Sahabat
Edukasi yang berbahagia… Pernahkah anda merasa tidak di mengerti oleh orang
lain? Lalu bergumam “mengapa orang-orang
tidak bisa mengerti apa yang saya rasakan? Sepertinya juga percuma kalau saya
cerita, mereka tidak pernah bisa mengerti saya”. atau pernahkah anda berada
dalam situasi ketika ada seseorang yang sedang dalam keadaan emosi yang tidak
stabil dan orang tersebut melakukan suatu tindakan yang menurut anda
berlebihan, kemudian anda berpikir “bagaimana bisa dia melakukan hal-hal
seperti itu, kalau saya tidak mungkin melakukan hal seperti yang dia lakukan”.
Mengapa
anda merasa orang lain tidak bisa memahami apa yang anda rasakan dan anda tidak
bisa mengerti mengapa seseorang bertindak seperti itu? karena setiap individu
tidak merasakan emosi (affective state)
yang sama dengan individu yang lainnya. perbedaan perasaan dan frekuensi
tersebut yang membuat orang lain sulit untuk memahami apa yang anda rasakan
begitu pula sebaliknya. orang lain hanya bisa membayangkan emosi dari cerita
yang anda ungkapkan namun kebanyakan dari mereka tidak merasakan emosi dan
proses yang sesungguhnya. begitu juga ketika anda sulit untuk menerima suatu tindakan
ataupun keputusan orang lain dalam menghadapi situasi tertentu karena anda
cenderung untuk menilai berdasarkan perspektif pribadi anda tanpa mencari
faktor penyebab yang mempengaruhi emosi dan tindakan seseorang tersebut.
Ketika
anda merasa mengalami kesulitan untuk mengerti perbuatan seseorang dan tidak
mengerti mengapa orang tersebut melakukan suatu tindakan di situasi tertentu,
dan ketika anda ingin bercerita tentang masalah anda ke orang lain namun anda
merasa mereka tidak bisa mengerti apa yang anda nginkan, kemungkinan anda
mempunyai masalah hot-cold empathy gap. Hot-cold
empathy gap merupakan kondisi bias kognitif yang dapat menyebabkan
seseorang kesulitan untuk memprediksi pikiran dan tindakan orang lain yang
mempunyai perbedaan emotional state,
yang pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi viseral seseorang. Kondisi viseral
yang menyebabkan seseorang dapat merasakan suasana hati dan emosi, lapar, haus,
hasrat s3ksual, sakit fisik, kec4nduan. (Loewenstein, 1996).
Menurut
seorang psikolog yang bernama Paul Eckman, emosi dasar terbagi menjadi 6 jenis
yaitu: bahagia, sedih, marah, takut, jijik, dan terkejut. Di dalam hot-cold
empathy gap terdapat dua tipe dari emosional state, yaitu cold state dan hot state.
Cold state ini merupakan keadaan di mana anda merasa rasional dan stabil dalam
berpikir (tenang, nyaman, collected,
rational dll). Sementara hot state
itu kebalikannya, yaitu keadaan dimana anda berpikir secara irasional (takut,
khawatir, kalut, marah, sedih, lapar,haus dll).
Ketika anda berada di dalam situasi cold state, akan sulit bagi diri
anda untuk membayangkan jika anda sedang dalam keadaan hot state. sebaliknya,
ketika anda sedang dalam keadaan hot state, sulit bagi anda untuk membayangkan
diri anda ketika sedang dalam keadaan tenang (loewenstein, 1996- 2005).
Contohnya:
ketika anda sedang merasa sangat lapar, anda cenderung berpikir secara
irasional, sulit bagi anda untuk berpikir secara rasional. tanpa berpikir
panjang anda langsung pergi ke sebuah rumah makan dan memesan semua menu yang
terlihat menggiurkan. ketika makanan tersebut sudah di sajikan anda akan
kembali ke dalam keadaan cold state, anda sudah bisa kembali berpikir secara
rasional, dan baru menyadari jika makanan yang anda pesan itu sangat banyak dan
anda tidak sanggup untuk menghabiskannya.
