Sahabat Edukasi yang berbahagia... Full Day School merupakan sistem
pembelajaran yang pada umumnya ditemukan di sekolah yang berbasis Islami,
sistem pembelajaran ini banyak ditemukan pro dan kontra dalam penerapannya.
Seorang Ahli psikologi anak, Vera Hadiwiddjojo menyarankan pemerintah untuk
tidak menjalankan kurikuler sebagai istilah terbaru pengganti Full Day School,
karena akan mengurangi keleluasaan anak dalam melakukan hal yang ia suka. Anak
belajar kehidupan tidak hanya disekolah tetapi juga dilingkungan lainnya
seperti di rumah. Selain itu program
Full Day School tidak membantu orang
tua, karena program ini mengambil alih
peran orang tua bukan memberdayakan peran mereka dalam kehidupan anak.
Full day school merupakan kata yang
berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari tiga kata, yaitu full-day-school.
Secara perkata dapat diartikan full yaitu penuh, day berarti hari, dan school
berarti sekolah. Pengertian Full Day
School (FDS) adalah sekolah sepanjang hari penuh atau bisa disebut dengan
proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang dilakukan sejak pukul 06.45-15.00 WIB.
Yang
pada intinya sistem pembelajaran Full Day
School merupakan sistem pembelajaran di mana siswa lebih banyak
menghabiskan waktu disekolah, penuh dari pagi hingga sore yaitu dari pukul
06.40-15.00 WIB. Jadi dengan sistem pembelaran seperti ini aktivitas anak akan
lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah dari pada di rumah. Mulai dari
kegiatan belajar, bermain, makan, termasuk berinteraksi. Penerapan sistem
pembelajaran Full Day School pada umumnya terdapat pada sekolah Islam Terpadu, karena
materi atau kurikulum yang padat jadi dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengajarkan materi tersebut.
Dengan
sistem pembelajaran Full Day School
orang tua tidak lagi mengkhawatirkan
anaknya terkena dampak lingkungan karena anaknya berada seharian di sekolah,
dengan kata lain ada yang mengawasi anaknya yaitu para guru.
Menyekolahkan
anak adalah kewajiban orang tua. Tujuan terbesar orang tua untuk menyekolahkan
anaknya agar sang anak memiliki karakter. Salah satu sekolah yang dipilih orang
tua adalah sekolah yang menerapkan sistem Full
Day School. Namun sebagian alasan mengapa anak disekolahkan di sekolah yang
menerapkan sistem pembelajaran Full Day School adalah karena kesibukan atau
pekerjaan orang tua. Itu semua memang dapat dimaklumi, tapi apapun alasannya,
orang tua merupakan pendidik pertama bagi anaknya, dan Orang tua memiliki
tanggung jawab yang penuh dalam membentuk karakter anaknya sendiri.
Penerapan
sistem pembelajaran Full Day School
banyak terdapat kelemahan-kelemahan. Salah satu kelemahan dari penerapan sistem
pembelajaran ini adalah hilangnya waktu sang anak untuk bersosialisasi dan
bermain karena kesibukan dihabiskan untuk belajar.
Jean
Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif muncul dalam empat tahapan yang
universal, berbeda secara kualitatif. Pada masing-masing tahapan, pikiran
seorang anak mengembangkan cara baru beroperasi.
Perkembangan
kognitif dimulai dari bagaimana kemampuan anak untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Perkembangan kognitif itu sendiri merupakan hasil upaya anak
bagaimana untuk memahami serta bertindak didunia mereka. Yang pada dasarnya
dapat disimpulkan bahwa apa yang dipahami oleh anak akan membentuk sebuah
perilaku.
Jean
Piaget menjelaskan bahwa siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam
proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Anak kecil
memilki rasa ingin tau bawaan dan secara terus-menerus berusaha memahami dunia
sekitarnya. Rasa ingin tau ini berdasarkan keterangan Piaget, memotivasi mereka
untuk aktif membangun pemahaman mereka tentang lingkungan yang mereka hayati.
Sistem
Full Day School ini bertentangan dengan
teori Lev Vygotsky. Vygotsky Berdasarkan teori Vygotsky, fungsi kognitif
berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya.
Keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui
interaksi sosial langsung, informasi tentang alat-alat,
keterampilan-keterampilan hubungan interpersonal kognitif dipancarkan melalui
interaksi sosial langsung dengan manusia.
Vygotsky
dalam teori sosiokulturalnya dimana inti dari teorinya yaitu bahasa yang
membantu seseorang dalam belajar dan bahasa itu muncul dari bagaimana sang anak
berinteraksi dengan lingkungannya. Vygotsky ini memusatkan perhatiannya pada
berbagai proses sosial dan budaya yang membantu proses kognitif anak-anak. Ia
lebih menekankan keterlibatan aktif anak-anak dengan lingkungannya (interaksi),
karena dengan berinteraksi, anak bisa memperbaiki
pemahaman mereka.
Jadi, dalam penerapan Sistem Full Day School ini atau sekolah sehari penuh, dimana anak lebih banyak menghabiskan waktu disekolah dari pada dirumah. Sistem ini sangat mempengaruhi kebebasan anak dalam melakukan hal yang ia suka, seperti bermain, karena sebagian besar waktunya dihabiskan secara formal. Selain itu, penerapan sistem Full Day School ini mempengaruhi peran orang tua, seperti dengan alasan kesibukan, orang tua menyekolahkan anak di sekolah yang menerapkan sistem Full Day School, suatu hal yang harus diketahui oleh orang tua adalah selain sekolah, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anaknya, karena orang tua merupakan lembaga yang utama dan terutama bagi proses awal pendidikan anak-anak, fungsi dan peran orang tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan fisik seperti makan, minum dan lain sebagainya, tapi lebih besar dari itu yaitu berupa bimbingan, motivasi, perhatian untuk masa depannya.
Daftar Pustaka: Rahem, Zaitur. 2017. Dampak Sosial Pemberlakuan Full Day School (Menimbang Mafsadat-Maslahat Permendikbud 23/2017 dan Perpes 87/2017). 3(1): 5. Agustinova Eko Danu. 2015. Hambatan Pendidikan karakter disekolah Islam Terpadu Studi Kasus SDIT Al- Hasna Klatem. 12(1): 17. Agustinova Eko Danu. 2015. Hambatan Pendidikan karakter disekolah Islam Terpadu Studi Kasus SDIT Al- Hasna Klatem. 12(1):16. Papalia, Diane. 2013. Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta: Selemba Humanika.
Kasus : Full Day School: Ini Dampak Buruknya Bagi Anak dari Kacamata Psikolog Oleh :Vera Hadiwidjojo.
Pengirim : SILVI HARYANTI (silviharyanti507@gmail.com) - NIM : 1615040085 Mahasiswi Psikologi Islam.
0 Response to "Persepsi Mengenai Sistem Full Day School oleh Silvi Haryanti"
Post a Comment