Salamedukasi.com, Publikasikaryatulis - Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 173497 Karontang, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar pada materi metamorfosis sempurna di kelas IV SD Negeri 173497 Karontang.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 173497 Karontang dengan jumlah siswa 32 terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 19 perempuan.
Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh peningkatan hasil belajar setelah dilaksanakan tindakan. Hasil penelitian pada saat pre tes, rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebanyak 47,81 dari 32 orang siswa, dimana 12 siswa (37,5%) memperoleh ketuntasan dan 20 siswa (62,5%) yang belum tuntas. Pada siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 57,81 dimana 16 siswa (50%) memperoleh ketuntasan, 16 siswa (50%) yang belum tuntas dan nilai observasi aktivitas siswa 79,16% kategori penilaian cukup secara klasikal. Pada siklus II rata-rata kelas siswa meningkat 68,13 dimana 27 siswa (84,38%) memperoleh ketuntasan, 5 siswa (15,62%) yang belum tuntas dan nilai observasi aktivitas siswa 91,66% kategori penilaian baik sekali secara klasikal. Dari peningkatan ketuntasan secara klasikal yang diperoleh siswa dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karunia-Nya, yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Eksperimen Di Kelas IV SD Negeri 173497 Karontang Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2015/2016”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak kendala dan rintangan yang dihadapi oleh penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak Dr.Marham Sitorus, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan motivasi yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penyelesaian studi pada Program Sarjana (S1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Ketua Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Eidi Sihombing, MS selaku Sekretaris Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan.
5. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Humbang Hasundutan yang memberikan dukungan untuk dapat terlaksana Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Unimed di Kabupaten Humbang Hasundutan.
6. Bapak Ramsul Nababan, SH sebagai Koordinator Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan.
7. Bapak/Ibu dosen yang mengajar pada Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan di Kabupaten Humbang Hasundutan.
8. Rekan-rekan mahasiswa PSKGJ Unimed yang bersama-sama dalam suka dan duka selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh civitas akademik Universitas Negeri Medan yang telah memberikan pengetahuan dan jasanya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
10. Ibu Tiasroyati Situmorang, sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 173497 Karontang, serta seluruh rekan-rekan Bapak/Ibu Guru yang memberikan dukungan dalam penyelesaian perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
11. Penulis ucapkan terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada Almarhum “Ayahanda dan Ibunda” yang melahirkan dan membesarkan saya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada Adik-adikku tercinta Supardi Hasugian dan Herwinta Hasugian yang banyak memberikan semangat dan motivasi sejak awal perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberi kontribusi dalam upaya perbaikan kualitas pembelajaran.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………...........
HALAMAN PENGESAHAN …............................
ABSTRAK …………………………………........... i
KATA PENGANTAR ……………….................... ii
DAFTAR ISI ………………………………........... v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN ............... 1
A. Latar Belakang Masalah .......... 1
B. Identifikasi Masalah ................ 5
C. Batasan Masalah ................... 6
D. Rumusan Masalah .................. 6
E. Tujuan Penelian ..................... 6
F. Manfaat Penelitian ................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......... 8
A. Kerangka Teori ...................... 8
1. Metode Eksperimen .......... 8
2. Kelebihan Metode Eksperimen ...................... 13
3. Kekurangan Metode Eksperimen ..................... 13
4. Hakikat Pembelajaran IPA di SD ....................... 15
5. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ………......... 16
6. Materi Pembelajaran IPA di SD ........ 17
B. Kerangka Berpikir ................ 19
C. Hipotesis Tindakan ............... 19
BAB III METODE PENELITIAN .. 20
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
B. Jenis Penelitian ...................... 20
C. Subjek dan Objek Penelitian . 20
D. Operasional Variabel Penelitian ................. 21
E. Alat Pengumpulan Data .......... 21
F. Instrumen Penelitian ............... 22
G. Prosedur Penelitian Tindakan . 22
H. Desain Penelitian ..................... 25
I. Teknik Analisis Data ………………............ 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................... 30
A. Deskripsi Hasil Penelitian .... 30
1. Keadaan Siswa Sampel ………………. 30
2. Deskripsi Kemampuan Awal …………… 30
3. Deskripsi Hasil Siklus I ………… 33
4. Deskripsi Hasil Siklus II ………............ 40
B. Analisis Data ......................... 46
1. Analisis Deskripsi Kemampuan Awal Pre Test …………….. 46
2. Analisis Hasil Siklus I …………………. 47
3. Analisis Hasil Siklus II …………............ 48
4. Pembahasan ………………… 48
BAB V PENUTUP ............................ 54
A. Kesimpulan .............................. 54
B. Saran ......................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................ 56
LAMPIRAN .......................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………….
Surat Izin Penelitian dari Universitas ……...........
Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah ...........
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Hasil Pre test IPA Materi Metamorfosis Sempurna .…………. 30
Tabel 2 : Hasil Siklus I …………………........... 34
Tabel 3 : Hasil Observasi Pengajaran Siklus I ………………………….. 38
Tabel 4 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa
pada Saat Kegiatan Belajar Siklus II …………………………. 39
Tabel 5 : Hasil Siklus II ………………………………………………… 41
Tabel 6 : Hasil Observasi Pengajaran Siklus II ………………………… 44
Tabel 7 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa
pada Saat Kegiatan Belajar Siklus II …………………………. 45
Tabel 8 : Analisis Deskripsi Kemampuan Awal Pre test ………………. 46
Tabel 9 : Analisis Hasil Siklus I ………........... 47
Tabel 10 : Analisis Hasil Siklus II ……........... 48
Tabel 11 : Hasil Pre test, Siklus I, dan Siklus II ………………………. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Observasi Siswa Siklus I ………………………… 57
Lampiran 2. Lembar Observasi Siswa Siklus I ………………………… 58
Lampiran 3. Lembar Observasi Guru Siklus I …………………………. 59
Lampiran 4. Lembar Observasi Guru Siklus II ………………………… 60
RPP Pre Test …………………………………………………………… 61
RPP Siklus I ……………………………………………………………. 67
RPP Siklus II …………………………………………………………… 72
Lampiran 5. Soal Siklus I………………………………………………. 83
Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Siklus I …………………………….. 84
Lampiran 7. Soal Siklus II ……………........... 85
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Siklus II …………………………… 86
Lampiran 9. LKS ……………………………………………………… 87
Dokumentasi Penelitian ……………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadi-pribadi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan hidup, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan sehingga dapat melahirkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, guru mempunyai tugas dan peranan yang sangat penting. Tugas seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi lebih jauh dari itu yaitu turut mengambil bagian dalam upaya pembentukan pribadi moral anak didik agar menjadi manusia pembangunan sesuai dengan palsafah Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan nasional yang berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.
