Sahabat
Edukasi yang berbahagia… Islam menganjurkan agar manusia terus berusaha dan
belajar supaya manusia tersebut dapat mengembangkan potensi yang telah
diberikan. Salah satu anjuran agama
islam yaitu mempelajari dan membaca kitab Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan sumber
utama dalam Islam dan pedoman hidup umat islam. Belajar membaca Al-Qur’an
merupakan belajar untuk membaca dan mempelajari dengan benar berdasarkan hukum
tajwid. Dalam hal membaca Al-Qur’an
harus benar benar memperlajari dan menguasai hukum bacaan agar dapat membaca
Al-Qur’an dengan benar Membaca Al-Qur’an membutuhkan konsetrasi dan pemahaman
sebelumnya mengenai ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu kognitif berperan penting
dalam hal membaca Al-Qur’an.
Muhibbin
syah menyatakan kognitif adalah perolehan penataan dan penggunaan pengetahuan.
Kognitif sering diartikan sebagai kecerdasan dalam berfikir dan mengamati.
Kognitif merupakan tingah laku yang mengakibatkan anak memperoleh pengetahuan
atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif
menunjukan cara berfikir, kemampuan, untuk mengkoordinasikan cara berfikir
dalam menyelesaikan masalah yang dapat digunakan sebagai tolak ukur pengukuran
kecerdasan (Padmonodewo, 2010 :27).
Perkembangan
kognitif bisa dibentuk mulai dari priode anak usia dini. Dimana priode ini
merupakan priode emas yang dilewati anak (golden age). sebagian orang tua yang
membiarkan anaknya melewati priode golden age dengan percuma. Padahal masa ini
hanya satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Menurut para ahli masa
golden age rentang usianya sekitar 1-6 tahun. Pada masa golden age bisa
dimanfaatkan dengan sebaik-baik mungkin dalam perkembangan kognitif anak. Salah
satu caranya yaitu dengan cara mengajarkan anak
membaca dan mendengarkan ayat Al-Qur’an. Dalam hal membaca dan
mendengarkan ayat Al-Qur’an dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.
Proses
mendengarkan ayat Al-Qur’an tidak hanya sekedar mendengar tetapi terjadi proses
menyimak dan masuknya informasi. Dari proses tersebut akan terjadi pemprosesan
oleh otak lalu akan terjadinya proses pemaknaan dalam hati dan penyimpanan informasi
yang dapat diingat kembali. Hal ini dapat dilakukan beriringan dengan membaca
Al-Qur’an. Proses membaca al-Qur’an tidak hanya melihat huruf-huruf dan
kemudian menterjemahkan dalam pikiran tetapi anak dapat membaca karena fungsi
kognitif yang menyangkut berbagai organ tubuh. Kognitif manusia merupakan hal
yang utama dalam membaca. Dalam kognitif akan terjadi proses pemahaman dan
hasil yang diperoleh dari proses membaca. Begitu juga dalam hal mendengar akan
terjadi proses masuknya informasi yang didengar dan diprosesnya oleh kognitif
anak.
Menurut
pendapat awam membaca adalah mencocokkan bunyi dengan huruf. Definisi ini
tampaknya ringkas dan jelas namun, itu hanya proses dasar membaca tanpa kita
tahu maksud dan tujuan dari apa yang dibaca tersebut. kita tidak melihat
didalamnya apa tujuan mencocokkan bunyi dengan huruf itu. Setelah belajar
membaca, selanjutnya akan mampu melafalkan apa yang tertulis dengan bahasa arab
di dalam kitab suci Al-Qur’an . Setelah fasih membaca Al-Qur’an barulah dapat mengerti penjelasan mengenai makna kalimat
yang berbentuk ayat dalam kitab suci Al-Qur’an. Definisi lain yaitu membaca
adalah melihat dan memahami tulisan dengan melisankan atau hanya dalam hati.
Definisi ini mencakup tiga unsur dalam kegiatan membaca, yaitu pembaca (yang
melihat, memahami dan melisankan atau dalam hati), bacaan (yang dilihat), dan
pemahaman (oleh pembaca).
Dalam
hal membaca dan mendengar merupakan cara terbaik untuk mengembangkan kognitif
anak. Membaca dan mendengakan ayat Al-Qur’an harus sering dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Beberapa orang tua memanfaatkan masa golden age anaknya dengan baik.
Ia mendengarkan ayat suci Al-Qur’an sebelum anaknya pandai membaca mulai dari
ayat Al-Qur’an yang dibacakan lansung maupun ayat Al-Qur’an yang didengarkan
melalui media. Setelah anaknya pandai membaca Al-Qur’an mulai dari huruf per
huruf dan ayat per ayat dengan sendirinya akan terjadi perkembangan kognitif
pada anak. Hal ini dapat terjadi karena anak dapat menghafal Al-Qur’an dengan
mudah dan cepat. Anak tidak hanya sekedar hafal melainkan anak dapat memahami
maksud dan arti dari ayat tersebut.
Pembiasaan
membaca dan mendengar ayat Al-Qur’an merupakan cara yang efektif dalam
menanamkan nilai nilai yang positif kedalam diri anak baik aspek kognitif,
motorik, maupun afektif. Perkembangan Kognitif secara umum disebut sebagai
perkembangan mental yaitu sebagai proses yang mencakup pemahaman tentang dunia,
penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir dan mengerti. Mengulang
ulang membaca Al-Quran merupakan membuka ilmu pengetahuan tentang dunia dan
akhirat, membaca Al-Qur’an akan menambah, penafsiran baru, pengembangan,
gagasan dan sebagainya. Sehigga sangat penting untuk umat islam dalam
membiasakan diri untuk membaca dan mendengar Al-Qur’an (Utami, 2017 :3).
Pembiasaan membaca dan mendengar Al-Qur’an tidak hanya membentuk perkembangan kognitif anak tetapi juga motorik dan afektifnya. Banyak manfaat yang didapat ketika membaca dan mendengarkan ayat Al-Qur’an namun pada saat sekarang banyak orang tua yang kurang peduli terhadap anaknya. Orang tua jarang mengajarkan anaknya untuk membaca Al-Qur’an apalagi untuk memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an di rumahnya. Orang tua lebih memilih memberikan anaknya permainan dan smartphone di usia dini.
Pengirim
: Lilla Wati (watilila153@gmail.com) – Mahasiswi UIN Imam Bonjol Padang
0 Response to "Pembiasaan Membaca dan Mendengar Ayat Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak oleh Lilla Wati"
Post a Comment