Salamedukasi.com, Publikasikaryatulis - Globalisasi
ternyata terjadi tidak hanya di era modern saja. Menurut catatan sejarah,
proses mendunia terutama pada manusia, telah terjadi dari awal peradaban
manusia. Sekitar tahun 60.000 hingga 50.000 SM, diketahui
bahwa manusia purba melakukan pergerakan dari Afrika Tengah ke Afrika Selatan.
Sebelum akhirnya, di tahun 50.000 hingga 45.000 SM, mulai menyebar luas lagi ke
Arab, India, dan Indonesia. Dari sini, mereka lalu mencapai Australia, Jepang,
Cina, Alaska, hingga Amerika Utara. Hingga
tahun 1600an peristiwa mendunia tersebut banyak yang menyebut dengan
globalisasi kuno. Itulah bukti sejarah yang menyimpulkan bahwa proses mendunia
yang melibatkan manusia terjadi jauh sebelum manusia memasuki era modern.
Dikenalnya jalur perdagangan dan pelayaran dunia, dan pergerakan penyebaran
agama juga sangat mendukung terjadinya globalisasi.
Sejak awal peradaban,
manusia disebut sebagai makhluk yang paling unik. Dan jika ditilik dari teori
evolusi, manusia termasuk sangat cepat berkembang menyesuaikan zaman dan
kejadian yang mengiringi zaman tersebut. Ini dikarenakan kemampuan akal yang
dimiliki untuk beradaptasi dengan situasi apapun. Hal ini berkaitan erat dengan
bagaimana cara manusia mempelajari dan menggali pengetahuan yang dibutuhkan
dirinya sendiri untuk melanjutkan kehidupannya dengan sebaik mungkin.
Ini tidak lepas dari peran
manusia yang mampu mendididk dirinya sendiri dan menularkan pengetahuan yang
telah didapatnya. Secara sederhana, proses ini bisa disebut Pendidikan. Dengan
bekal keinginannya untuk bertahan dan mencapai kehidupan yang lebih mapan, maka
manusia menggali pengetahuan yang berkaitan.
Dari hal tersebut maka
lahirlah perlombaan untuk mencipta dan berkarya, dan hasil penemuan tersebut
biasa disebut dengan teknologi, serta melahirkan kebiasaaan kebiasaan yang
melekat pada kehidupan mereka, bisa juga disebut sebagai budaya. Dan ini sangat
melibatkan peran serta pendidikan. Bagaimanapun bentuk pendidikannya, itu
sangat diperlukan untuk mengoptimalkan pengatahuan yang sudah diketahui, maupun
menggali pengetahuan yang baru demi mempermudah kehidupan.
Pengetahuan adalah salah
satu penunjang hidup manusia yang sangat dibutuhkan, karena segala hal yang
berkaitan dengan manusia tidak pernah lepas dari pengetahuan. Baik itu pengetahuan
sederhana ataupun pengetahuan yang dianggap sangat rumit. Semakin dalam
pengetahuan seseorang maka semakin mudah menjalani kehidupannya. Maka dari itu,
penanaman pengetahuan kepada setiap orang harus semakin efektif dan efisien.
Globalisasi juga memberi
dampak positif ataupun negatif. Dan pendidikan tak lepas juga dari dampak
globalisasi, berkembangnya teknologi, ekonomi, transportasi, komunikasi dan
bidang lainnya juga menuntut dunia pendidikan agar lebih berkembang dan meluas.
Hambatan yang dihadapi
manusia dalam menjalani kehidupan, datang silih berganti. Dan jika ditilik dari
pengertian globalisasi, maka hambatan manusia yang mendunia juga bisa dikatakan
sebagai globalisasi, meskipun memberi dampak buruk yang jelas. Perkembangan
manusia selalu dibarengi dengan hambatan yang mendunia juga, baik melalui
proses alam seperti perubahan iklim yang ekstrim pada saat zaman es, ataupun
yang memang hambatan yang ternyata terjadi karena manusia itu sendiri, seperti
perang, dan hal lainnya.
Dengan adanya hambatan itu
sendiri sebenarnya secara terpaksa atau tidak, perpindahan manusia secara besar
besaran menuju tempat aman untuk bertahan hidup pun terjadi. Dan inilah awal
motivasi dari globalisasi.
Dimasa ini dunia sedang
menghadapi hambatan serius yang dengan sangat cepat mendunia, yaitu penyebaran
virus corona yang seakan semakin sulit dihentikan. Virus corona yang menjadi
momok menakutkan di segenap penjuru dunia juga secara langsung menghambat dan
mengurangi efektifitas pendidikan.
Dunia pendidikan dipaksa
merubah sebagian sistem yang melingkupinya. Salah satunya adalah pendidikan
tatap muka diganti menjadi secara daring dan pengurangan waktu jam pelajaran
menjadikan hasil dan tujuan pendidikan kian menurun karena keterbatasan dalam
menyampaikan pengetahuan.
Masalah ini membutuhkan
perhatian yang ekstra. Khususnya di negara kita, kurangnya fasilitas yang
mendukung, dan masih banyaknya peserta pendidikan yang kurang berpengetahuan
tentang ilmu yang mendukung juga merupakan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan
secara daring. Pengembangan pengajar agar memenuhi tujuan pendidikan perlu
disegerakan untuk dilaksanakan. Belum lagi masih terlalu banyak daerah yang
belum terjangkau jaringan internet, padahal di daerah tersebut pendidikan secara
tatap muka saja belum efektif dilaksanakan, apalagi dengan pelaksanaan
pengajaran secara daring.
Menghadapi permasalahan
tersebut pemerintah dan badan terkait berupaya menanggulangi secara tepat,
misalnya diberlakukan kurikulum darurat, diadakannya seminar diberbagai tempat dan
waktu terkait Pembelajaran Jarak Jauh, pemberian kuota internet secara
cuma-cuma kepada pengajar dan peserta didik dan hal lain yang terlalu banyak
untuk disebutkan disini. Berbagai upaya pemerintah yang didukung oleh semua
pihak seprtinya telah berjalan.
Penanggulangan masalah ini
memang tidak bisa secara singkat, meskipun pembelajaran jarak jauh bukan
merupakan hal baru, namun masih terlalu banyak yang belum mengenal. Dan perlu
waktu untuk diadaptasi oleh tenaga pengajar dan para peserta pembelajaran agar
tujuan kegiatan pembelajaran meningkat. Kesabaran yang ekstra dan semangat
untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran sangat dibutuhkan. Untuk itu perlu
dukungan dari semuanya agar dunia pendidikan dan bidang lainnya dengan segera
mengatasi masalah pandemi ini.
Semoga semuanya bisa melalui
hambatan ini, dan semoga pendemi ini segera berakhir. Aamiin...
Pengirim : Andriani Dian S.
(andrianidian1988@gmail.com/089675092429)
Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS, info lebih lanjut silahkan klik di sini.
0 Response to "Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Sebagai Bentuk Globalisasi Oleh Andriani Dian S."
Post a Comment