Dalam upaya mencapai tujuan Nasional seperti yang diharapkan di atas, Departemen Pendidikan Nasional menetapkan kebijakan untuk menyempurnakan Kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ).
Sekolah Dasar (SD) sejak tahun 2004/2005 telah menerapkan Kurikulum 2004 ( KBK ). Sesuai dengan tujuan kurikulum KBK itu, maka sekolah dan guru harus mengembangkan kurikulum tersebut agar apa yang diinginkannya dapat dicapai dengan cara yang efektif dan efisien. Salah satunya komponen pengembangan kurikulum yang sangaat penting adalah penetapan Strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tujuan pembelajaran pada masing-masing bidang studi
Strategi pembelajaran dirasakan sangat sesuai dengan kurikulum 2004 untuk bidang studi bahaasa Indonesia adalah Strategi Pembelajaran dengan sistem kebersamaan (Cooperative Learning). Dalam penerapannya dapat digunakan metode pengajaran yang bervariatif tetapi harus tetap dengan cara saling membagi tugas dan hasil untuk kepentingan bersama. Metode tersebut adalah metode eksprimen. Pembelajaran tidak hanya dibutuhkan strategi tetapi juga diperlukan media pengajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini penulis melakukan aksi penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menerapkan Strategi Pembelajaran eksprimen.
Jadi, tugas seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya agar mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Guru harus menguasai strategi atau berbagai kemampuan mengajar. Salah satu bagian dari pengembangan Pembelajaran eksperimen.
Dalam Undang-undang Dasar 45 tentang sistem pendidikan Nasional pada pasal 4 menegaskan bahwa pendidiakan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatann jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain hal tersebut, dalam PP No. 28 tahun 1990 pasal 3 disebutkan “pendidikan dasar bertujuan untukl memmebrikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkann peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah”
Guru sebagai salah satu komponen penting sekolah harus memiliki kemampuan profesional yang memadai agar mampu mencapai tujuan pendidikan Nasional. Guru tidak mungkin berarti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik (siswa), karena objek utama pengembangan adalah siswa, terutama sekali kemampuan profesional, keluasan dan kedalaman wawasan yang digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan. Guru harus kaya dengan inovasi kreatif dalam memilih strategi (metode) pembelajaran yang digunakan. Laporan perbaikan salah satu hal yang membantu dalam usaha meningkatkan kemampuan guru melakukan penelitian tindakan kelas.
Berangkat dari komponen-komponen yang dijabarkan di atas, maka salah satu yang menjadi persoalan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang sangat penting di dalam mempersiapkan murid untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari pembelajaran mata pelajaran tersebut menunjukkan tingkat penguasaan siswa yang sangat rendah. Berangkat dari hal-hal di atas, ada beberapa hal yang menjadi catatan, salah satu diantaranya adalah kenyataan di lapangan baik dari hasil observasi maupun kegiatan evaluasi yang dilakukan terhadap 32 siswa kelas IV SD Negeri 173497 Karontang pada semester II, tahun pelajaran 2015/2016 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, hasil yang diperoleh hanya 6 orang siswa tingkat penguasaan materi pelajaran memperoleh nilai di atas 70. Sedangkan sisanya rata-rata tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran di bawah 60.
Terhadap kenyataan tersebut di atas, tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja (terus menerus). Dalam hal ini, guru sebagai tenaga pengajar harus bertanggung jawab di dalam mengarahkan peserta didik agar mampu menguasai materi pelajaran serta keterampilan yang mendukung materi pelajaran tersebut. Salah satu di antara metode peningkatan tersebut, tentunya harus dikembalikan kepada tugas seorang guru yaitu melalui penelitian tindakan kelas.
Memperbaiki pembelajaran terutama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 173497 Karontang merupakan tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini. Jika dicermati secara seksama, akar permasalahan di atas adalah kurangnya kemampuan menguasai materi Ilmu Pengetahuan Alam. Karena itu, masalah utama yang perlu segera dicarikan pemecahannya adalah bagaimana meningkatkan aktivitas penguasaan materi oleh siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam agar terjadi interaksi positif dalam pembelajaran, yang sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan Metode Eksperimen. Melihat pentingnya penggunaan Metode Eksperimen ini dalam pembelajaran dan dari hasil pengamatan masih belum banyak diterapkan guru dalam proses belajar mengajar, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Metode Eksperimen pada siswa kelas IV SD Negeri 173497 Karontang tahun pelajaran 2015/2016.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Siswa SD Negeri 173497 Karontang kurang bergairah dalam pembelajaran/ kurang memperhatikan guru yang sedang menerangkan;
2. Rendahnya partisipasi dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung;
3. Kurangnya keberanian mengemukakan pendapat (mengancungkan tangan) termasuk tidak berani tampil di depan kelas;
4. Guru belum maksimal menggunakan media dan strategi pembelajaran yang bervariasi; dan
5. Guru membutuhkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kegairahan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis ingin membatasi masalah hanya pada upaya meningkatkan hasil belajar pada materi metamorfosis sempurna (IPA) dengan metode eksperimen di Kelas IV SD Negeri 173497 Karontang tahun pelajaran 2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah
“Apakah dengan menggunakan Metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam materi metamorfosis sempurna (IPA) di SD Negeri 173497 Karontang?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan Metode Eksperimen.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah sebagai berikut :
Bagi Siswa :
1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan strategi Diskusi;
2. Meningkatkan keberanian untuk tampil di muka kelas;
3. Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;
4. Meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam; dan
5. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Bagi guru :
1. Tersusunnya prosedur pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang benar--benar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa serta meningkatkan keberaniannya tampil di depan kelas;
2. Tersusunnya topik-topik. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang menarik, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang menantang kreativitas berpikir siswa.
Bagi Sekolah :
1. Akan meningkatkan kualitas lulusan;
2. Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dan
3. Meningkatkan grade sekolah.
Bagi Peneliti Lanjutan :
Sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian, khususnya menyangkut tentang penggunaan metode eksperimen.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Metode Eksperimen
Dalam kegiatan mengajar guru hendaknya dapat memilih dan terampil menggunakan metode yang cocok sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Penggunaan metode yang tepat sangat berpengaruh pada proses pembelajaran agar terjadi interaksi yang positif antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa akan terbina hubungan yang baik.
