengajar saja agar terlihat formalitas, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika
yang baik yang harus dilakukan agar menjadi baik. Inilah yang kita alami,
sebagaimana yang kuta lihat bahwa telah terjadi tantangan yang berdampak pada
krisis di bidang karakter.
Banyak
kasus-kasus yang terjadi masa sekarang ini, dan pelakunya adalah kaum terdidik.
Melihat akan hal itu, jelas bahwa pengetahuan tentang nilai moral di indonesia
sangat lemah. Dan itu juga akan menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat, yang
menjadi pertanyaan mereka adalah “Apakah para seseorang tidak pernah
mengajarkan tentang nilai kebaikan dalam mendidik?”. Ini tidak salah, karena
mereka sudah melihat akan masalah-masalah yang sering terjadi. Di sini saya
juga ingin menjawab pertanyaan di atas, menurut saya mungkin guru mengajar
tentang nilai-nilai kebajikan, hanya mereka tidak memprioritaskanya dan tuntutan
mereka kepada siswa hanya kapasitas intelektual, sedangkan moralitas diabaikan.
Seharusnya selain pendidik akademiknya yang bagus juga diikuti dengan pendidik
karakter yang bagus pula, seperti yang dikutip pada kalimat sebelumnya bahwa
antara intelektual dan moralitas harus seimbang.
Pendidik
moralitas perlu diprioritaskan dan juga perlu mendapat perhatian dari semua
pihak agar proses sosialisasi dapat berjalan dengn baik. Para guru juga sebagian
dari masyarakat yang lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa agar
diharapkan memiliki kepedulian terhadap pembangunan dan perkembangan karakter
bangsa ini. Di sekolah juga diperlukan contoh dan teladan dari kalangan guru,
sebagai orang tua dan juga sebagai panutan para siswa agar keteladanan selalu
diwarnai dalam diri para siswa.
Pengirim
: Simplisius Tonuk (ifantonuk@gmail.com) atau akrab dipanggil Ifan. Lahir di Waekang,
Kab. Manggara, provinsi Nusa Tenggara Timur.pada 12 Maret 2002. Sekarang sudah
kelas XII di SMK Karya Ruteng di Kab. Manggarai, Prov. Nusa Tenggara Timur Jurusan
Akuntansi dan Keuangan. Pernah ikut dalam menulis puisi dalam sebuah buku.
Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS, info lebih lanjut silahkan klik di sini.
0 Response to "Pentingya Keseimbangan Kapasitas Intelektual dan Moralitas Dalam Pendidikan"
Post a Comment