Sahabat Edukasi yang berbahagia... Tujuan dalam artikel ini adalah menjelaskan tentang alasan penamaan makanan tradisional lamang tungkek. Data dalam penelitian ini adalah penjelasan mengenai alasan penamaan lamang tungkek, makanan tradisional khas Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Sumber data merupakan masyarakat asli daerah setempat. Data didapat melalui wawancara terhadap Bapak Aljasri Datuk Abu Bakar yang merupakan datuk di Desa Talawi Mudik, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Wawancara dilakukan pada tanggal 8 November 2020, mulai pukul 16.20 WIB sampai dengan selesai. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa alasan penamaan makanan tradisional lamang tungkek adalah karena bentuk makanan tersebut seperti tongkat.
PENDAHULUAN
Makanan tradisional adalah
makanan dan minuman, termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang
digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di
daerah atau masyarakat Indonesia (Nuraida dalam Sihombing, 2019). Salah satu daerah
yang memiliki makanan tradisional yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu
Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Daerah tersebut memiliki makanan tradisional
yang diberi nama lamang tungkek. Nama
makanan tradisional ini tergolong unik karena diambil dari bentuk makanan
tersebut.
Dalam artikel ini, akan dibahas tentang mengapa makanan tradisional itu dinamakan lamang tungkek? Kemudian, tujuan dari artikel ilmiah ini adalah untuk menjelaskan tentang alasan penamaan makanan tradisional lamang tungkek. Manfaat teoritis dari artikel ilmiah ini adalah sebagai ilmu dalam bidang kebudayaan terutama dari segi makanan tradisional. Adapun manfaat praktis dari artikel ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat terutama kepada anak-anak dan generasi muda mengenai makanan tradisional lamang tungkek. Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2016), makanan tradisional merupakan makanan yang dibuat secara tradisi.
METODE
PENELITIAN
Data dalam penelitian ini adalah penjelasan mengenai alasan penamaan lamang tungkek, makanan tradisional khas Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Sumber data merupakan masyarakat asli daerah setempat. Data didapat melalui wawancara terhadap Bapak Aljasri Datuk Abu Bakar yang merupakan datuk di Desa Talawi Mudik, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Wawancara dilakukan pada tanggal 8 November 2020, mulai pukul 16.20 WIB sampai dengan selesai.
DATA
DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian,
narasumber menyatakan bahwa alasan penamaan lamang
tungkek adalah berasal dari desain makanan yang dibentuk seperti tongkat. Tungkek yang disebut masyarakat setempat
merupakan bentuk kata yang sama arti dengan kata tongkat dalam bahasa
Indonesia. Tongkat menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2016), memiliki arti sepotong
bambu (rotan,kayu, dan sebagainya) yang agak panjang.
Makanan tradisional ini,
dinyatakan berbentuk seperti tongkat karena memiliki ruas yang mirip dengan
ruas pada bambu. Lamang tungkek ini,
memiliki panjang 10 sentimeter dengan diameter sekitar 3 sentimeter. Makanan
tersebut diikat satu sama lain dalam satu untai tali rafia sepanjang 1 meter.
Dengan demikian, bentuk tongkat pada makanan tradisional ini, dapat terlihat
ketika digantung atau diangkat ke atas yang nanti akan seperti tongkat yang
sedang berdiri tegak.
Penelitian penamaan makanan berdasarkan bentuk makanan tersebut, juga ditemukan dalam artikel ilmiah yang berjudul “Penggunaan Istilah Makanan dan Jajanan Tradisional pada Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi sebuah Kajian Etnolinguistik”. Kue serabi memiliki kesamaan bentuk dan makna dengan istilah yang digunakan pada jajanan tradisional yaitu serabi (Kusumaningtyas, Bambang Wibisono, dan Kusnadi, 2013). Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat beberapa jenis makanan tradisional yang dikategorikan berasal dari bentuk makanan itu sendiri, seperti makanan tradisional kelepon dan kucur. Penamaan makanan kelepon, memiliki kesamaan dengan bentuk makanan tradisional yang disebut klepon. Kemudian penamaan makanan tradisional kucur, diambil oleh masyarakat setempat dari kata nyucur (manyun), sehingga bentuk makanan tersebut seperti bibir yang manyun.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa alasan penamaan makanan tradisional lamang tungkek adalah karena bentuk makanan ini seperti tongkat. Hal ini, juga ditemukan pada penelitian lain mengenai penamaan makanan tradisional yang diambil dari bentuk makanan tersebut, seperti kue serabi, kelepon, dan kucur.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumaningtyas,
Bambang Wibisono, dan Kusnadi. 2013. “Penggunaan Istilah Makanan dan Jajanan Tradisional pada
Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi sebuah Kajian Etnolinguistik”. Diakses
melalui https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/60786 pada tanggal 8
Desember pukul 11.16 WIB.
Sihombing,
Maslan M.R. 2019. “Performansi Pemberian Makanan Tradisional pada Upacara Adat
Batak Toba”. Diakses melalui http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24865
pada tanggal 6 Desember 2020 pukul 17.29 WIB.
Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. 2016. Diakses melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tongkat
pada tanggal 8 Desember 2020 pukul 11.08 WIB.
Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016.
Diakses melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/makanan%20tradisional pada
tanggal 8 November 2020 pukul 22.10 WIB.
Pengirim : Saskia Putri Nabilla (NIM 2010742013) - Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.
Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS, info lebih lanjut silahkan klik di sini.
0 Response to "Penamaan Lamang Tungkek, Makanan Tradisional Khas Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto Oleh Saskia Putri Nabilla Mahasiswa Universitas Andalas"
Post a Comment