Menurut Syah (1995:20) yang mengatakan “metode adalah cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan mengumpulkan fakta-fakta dan konsep-konsep secara sistematis”.
Halimah (2008:57) “metode adalah suatu cara yang harus dipahami oleh seorang guru dalam menyampaikan suatu pesan pembelajaran kepada peserta didik”. Dengan kata lain, metode pembelajaran merupakan suatu cara proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan”.
Berdasarkan pendapat di atas metode adalah suatu cara yang digunakan guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menyenangkan dan mendukung kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
“Metode eksperimen adalah suatu metode mengajar digunakan guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proyek dari hasil percobaan itu” (http://pakguruonline.net/bukutua pakguru dasar kpdd.b12.html)
Menurut Rostiyah (2008:80) “ Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan sesuatu percobaan tentang suatu hal, mengamati suatu prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru”. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable dam memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata.
Mulyasa (2007:110) menjelaskan bahwa “metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik berkerja dengan benda-benda, bahan peralatan laboratorium baik secara perorangan maupun kelompok”.
Halimah (2008:79) “Metode eksprimen atau percobaan diartikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar dengan cara melibatkan peserta didik mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil suatu percobaan”. Kegiatan pembelajaran dengan cara eksperimen ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi terhadap materi ajar yang telah diajarkan guru, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik memperoleh pengalaman langsung, berfikir secara ilmiah dan rasional serta mendorong mereka untuk dapat mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuannya di masa-masa mendatang.
Berdasarkan pendapat di atas metode eksperimen adalah cara menyajikan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, dan siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri suatu objek keadaan atau proses sesuatu.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
(b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
(c) Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
(e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.
(f) Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya tidak ada.
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
(a)Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
(b)Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
(c)Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
(d)Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
(1)Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi IPA yang akan dipelajari.
(2)Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
(3)Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
(4)Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5)Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
(6)Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
2. Kelebihan Metode Eksperimen
(a)Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
(b)Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Kekurangan Metode eksperimen
(a)Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
(b)Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
(d)Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Eksperimen
Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen:
1) Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen.
2) Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.
3) Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan.
4) Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia membanding-bandingkan hasilnya dengan eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan (Sagala, 2005:221).
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a)Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
(b)Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
(c)Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
(e)Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
4. Hakikat Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.
Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004: 4).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
5. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
1)Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,teknologi dan masyarakat.
2)Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4)Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain.
6)Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40)
6. Materi Pembelajaran IPA SD
Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna adalah adanya bentuk tubuh yang berbeda pada setiap fase metamorfosis, seperti pada kupu-kupu dan katak.
Daur Hidup Kupu-kupu
Tampak bahwa bentuk tubuh setiap fase metamorfosis kupu-kupu berbeda-beda. Fase metamorfosis kupu-kupu terdiri atas telur – ulat (larva) – kepompong (pupa) – kupu-kupu (dewasa).
Kupu-kupu betina yang sudah dewasa akan bertelur, biasanya di daun. Telur kemudian menetas menjadi ulat. Setelah menjalani hidup dalam kurun waktu tertentu, ulat membuat kepompong dari liurnya. Pada tahap kepompong, ulat tidak makan dan mengalami perubahan. Setelah beberapa hari, ulat di dalam kepompong berubah menjadi kupu-kupu yang siap terbang. Kupu-kupu betina dewasa kemudian bertelur setelah dibuahi kupu-kupu jantan, daur hidup berulang kembali.
Daur Hidup Katak
Katak melalui masa kawin dan bertelur di air. Telur katak menetas menjadi kecebong (berudu). Karena hidup di air, kecebong bernapas dengan insang. Dalam pertumbuhannya, pada kecebong tumbuh sepasang kaki belakang terlebih dahulu dan disusul sepasang kaki depan.
Saat kecebong telah mempunyai empat kaki, insangnya digantikan oleh paru-paru. Kecebong berkaki empat tersebut kemudian hidup di darat.
Kecebong berkaki empat mengalami perubahan bentuk menjadi katak muda yang berekor. Semakin lama, ekor tersebut mengecil dan hilang. Pada akhirnya, katak tersebut tumbuh menjadi dewasa melangsungkan perkawinan di air, menghasilkan telur, dan daur hidup berulang kembali.
B. Kerangka Berpikir
Keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran sangat dipengaruhi oleh adanya hasrat/keinginan siswa dalam belajar, serta usaha guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Hasrat/keinginan belajar siswa tersebut dapat dibangkitkan guru dengan cara memilih strategi mengajar dengan menggunakan variasi metode yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Metode Eksperimen merupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan kreatifitas dan aktifitas siswa dalam belajar. Dengan melakukan eksperimen siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objeknya yang dilihatanya, serta siswa dapat berperan aktif dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan, seperti mengamati, mencacat, mengadakan wawancara/tanya jawab, serta membuat suatu kesimpulan dari objek yang diamatinya.
Dengan demikian penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA tentang metamofosis sempurna diharapkan dapat membangkitkan hasil belajar dan efektif dalam belajar. Setelah selesainya proses pembelajaran, diadakan suatu tes/evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut dan juga untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Dengan diterapkannya metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan pokok bahasan metamorfosis sempurna di kelas IV SD Negeri 173497 Karontang Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan“.
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 173497 Karontang Kecamatan Tarabintang Tahun Pembelajaran 2015/2016 yang berlokasi di Desa Sitanduk dan pelaksanaannya pada semester I waktu penelitian di lakukan selama 2 bulan (mulai kegiatan persiapan sampai pelaksanaan penelitian)
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode eksperimen sebagai sasaran utama. Dimana penelitian ini berupa memaparkan upaya meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan metamorfosis sempurna kelas IV di SD Negeri 173497 Karontang Kecamatan Tarabintang. Peneliti dalam hal ini adalah sebagai instrumen kunci,pengambilan sumber data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.
C .Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 173497 Karontang Kecamatan Tarabintang tahun pembelajaran 2015/2016 sebanyak 32 orang siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitiannya adalah penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA. Penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang diteliti.
Operasional Variabel Penelitian
Pemahaman siswa adalah kemampuan siswa menguasai materi pelajaran IPA khususnya materi metamorfosis sempurna sehingga dapat diaplikasikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Metode Eksperimen dalam penelitian ini adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan cara menyuruh siswa melakukan, mengamati, dan mengkomunikasikan secara lisan dan tulisan terkait materi metamorfosis sempurna.
Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian adalah tes dan observasi.
