Sahabat
Edukasi yang berbahagia… Manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, dan tidak lepas dari
hubungan sosial dengan orang lain. Semua interaksi yang mereka lakukaan tentu
akan memunculkan sebuah emosi dalam diri setiap individu tersebut. Dari emosi
seseorang individu dapat menentukan sikap dan pikiran sehingga mampu bertindak sesuai dengan dirinya.
Seperti bila seseorang putus dari pacar pada remaja sehingga memunculkan emosi sedih sehingga
berprilaku menarik diri atau murung, dan bahkan kaki seseorang yang tidak
sengaja terinjak oleh temannnya juga akan memunculkan emosi marah.
Selama
ini kita kerap berpendapat bahwa rasionalitas dan emosional adalah dua hal yang
bertolak belakang. Begitu juga dalam pengambilan keputusan yang rasional tidak disertai dengan emosi
adalah hal yang kurang tepat. Karena sesungguhnya bila seseorang dalam
mengambil keputusan tidak benar 100% rasional dan mengandalkan logika saja.
Emosi juga merupakan hal yang terpenting dalam mengambil keputusan.
Emosi
Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Menurut Willam James emosi adalah kecendrungan untuk memiliki
perasaan yang khas bila berhadapan dengan
objek tertentu dalam lingkngannya. Kemudan Crow & Crow Emosi sebagai
suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner
adjusment (penyesuaian diri dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan
individu. Kleinginna & Kleinginna mencatat ada 92 definisi yang berbeda
tentang emosi., Namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi
kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi
dengan perasaan yang kuat. Dari definisi di atas dapat di katakan bahwa Pada
dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, dan selain itu emosi tidak
selamanya jelek seperti apa yang di sampaikan Jalaludjn Rahmat emosi memberikan
bumbu dalam kehdupan, tanpa emosi hidup ini kering dan gersang.
Didalam
otak terdapat lobus frontal, dimana
lobus ini bertanggung jawab untuk kegiatan berpikir, perencanaan, dan
penyusunan konsep serta pemecahan masalah. Sedangkan di otak kita juga memiliki
bagian otak yang berperan menghasilkan emosi dan motivasi yang dinamakan dengan
sistim limbik.
Pengambilan
keputusan oleh otak rasional berlangsung lebih lambat dan mem butuhkan prosese yang tidak otomatis.
Sedangkan pengam, ilan keputusan yang di dominasi oleh otak emosional
berlangsung cepat. Contohnya keadaan ketika kita sedang berhadapan dengan
binatang buas, jika kita serahkan kepada otak rasional yang penuh pertimbangan
, maka kita akan segera dilahap habis oleh binatang tersebut.
Di
dalam otak manusia juga juga terdapat bagian otak yang bertanggung jawab
sebagai pembajakan emosi. Yang mana diamakan dengan amigdala, Amigdala ini
berasal dari kata Latin kuno yang berarti Almond yang bertanggsung jawab atas
mengeevalusi informasi-informasi sensorik, menentukan secara cepat arti
pentignya, sesuatu secara emosional, dan berkontribusi dalam mengemabil
keputusan awal untuk mendekati sesuatu. Selain sebagai aktor utama dalam
emosional, ia juga berperan sebagai gudang emosioional. Hipokampus adalah
bagian yang berperan dalam hal ingatan emosional itu. Hipokampus merupakan
“pintu gerbang menuju ingatan spasial sehingga individu dapat menemukan jalan
yang harus ditempuh dalam lingkungannya. Hipokampus hanya berperan mengenali
suatu benda, sedangkan amigdala memberikan memerin pada amigdala tersebut.
Misalnya ketika seseorang dihadapkan dengan foto mantannya, hipokampusnyalah
yang bekerja mengenali wajah bahwa yang dihadapkan tersebuat adalah foto
mantan,sedangkan bagian yang mengingat bahwa foto tersebut telah memberika ia
rasa cinta, dan rasa sakit adalah peran dari amigdala.
Dalam
diri individu yang susah diajak kompromi adalah amarah. Emosi amarah akan
timbul padasaat seseorang merasa dipojokin, dihina, diremehkan atau mendapatkan
perlakuan yang dapat menyinggung harga
diri seseorang atau karena frustasi. Luapan emosi yang timbul dapat
menimbulkan kekuatan yang tidak terduga
dan seringkali emosi marah ini diekspresikan dalam bentuk perlawanan fisik,
sumpah serapah dan perlawanan destruktif atau mendiamkan orang lain membuat
marah. Acaman-acaman tersebut yang menjadi pemicu awal bagi amigdala untuk
membangkitkan energinya, yang lonjakan energinya memberikan alarm tubuh untuk
melakukakn perlawanan atau kabur. Dan hal inilah sebagai pemicu sumber utama
letupan marah pada diri seseorang.
Neokorteks juga berperan dalam emosi seseorang. Meskipun melewati proses berpikir yang penuh pertimbangan. Neokortekslah yang mewarkan amarah lebih terukur. Namun sayang kita menghiraukan tawaran neokorteks tersebut. Kita lebih memilih amigdala mengambil kendali atas apanyang kita kerjakan tersebut. Sewaktu neokorteks dalam menyusun suatu keputusan kita langsung terburu-buru tampa memikir apa penyebab dan faktor membuat kita marah.
Referensi : Ratna, Supradewi.(2010)Otak, Musik, dan Prosese Belajar.Buletin Psikologi.Vol.18,No.2, 58-68 Moh,Gitosaroso(2012).Kecerdasan Emosi (Emotional Intellligennce) dalam Tasawuf. Jurnal Khakulistiwa.Vol.2, No 2 september. Solso,R.I,.Maclin,O,H,.&Maclin,M.K.(2007).Psikologi Kognitif Terjemahan. Jakarta:Erlangga.
Pengirim
: Baniara (baniara2908@gmail.com) – NIM : 1615040088. Mahasiswi Psikologi Islam
UIN Imam Bonjol Padang
0 Response to "Saat Amarah Mengalahkan Logika oleh Baniara Mahasiswi Psikologi Islam UIN Imam Bonjol Padang"
Post a Comment