Pemindaian
otak menunjukkan bahwa otak tidak bekerja dengan cara yang sama ketika
seseorang membuat suatu keputusan dengan keadaan yang rasional, dengan dimana
anda dihadapkan pada pilihan yang “hot
state”, prefrontal cortex dan amygala
menjadi lebih aktif (kang MJ dan camerer 2013). artinya, kedua emotional state
ini akan memengaruhi bagaimana anda melihat keadaan atau kondisi, bagaimana
anda memperoses sebuah informasi, lalu bagaimana anda mengambil sebuah
keputusan. tergantung keadaan mental anda saat itu.
Behavior
seseorang dalam menyalurkan suatu emosi berbeda-beda. behavior dipengaruhi oleh
faktor personal dan faktor lingkungan dari masing-masing individu. Faktor
personal meliputi kepribadian, motivasi, gaya hidup, cara berpikir, sikap
individu dan lain sebagainya. Faktor personal membentuk bagaimana cara anda
dalam menilai, melihat, merespons sesuatu, dan juga mengambil sebuah keputusan
di dalam hidup anda. Faktor personal dari setiap orang itu berbeda-beda
tergantung pengalaman ataupun situasi dari setiap individu, maka dari itu orang
lain tidak bisa memprediksi keadaan emosi anda seperti apa.
Konsekuensi
yang di timbulkan dari fenomena ini tidak hanya ke diri sendiri tetapi juga ke
orang lain. Fenomena ini dapat memengaruhi diri sendiri dalam mengambil sebuah
keputusan yang kurang tepat atau kurang bijak. ketika anda tidak bisa mengerti
keadaan emosi anda apakah berada di dalam situasi cold state atau hot state
jangan mengambil sebuah keputusan. Anda mungkin sering mendengar atau melihat
quotes “don’t promise when you are
happy, don’t reply when you are angry, don’t decide when you are sad” (Ziad K. Abdelnour).
Fenomena
hot-cold empathy gap juga dapat
menyebabkan seseorang menjadi jugdemental terhadap reaksi orang lain karena
tidak mengenali orang lain dengan baik dan cendrung untuk menilai orang lain
salah karena mereka bertindak secara irasional tanpa menyadari situasi mereka
berada di dalam hot state. Anda juga bisa salah paham terhadap situasi orang
lain, oleh karena itu anda perlu memahami emosi orang lain dan jujur terhadap
emosi anda sendiri. Setiap orang mempunyai takaran emosi yang berbeda begitu
pula cara seseorang dalam mengekspresikan emosinya baik dalam situasi cold
state maupun hot state.
Jangan menjadikan kesan pertama dalam menilai karakter seseorang, mengenali karakteristik orang membutuhkan kesabaran dan waktu, ada banyak alasan mengapa seseorang bertindak seperti itu dalam situasi tertentu. Hot cold empathy gap memang menghalangi proses seseorang untuk berempati tetapi bukan berarti anda tidak bisa, yang anda butuhkan adalah memahami dengan tenang dan sabar. Ada beberapa hal yang kita tidak bisa kendali yaitu perkataan, pikiran, dan perasaan orang lain, namun anda bisa mengendalikan pikiran, tindakan, dan cara anda memperlakukan orang lain. Dan yang paling penting adalah jangan menghakimi seseorang di saat terburuknya, karena selalu ada cerita dibalik setiap orang yang anda tidak pernah tahu dan selalu ada alasan mengapa mereka bisa sampai di titik itu.
Kiriman
: Lia Nurul Hidayah (lianurulhidayah@student.ub.ac.id).
Prodi Psikologi 2020 Universitas Brawijaya.
0 Response to "Fenomena Hot-Cold Empathy Gap, Ketika Sulit Memahami Perilaku Orang Lain Dan Merasa Tidak Dimengerti Oleh Orang Lain oleh Lia Nurul Hidayah Mahasiswi Prodi Psikologi 2020 Universitas Brawijaya."
Post a Comment