Tes
Tes adalah alat untuk memperoleh sejauh mana kemampuan siswa dan melihat tingkat keberhasilan siswa dari suatu materi ajar yang disampaikan. Dalam penelitian ini terbagi atas tes awal (pre-tes) dan tes akhir (post-test) yang berupa objek tes (isian)
Observasi
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan pengajaran yang dilakukan dari awal tindakan sampai berakhirnya pelaksanaan tindakan. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Lembar pengamatan (observasi)
Lembaran ini digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran.
Ulangan harian (formatif)
Ulangan harian dilakukan pada setiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui apakah perubahan hasil belajar siswa.
Prosedur Penelitian Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian ini memiliki beberapa tahapan pelaksanaan tindakan berupa siklus-siklus yaitu perencanaan ,tindakan, observasi dan refleksi.prosedur dalam penelitian ini direncanakan dua siklus. Adapun tahapannya adalah :
a. SIKLUS I
1) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaboratif mengadakan kegiatan sebagai berikut :
(a)Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi perubahan metamorfosis sempurna.
(b) Membuat lembar observasi, guru mengamati proses pembelajaran.
(c) Membuat lembar observasi, guru mengamati pembelajaran siswa.
(d)Mempersiapkan materi ajar dengan materi pokok metamorfosis sempurna, mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
(e) Mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman, nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.
(f) Menyusun alat evaluasi, untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam setiap siklus dengan diterapkannya metode eksperimen.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan, adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu :
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Guru memberikn LKS kepada masing-masing siswa.
Guru meminta siswa melakukan pengamatan , menganalisis, mengkaji, untuk menjawab soal yang ada di lembar kerja siswa (LKS).
Guru membimbing siswa selama proses eksperimen.
Guru memberikan kesimpulan bersama dengan siswa.
Guru menjelaskan secara singkat tentang materi metamorfosis sempurna serta memperbaiki kesalahan-kesalahan dari hasil eksperimen.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran.
3) Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan untuk melihat aktivitas siswa saat melakukan kegiatan eksperimen selama proses belajar mengajar berlangsung, dengan menggunakan format lembar observasi yang telah disiapkan.
4) Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat perkembangan pelaksanaan membuat kesimpulan, serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran IPA Metamorfosis Sempurna untuk kemudian diperbaiki pada siklus II.
Setelah siklus I dilakukan belum mendapat hasil yang maksimal. Maka dalam hal ini dilakukan siklus II dengan tahapan yang sama sebagai berikut :
SIKLUS II
1)Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II merupakan tahap refleksi dari siklus I. Pada tahap ini peneliti dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang kurang berhasil dalam belajar dan memfokuskan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I.
Dari hasil evaluasi dan analisis yang dilakukan pada tindakan pertama dengan menemukan alternatif permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu :
Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran baru sesuai dengan permasalahan yang muncul pada siklus I dengan materi metamorfosis sempurna setelah dilakukan diagnosa tentang kemampuan siswa.
Sebelum masuk materi baru terlebih dahulu membahas soal mengenai tes pada siklus I sehingga siswa semakin mengerti dalam menyelesaikan soal.
Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk lebih teliti dan semangat lagi untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.
2)Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini berusaha sebaik mungkin memberikan pengarahan dan bimbingannnya kepada siswa. Tahap ini memfokuskan kepada pengembangan daya nalar siswa untuk menemukan sendiri. Hasil yang diharapkan yaitu agar seluruh materi yang diajarkan kepada siswa dapat dipahami siswa dan benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berikut pelaksanaan pada siklus II :
Membahas materi yang dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa kurang memahami konsep materi tersebut semakin mengerti.
Menjelaskan tahap-tahap penggunaan alat eksperimen pada materi metamorfosis sempurna, sehingga siswa yang kurang memahami materi diatasi dengan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal yang masih belum dipahami oleh siswa.
Memberikan contoh alat-alat eksperimen sesuai dengan tahap-tahap penggunaan alat eksperimen.
Peneliti mengarahkan siswa yang tidak termotivasi untuk mempraktekkan cara penggunaan alat peraga dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Memotivasi siswa agar selalu aktif dalam memperhatikan metamorfosis sempurna melalui alat dan bahan eksperimen.
Memberikan pengarahan kepada siswa yang masih kurang memahami materi metamorfosis sempurna dengan alat dan bahan ekperimen.
Memantau aktivitas siswa selama melakukan eksperimen.
3) Tahap Observasi
Seperti siklus I, tahap observasi dilakukan bersama dengan saat tindakan dilakukan, observasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keaktifan siswa. Sehingga dapat dilihat perubahan hasil nilai yang dialami siswa dalam menggunakan metode eksperimen.
4) Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, pada akhirnya ditemukan kelemahan dan kekurangan tersebut pada siklus II sudah berkurang.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian model Kemmis dan Mc. Metaggart (dalam Rosmala Dewi, 2010:122). Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, yakni siklus I dan siklus II, yang terdiri dari empat komponen, yaitu: 1. Perencanaan (planning), 2. Tindakan (acting), 3. Pengamatan (observing) dan 4. Refleks (reflect)/evaluasi.
Gambar 3.1 Skema PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar siswa dengan soal yang berbentuk isian yang dimana jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan untuk jawaban salah diberi skor o (nol). (Sudijono, 2009:318) dengan rumus :
Nilai =(Skor Mentah)/(Jumlah Item) x 100
Kriteria nilai ketuntasan belajar
N ≥ 60 tuntas
N ˂ belum tuntas
Untuk mengetahui persen siswa yang sudah tuntas belajar secara klasikal digunakan rumus :
PKK =P/N×100 %
PKK = Persen Keberhasilan Klasikal
P = Banyak siswa ketuntasan > 60
N = Banyak siswa
Aqib (2008 :41-42) analisis data dilakukan dengan mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan dengan menggunakan persentase sebagai berikut :
P = F/n×100%
P = angka prestasi
F = jumlah siswa yang mengalami perubahan
n = jumlah seluruh siswa
Kategori Penilaian :
90% - 100% = Baik sekali
80% - 89% = Baik
65% - 79% = Cukup
55% - 64% = Kurang
0% - 54% = Sangat kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian
1.Keadaan Siswa Sampel
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 173497 Karontang dengan jumlah siswa 32 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 19 Perempuan dengan keadaan sekolah yang rapi dan bersih, lantainya semen, asbesnya triplek dan juga halaman sekolah yang luas.
2.Deskripsi Kemampuan Awal (Pre Test)
Sebelum perencanaan tindakan siklus I terlebih dahulu diberikan pre test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi metamorfosis sempurna, dari test awal diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Pre Test IPA Materi Metamorfosis Sempurna
No Nama Siswa Skor Nilai Keterangan
Belum Tuntas Tuntas
1. Alek Siman 6 60 Tuntas
2. Darma Wanita Hasugian 4 40 Belum Tuntas
3. Daulat Rotua Tumanggor 4 40 Belum Tuntas
4. Desi Ratnawanasari .P 4 40 Belum Tuntas
5. Doli Kasea Mungkur 6 60 Tuntas
6. Dorgison Hasugian 3 30 Belum Tuntas
7. Eka Steven .C Sianturi 4 40 Belum Tuntas
8. Enimardawanita .T 6 60 Tuntas
9. Friska Hasugian 3 30 Belum Tuntas
10. Hendra Siringoringo 3 30 Belum Tuntas
11. Hudammir Marbun 6 60 Tuntas
12. Imron Marbun 6 60 Tuntas
13. Jumanton Nahampun 3 30 Belum Tuntas
14. Makdalena W. S 7 70 Tuntas
15. Marsihohot Siringoringo 7 70 Tuntas
16. Martinus Ndraha 5 50 Belum Tuntas
17. Mesrawati Hasugian 5 50 Belum Tuntas
18. Naomi Tumanggor 3 30 Belum Tuntas
19. Natalia Tumanggor 3 30 Belum Tuntas
20. Nuriensi Nahampun 4 40 Belum Tuntas
21. Nursalinda Marbun 3 30 Belum Tuntas
22. Riski Warsito Marbun 5 50 Belum Tuntas
23. Rizkij .J.G Sirait 3 30 Belum Tuntas
24. Rohinna Mungkur 6 60 Tuntas
25. Rosmiana Sihotang 3 30 Belum Tuntas
26. Rona Sry .H Doloksaribu 5 50 Belum Tuntas
27. Roya Dui Tumanggor 7 70 Tuntas
28. Sangap .M Tumanggor 7 70 Tuntas
29. Santriana Barutu 7 70 Tuntas
30. Sartika .D.N Siringoringo 7 70 Tuntas
31. Seperli Maria Tumanggor 4 40 Belum Tuntas
32. Winda Marbun 4 40 Belum Tuntas
Jumlah 1530
Rata-rata 47.81
Jumlah Siswa yang Tuntas 12 37.5 %
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 20 62.5 %
Berdasarkan tabel diatas pada tes awal diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa 47,81 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30, siswa yang tuntas 12 orang dan siswa yang belum tuntas 20 orang. Dengan diagram pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.2. Diagram Rata-rata, Tuntas, dan Tidak Tuntas pada Pre test
3.Deskripsi Hasil Siklus I
a. Perencanaan
Selanjutnya setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, peneliti merancang suatu alternative pemecahan masalah bagi siswa kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah :
Membuat RPP dengan materi pelajaran metamorfosis sempurna.
Guru mengamati proses pembelajaran.
Mempersiapkan materi ajar, bahan ajar sesuai dengan materi metamorfosis sempurna dengan menggunakan metode eksperimen.
Pembagian kelompok menjadi 8 kelompok dari 32 orang.
Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada akhir pelajaran.
b.Pelaksanaan
Peneliti membuka pelajaran dengan membuka salam, kemudian mengatur cara duduk siswa agar siap mengikuti pelajaran. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi penjelasan tentang prosedur metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dibagi dalam 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam satu kelompok, kemudian di bagikan alat dan bahan pembelajaran. Peneliti menjelaskan materi metamorfosis sempurna kemudian memberikan contoh daur hidup kupu-kupu. Selanjutnya diberikan LKS yang telah disusun peneliti kepada setiap kelompok untuk di diskusikan bersama-sama. Peneliti membimbing siswa selama proses ekperimen, dan mengerjakan LKS. Kemudian peneliti menyuruh salah satu dari kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran. Diakhir pertemuan siklus I peneliti member tes hasil belajar sebagai evaluasi terhadap siswa. Berdasarkan hasil PTK siklus I diperoleh hasil belajar siswa yang dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Siklus I
No Nama Siswa Skor Nilai Siklus I Keterangan
1 Alek Siman 7 70 Tuntas
2 Darma Wanita Hasugian 5 50 Tidak Tuntas
3 Daulat Rotua Tumanggor 5 50 Tidak Tuntas
4 Desi Ratnawanasari Pasaribu 5 50 Tidak Tuntas
5 Doli Kasea Mungkur 7 70 Tuntas
6 Dorgison Hasugian 4 40 Tidak Tuntas
7 Eka Steven Christian Sianturi 5 50 Tidak Tuntas
8 Enimardawanita Tumanggor 7 70 Tuntas
9 Friska Hasugian 4 40 Tidak Tuntas
10 Hendra Siringoringo 4 40 Tidak Tuntas
11 Hudammir Marbun 7 70 Tuntas
12 Imron Marbun 7 70 Tuntas
13 Jumanton Nahampun 4 40 Tidak Tuntas
14 Makdalena Wulan Suryani 8 80 Tuntas
15 Marsihohot Siringoringo 8 80 Tuntas
16 Martinus Ndraha 6 60 Tuntas
17 Mesrawati Hasugian 6 60 Tuntas
18 Naomi Tumanggor 4 40 Tidak Tuntas
19 Natalia Tumanggor 4 40 Tidak Tuntas
20 Nuriensi Nahampun 5 50 Tidak Tuntas
21 Nursalinda Marbun 4 40 Tidak Tuntas
22 Riski Warsito Marbun 6 60 Tuntas
23 Rizkij Jems Gerryadi Sirait 4 40 Tidak Tuntas
24 Rohinna Mungkur 7 70 Tuntas
25 Rosmiana Sihotang 4 40 Tidak Tuntas
26 Rona Sry Hartina .D 6 60 Tuntas
27 Roya Dui Tumanggor 8 80 Tuntas
28 Sangap Marganda .T 8 80 Tuntas
29 Santriana Barutu 8 80 Tuntas
30 Sartika Dian Nova .S 8 80 Tuntas
31 Seperli Maria Tumanggor 5 50 Tidak Tuntas
32 Winda Marbun 5 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1850
Rata-rata 57.81
Jumlah Siswa Yang Tuntas 16
Jlh Siswa yang belum tuntas 16
Berdasarkan deskripsi hasil PTK siklus I di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai secara klasikal, bahwa nilai rata-rata belajar siswa adalah 57,81, siswa yang tuntas sebanyak 16 orang dan yang belum tuntas 16 orang. Namun demikian tingkat ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai tujuan yang diharapkan, kemudian pembelajaran dilakukan kembali dengan memperbaiki strategi yang efektif.
Gambar 3.3 : Diagram Rata-rata, Tuntas, dan Tidak Tuntas pada Siklus I
c.Pengamatan
Pada waktu melakukan pengamatan, peneliti meminta bantuan kepada Ibu Netty Marbun (Guru Kelas) untuk mengamati peneliti selama melangsungkan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap pembelajaran sains. Berikut disajikan hasil pengamatan pada siklus I.
Tabel 3. Hasil Observasi Pengajaran Siklus I
Aspek
Indikator Diskriptor
1 2 3 4
Membuka Pelajaran Menarik perhatian siswa
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Membagi dan menyusun kelompok √
√
√
Penggunaan waktu dan strategi pembelajaran Menyediakan sumber belajar dan alat-alat bantu pelajaran yang diperoleh
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran terurut
Mendemonstrasikan alat peraga di depan kelas √
√
√
Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Upaya guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
Mengamati kegiatan siswa dalam menggunakan alat peraga dan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada siswa √
√
Komunikasi dengan siswa Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan tepat
Member respon atas pertanyaan siswa
Mengembangkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat √
√
√
Menutup pelajaran Merangkum isi pelajaran √
Jumlah 3 8 1
Dari tabel di atas dapat diketahui persentase hasil pengamatan sebagai berikut P=34/48 x100%=70,83% dan kategori penilaian adalah cukup. Dengan demikian peneliti sudah melakukan 70,83% dari seluruh indikator yang harus dilaksanakan dengan baik.
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Saat Kegiatan Belajar Siklus I
Aspek Indikator Nilai
1 2 3 4
Tekun menghadapi tugas Melakukan kegiatan belajar terus menerus
Memberikan perhatian dan konsentrasi
Niat yang tinggi untuk mengerjakan tugas
Memahami materi yang dijelaskan dengan baik √
√
√
√
Ulet menghadapi kesulitan Melakukan kegiatan belajar tanpa paksaan
Tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang dicapainya
Mendapatkan nilai yang baik
Berusaha menyelesaikan tugas-tugas
Bekerja sendiri dalam mengerjakan tugas √
√
√
√
√
Senang mencari dan memecahkan soal-soal Memiliki sifat yang aktif dalam pembelajaran
Aktif bertanya dan menjawab soal
Kerjasama siswa dalam kelompok √
√
√
Jumlah 2 6 4
Sesuai dengan tabel di atas data observasi maka persentase hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar adalah
P = 38/48 x100% = 79,16% dan kategori penilaian adalah cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung 79,16% aktivitas siswa sudah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian perlu dilakukan beberapa perbaikan pada bagian-bagian yang dianggap masih kurang baik.
d. Refleksi
berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan pada siklus I maka peneliti melakukan releksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus I yang hasilnya :
Pada siklus I tingkar persentase ketuntasan klasikal siswa masih rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan melaksanakan siklus II.
Pada siklus I peneliti belum mencapai tujuan yang di inginkan dalam pembelajaran.
Pada siklus I siswa yang aktif untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya masih tergolong sedikit.
4.Deskripsi Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Alternatif pemecahan masalah yang dirancang pada siklus II adalah :
Menyusun RPP dan membuat soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran berlansung.
Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
Peneliti kembali membagi kelompok belajar dalam satu kelompok terdiri dari 4 orang.
Peneliti bersama-sama dengan siswa akan melakukan eksperimen mengenai metamorfosis sempurna,
b.Pelaksanaan
Peneliti kembali melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen di kelas, dengan harapan adanya peningkatan hasil belajar siswa mengenai materi metamorfosis sempurna. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus I, kemudian membagi kelompok yang telah ditentukan peneliti. Selanjutnya untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, peneliti kembali mengajak satu kelompok maju untuk mendemonstrasikan hasil diskusinya tentang metamorfosis sempurna. Peneliti meminta dari kelompok yang lain untuk diperwakilkan untuk memberikan komentar hasil yang disampaikan temannya di depan kelas.
Diakhir pertemuan siklus II peneliti member tes hasil belajar sebagai evaluasi terhadap siswa. Hasil perolehan nilai siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Siklus II
No Nama Siswa Skor Nilai Siklus I Keterangan
1 Alek Siman 8 90 Tuntas
2 Darma Wanita Hasugian 6 60 Tuntas
3 Daulat Rotua Tumanggor 6 60 Tuntas
4 Desi Ratnawanasari Pasaribu 6 60 Tuntas
5 Doli Kasea Mungkur 8 80 Tuntas
6 Dorgison Hasugian 5 50 Tidak Tuntas
7 Eka Steven Christian Sianturi 6 60 Tuntas
8 Enimardawanita Tumanggor 8 80 Tuntas
9 Friska Hasugian 5 50 Tidak Tuntas
10 Hendra Siringoringo 6 60 Tuntas
11 Hudammir Marbun 8 80 Tuntas
12 Imron Marbun 8 80 Tuntas
13 Jumanton Nahampun 5 50 Tidak Tuntas
14 Makdalena Wulan Suryani .T 9 90 Tuntas
15 Marsihohot Siringoringo 9 90 Tuntas
16 Martinus Ndraha 7 70 Tuntas
17 Mesrawati Hasugian 6 60 Tuntas
18 Naomi Tumanggor 6 60 Tuntas
19 Natalia Tumanggor 6 60 Tuntas
20 Nuriensi Nahampun 6 60 Tuntas
21 Nursalinda Marbun 5 50 Tidak Tuntas
22 Riski Warsito Marbun 7 70 Tuntas
23 Rizkij Jems Gerryadi Sirait 5 50 Tuntas
24 Rohinna Mungkur 8 80 Tuntas
25 Rosmiana Sihotang 5 50 Tidak Tuntas
26 Rona Sry Hartina .D 7 70 Tuntas
27 Roya Dui Tumanggor 9 90 Tuntas
28 Sangap Marganda .T 9 90 Tuntas
29 Santriana Barutu 8 80 Tuntas
30 Sartika Dian Nova .S 8 80 Tuntas
31 Seperli Maria Tumanggor 6 60 Tuntas
32 Winda Marbun 6 60 Tuntas
Jumlah 2180
Rata-rata 68.13
Jumlah Siswa Yang Tuntas 27
Jumlah Siswa yang belum tuntas 5
Berdasarkan tabel 5 deskripsi hasil PTK siklus II di atas peneliti menyimpulkan adanya peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal. Diketahui bahwa nilai rata-rata belajar siswa adalah 68,13 siswa yang tuntas 27 orang dan yang tidak tuntas 5 orang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi metamorfosis dengan penerapan metode eksperimen.
Gambar 3.4: Diagram Rata-rata, Tuntas, dan Tidak Tuntas pada Siklus II
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan siklus II dengan bantuan guru dan teman untuk mengamati peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan berjalan dengan baik, maka peneliti sudah melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen pada materi metamorfosis sempurna dan telah mencapai dari seluruh indikator.
Tabel 6. Hasil Observasi Pengajaran Siklus II
Aspek
Indikator Diskriptor
1 2 3 4
Membuka Pelajaran Menarik perhatian siswa
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Membagi dan menyusun kelompok √
√
√
Penggunaan waktu dan strategi pembelajaran Menyediakan sumber belajar dan alat-alat bantu pelajaran yang diperoleh
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran terurut
Mendemonstrasikan alat peraga di depan kelas √
√
√
Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Upaya guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
Mengamati kegiatan siswa dalam menggunakan alat peraga dan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada siswa √
√
Komunikasi dengan siswa Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan tepat
Member respon atas pertanyaan siswa
Mengembangkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat √
√
√
Menutup pelajaran Merangkum isi pelajaran √
Jumlah 5 7
Dari tabel di atas dapat diketahui persentase hasil pengamatan sebagai berikut : P =43/48 x 100 %=89,58 % dan kategori penilaian adalah baik. Dengan demikian peneliti sudah melakukan 89,58 % dari seluruh indikator.
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Saat Kegiatan Belajar Siklus II
Aspek Indikator Nilai
1 2 3 4
Tekun menghadapi tugas Melakukan kegiatan belajar terus menerus
Memberikan perhatian dan konsentrasi
Niat yang tinggi untuk mengerjakan tugas
Memahami materi yang dijelaskan dengan baik √
√
√
√
Ulet menghadapi kesulitan Melakukan kegiatan belajar tanpa paksaan
Tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang dicapainya
Mendapatkan nilai yang baik
Berusaha menyelesaikan tugas-tugas
Bekerja sendiri dalam mengerjakan tugas √
√
√
√
√
Senang mencari dan memecahkan soal-soal Memiliki sifat yang aktif dalam pembelajaran
Aktif bertanya dan menjawab soal
Kerjasama siswa dalam kelompok √
√
√
Jumlah 4 8
Sesuai dengan tabel di atas data observasi maka persentase hasil pengamatan aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar adalah P = 44/48 x 100%=91,66% dan kategori penilaian adalah baik sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung 91,66% aktivitas siswa sudah berjalan dengan baik sekali sesuai dengan yang diharapkan.
d.Refleksi
Berdasarkan hasil pelakaanaan dan pengamatan siklus II, maka diperoleh hasil bahwa
Persentase ketuntasan klasikal semakin meningkat 84, 38 %
Peneliti sudah menerapkan metode eksperimen dengan baik sesuai dengan tahap-tahapannya.
Aktivitas siswa semakin meningkat, terlihat dari aktifnya siswa dalam kerja kelompok.
Analisis Data
Analisis Deskripsi Kemampuan Awal Pre Test
Berdasarkan analisis data pata tabel 4.1 deskripsi kemampuan awal pre test dapat dijelaskan pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8. Analisis Deskripsi Kemampuan Awal Pre test
No Kategori Tuntas Keterangan F %
1 ≥ Nilai 60 Tuntas 12 37,5
2 ≤ Nilai 60 Tidak Tuntas 20 62,5
Dari analisis data di atas diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas. Siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa (37,5 %) dan yang belum tuntas 20 siswa (62,5 %). Dengan ini dapat diketahui persentase ketuntasan klasikal yaitu :
PKK=12/20 X100 %=37,5 % dan persentase yang belum tuntas yaitu∶
20/32 X100 %=62,5 %
Dari hasil tingkat ketuntasan belajar secara klasikal masih rendah, maka selanjutnya dilakukan perbaikan dengan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi metamorfosis sempurna.
Analisis Hasil Siklus I
Tabel 9. Analisis Hasil Siklus I
No Kategori Tuntas Keterangan F %
1 ≥ Nilai 60 Tuntas 16 50
2 ≤ Nilai 60 Tidak Tuntas 16 50
Berdasarkan data tabel 9 di atas dapat dijelaskan bahwa 16 siswa (50 %) dinyatakan tuntas, dan sebanyak 16 siswa (50 %) dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran sains pokok bahasan metamorfosis sempurna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan PTK siklus I dengan penerapan metode eksperimen pada materi metamorfosis sempurna menunjukkan hasil belajar siswa yang lebih baik daripada tanpa PTK.
Analisis Hasil Siklus II
Tabel 10. Analisis Hasil Siklus II
No Kategori Tuntas Keterangan F %
1 ≥ Nilai 60 Tuntas 27 84,38
2 ≤ Nilai 60 Tidak Tuntas 5 15,62
Berdasarkan data tabel 10 analisis hasil PTK Siklus II di atas bahwa peneitian telah menerapkan metode eksperimen dengan baik. Diketahui bahwa nilai rata-rata belajar siswa adalah 68,13 dimana siswa yang tuntas sebanyak 27 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 5 orang. Dengan demikian diketahui persentase ketuntasan klasikal yaitu :
PKK=27/32 X100 % =84,38 % dan persentase yang tidak tuntas yaitu∶
5/32 X100 % =15,62 %
Berdasarkan data tabel 10 analisis PTK Siklus II di atas bahwa penelitian telah menerapkan metode eksperimen.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pre test, hasil siklus I dan hasil siklus II dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 11. Hasil Pre test, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Pre Test Nilai Siklus I Nilai Siklus II
1 Alek Siman 60 70 90
2 Darma Wanita Hasugian 40 50 60
3 Daulat Rotua Tumanggor 40 50 60
4 Desi Ratnawanasari Pasaribu 40 50 60
5 Doli Kasea Mungkur 60 70 80
6 Dorgison Hasugian 30 40 50
7 Eka Steven Christian Sianturi 40 50 60
8 Enimardawanita Tumanggor 60 70 80
9 Friska Hasugian 30 40 50
10 Hendra Siringoringo 30 40 50
11 Hudammir Marbun 60 70 80
12 Imron Marbun 60 70 80
13 Jumanton Nahampun 30 40 50
14 Makdalena Wulan Suryani .T 70 80 90
15 Marsihohot Siringoringo 70 80 90
16 Martinus Ndraha 50 60 70
17 Mesrawati Hasugian 50 60 70
18 Naomi Tumanggor 30 40 50
19 Natalia Tumanggor 30 40 50
20 Nuriensi Nahampun 40 50 60
21 Nursalinda Marbun 30 40 50
22 Riski Warsito Marbun 50 60 70
23 Rizkij Jems Gerryadi Sirait 30 40 50
24 Rohinna Mungkur 60 70 80
25 Rosmiana Sihotang 30 40 50
26 Rona Sry Hartina Doloksaribu 50 60 70
27 Roya Dui Tumanggor 70 80 90
28 Sangap Marganda Tumanggor 70 80 80
29 Santriana Barutu 70 80 90
30 Sartika Dian Nova .S 70 80 90
31 Seperli Maria Tumanggor 40 50 60
32 Winda Marbun 40 50 60
Jumlah 1530 1850 2180
Nilai Tertinggi 70 80 90
Nilai Terendah 30 40 50
Nilai Rata-rata 47,81 57,81 68,13
Berdasarkan tabel 11 di atas hasil siswa dinyatakan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30 dengan nilai rata-rata 47,81. Bila dibandingkan dengan pada tabel 1 maka dapat disimpulkan bahwa nilai pre test hanya 12 orang siswa (37,5 %) dengan nilai kategori tuntas dan sebagian besar lainnya siswa ada 20 orang (62,5 %) tidak tuntas.
Dilihat dari hasil PTK pada siklus I dinyatakan, bahwa nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40 rata-rata siswa pada pelajaran sains pokok bahasan metamorfosis sempurna adalah 57,81 dan bila dibandingkan dengan tabel 2 di atas maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa setelah dilakukan PTK Siklus I ternyata ada 16 orang siswa (50 %) sudah tergolong dalam kategori tuntas dan ada 16 orang siswa (50 %) masih tergolong tidak tuntas. Jika hasil pembelajaran sains pokok bahasan metamorfosis sempurna sebelum dilakukan PTK siklus I maka akan dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan belajar siswa pada mata pelajaran sains.pokok bahasan metamorfosis sempurna antara belum dan sesudah di lakukan PTK.
Setelah dilakukan PTK siklus II ternyata ada pengaruh PTK di dalam pembelajaran sains pokok bahasan metamorfosis sempurna terhadap belajar siswa.
Pembahasan yang berkaitan tentang pelaksanaan PTK yaitu penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pada materi sains pokok bahasan metamorfosis sempurna pada siswa kelas IV SD Negeri 173497 Karontang 2015/2016.
Gambar 3.5 : Diagram peningkatan rata-rata, ketuntasan, belum tuntas, persen tuntas, persen belum tuntas, hasil belajar siswa tes awal siklus I, Siklus II
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa banyak nilai rata-rata, jumlah nilai tuntas tidak tuntas , persen klasikal yang mengalami tuntas dan tidak tuntas dari tes awal, siklus I dan siklus II. Adapun peningkatannya adalah pada saat tes awal nilai rata-rata 47,81 dengan 12 siswa yang tuntas (37,5%) dan 20 siswa yang tidak tuntas (62,5%) dari keseluruhan siswa. Setelah dilakukan tindakan menggunakan metode eksperimen nilai rata-rata meningkat 10 dari nilai awal menjadi 57,81 pada siklus I dengan 16 siswa yang tuntas (50%) setelah dilakukan perbaikan pada siklus II nilai rata-rata di kelas meningkat 10,32 dari siklus I menjadi 68,13 pada siklus II dengan jumlah siswa tuntas 27 orang (84,38%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas 5 orang (15,62%).
Berdasarkan nilai di atas terbukti bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran sains dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 173497 Karontang tahun ajaran 2015/2016.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pre test sebelum dilakukan siklus I nilai rata-rata 47,81 dan setelah dilakukan analisis data menyatakan 37,5% siswa tuntas dan 62,5% siswa tidak tuntas.
2. Berdasarkan hasil penelitian siklus I dinyatakan nilai rata-rata 57,81 dan dari data analisis siklus menyatakan 50% siswa tuntas dan 50% siswa tidak tuntas. Dalam hal ini setelah dilakukan PTK siklus I ada peningkatan hasil belajar siswa.
3. Berdasarkan hasil PTK siklus II dinyatakan nilai rata-rata 68,13 dan dari analisis data 84,4% siswa tuntas dan 15,6% siswa dinyatakan lulus.
4. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini dijelaskan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan PTK siklus I yaitu dari 12 orang yang tuntas menjadi 16 orang. Dan setelah dilakukan PTK siklus II juga terjadi perbedaan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II yaitu dari 16 orang (50%) siswa yang tuntas menjadi 27 orang (84,4%) yang tuntas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan PTK tentang penerapan metode eksperimen sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada guru dihimbau agar dapat mengajarkan materi sains hendaknya menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran, karena penggunaan metode eksperimen siswa terlatih dan terampil menggunakan media sehingga proses pembelajaran akan mengasyikkan dan menyenangkan bagi siswa.
2. Kepada kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan tentang keterampilan menggunakan strategi pembelajaran sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
3. Kepada siswa diharapkan lebih membangun interaksi dan kerja sama yang baik kepada siswa-siswa lain dengan menerapkan metode eksperimen.
4. Pada peneliti selanjutnya yang diinginkan melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilakukan dengan memperbaiki tahapan dari metode ini atau mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran lain sehingga mendapatkan hasil yang baik.
5. Sekolah sebaiknya menyediakan peralatan pendukung untuk melakukan eksperimen dalam pembelajaran IPA.
6. Alokasi waktu untuk pembelajaran IPA ditambah agar tercapai tujuan pembelajaran.
Download/unduh selengkapnya jurnal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen ni dalam word, silahkan klik di sini.
Pengirim : Koleksin Hasugian, Guru di SD Negeri 173497 Karontang Kec. Tarabintang Kab. Humbang Hasudutan Prov. Sumatera Utara.
Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS, info lebih lanjut silahkan klik di sini.
0 Response to "Penelitian Tindakan Kelas Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Oleh Koleksin Hasugian, Guru di SD Negeri 173497 Karontang"
Post a Comment