“Mama dan Papa,
Kalian adalah PELITA, di kegelapan HIDUPKU. CAHAYA yang selalu menerangi
jalanku. SEMANGAT yang membuatku kuat untuk terus melangkah ‘’
Perkenalkan nama saya
vernando, asal saya dari Indonesia Timur? jauh ya? Sungguh beruntunglah kita diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sebagai seorang manusia. Kita
diciptakan sempurna dengan bentuk tubuh yang lengkap dan juga diberikan akal
fikiran yang membuat manusia beda dengan makhluk ciptaan yang lainnya. Untuk
kesempatan ini saya ingin menceritakan motivasi hidup saya selama merantau
hingga detik ini.
Awal saya merantau
seorang diri yaitu tepat bulan januari 2007 di Ambon. Perjalanan dari kampung
ke Ambon yaitu selama 3 hari menggunakan kapal laut KM. Cantika, perjalanan menuju Ambon pada saat itu kondisi
laut begitu tidak aman karena derasnya ombak di laut banda. Begitu pula dengan
perasaan sedih yang ada pada diri saya karna saya meninggalkan keluarga dan
orang yang saya kenal. Setelah tiba di Ambon saya dijemput oleh bapak Angkat
saya di Pelabuhan Yos Sudarso kemudian kami pulang ke rumah dan istirahat.
Matahari mulai terbit
dari arah timur dan burung-burung mulai bernyanyi tandanya sudah pagi namun
perasaan saya masih sedih bahkan menangis karena ingat keluarga dikampung.
Waktu itu saya dan bapak angkat pergi mendaftar diri kemudian saya tes masuk di
SMP Negeri 6 Ambon setelah menunggu hasil tes ternyata saya dinyatakan lulus
dan diterima di sekolah tersebut.
Besok harinya saya
mulai masuk sekolah dan duduk di bangku kelas 1, setelah masuk di kelas saya
dipanggil oleh ibu guru Sinta yang mengajar mata pelajaran muatan lokal, untuk
memperkenalkan diri di hadapan kelas ternyata suasana hati saya masih sedih
sehingga pada saat perkenalkan diri saya meneteskan air mata karena mengingat
keluarga sungguh sedih hatiku disitulah awal perjalananku menjadi seorang
perantau dengan usia yang masih mudah. Dan jadi anak rantau tugas di rumah adalah membersihkan halaman rumah,
masak dan juga mengambil air. Kalau tidak kerja berarti siap di marahi sama
bapak piara dan mama piara, sungguh menyedihkan jadi anak rantau tetapi tetap
pada tekad dan mengingat nasehat orang tua saya menjadi kuat dan yakin bahwa
anak rantau pasti sukses.
Selama sekolah di SMP
Negeri 6 Ambon, saya sendiri yang mempunyai riwayat pekerjaan orang tua sebagai
petani di kampung, dalam menjalani proses pendidikan saya mendapat banyak teman
dan juga kenalan yang begitu baik dan latar belakang orang tua PNS. Proses
pembiayaan uang sekolah orang tua saya membayar sendiri tetapi proses
pengiriman uang sering lambat karena proses pengiriman itu melalui orang kapal
yang rute Ambon karena dulu belum ada mesin ATM. Hari-hari terus dilalui
akhirnya saya bisa beradaptasi dan bersaing untuk belajar, perlahan-lahan saya
mulai menjalani pedidikan di bangku SMP dengan begitu tekun, percaya diri dan
tetap mengingat nasehat orang tua. Dan tepat pada tahun 2009 saya lulus dengan
prestasi sepuluh terbaik dari 800 siswa di sekolah tersebut.
Pada awal tahun 2010 saya
melanjutkan pedidikan di SMA Kristen YPKPM Ambon. Selama proses pendidikan saya
di bangku SMA proses belajar berjalan dengan baik dan saya mendapat banyak
teman, sahabat serta saya selalu taat pada aturan yang dibuat oleh sekolah
tersebut, dan saya benar-benar mengingat nasehat orang tua dalam menuntut ilmu
di Bangku SMA.
Hari demi hari saya
lalui seperti biasa yaitu dengan penuh semangat, tetapi dengan terus
berjalannya waktu tepat bulan desember adalah hari raya natal bagi umat Kristen
tepat pada malam harivsaya rindu kepada orang tua di kampung halaman, sehingga
saya meneteskan air mata karena sedih tidak bisa merayakan Natal bersama mereka
dan alat komunikasi untuk menghubungi keluarga belum ada sama sekali sehingga saya
menulis surat untuk keluarga isi surat itu adalah “Salam rindu mama dan papa
dari anakmu di rantau, anakmu dalam keadaan sehat semoga mama dan papa
merasakan hal yang sama ”. Tak lupa juga saya mengucapkan selamat hari natal 25
desember 2010 & Tahun baru 2011 di penutup surat.
Hari-hari saya jalani
aktivitas seperti biasanya yaitu penuh semangat, tetap kuat dan mengingat nasehat orang tua, saya
menjalani proses pendidikan kelas 2 SMA
dengan memilih jurusan ilmu pengetahuan alam karena saya menyukai mata
pelajaran kimia. Waktu terus berjalanan sehingga proses pendidikan saya di
bangku SMA hamper tamat, saya ingat betul saat mengikuti ujian Nasional saya
benar-benar belajar dengan sungguh-sungguh
karena saya berjuang untuk membanggakan keluarga di kampung yang membiayai
pendidikan dengan penghasilan pas-pasan.Pada saat hasil ujian nasional keluar
ternyata saya mendapat prestasi sepuluh besar lagi dari 150 siswa jurusan ilmu pengetahuan
alam.Waktu itu sungguh senang sehingga mendengarkan hasil kelulusan saya
langsung menulis surat dan kirim ke keluarga untuk memberitahukan bahwa saya
telah lulus SMA dan saya bercita-cita untuk melanjutkan kuliah di Akademi Maritim
Ambon.
Saya menghabiskan
waktu berhari-hari di rumah dan
sabar menunggu balasan tentang melanjutkan kuliah dari orang tua. Ternyata pada
hari
itu juga teman saya bernama indra datang memberitahukan
kepada saya ‘bahwa ada pendaftaran pemnerimaan pegawai PLN Untuk daerah Maluku
dan Maluku Utara, ayo kita coba nasib dulu. dan saya merasa tertarik untuk mencoba
nasib saya di sini.
Keesokan harinya kami
berdua pergi memasukkan lamaran dan menunggu sampai mendapatkan kartu ujian sambil menunggu hari pelaksanaan tes PLN di mulai saya meluangkan waktu
untuk belajar dari mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang telah dipelajari
di bangku SMA, kemudian saya olahraga juga setiap sore demi menjaga tubuh agar
tetap sehat sampai hari pelaksanaan tes di mulai. Kini waktu pelaksanaan tes di
mulai yaitu tes kemampuan intelektual (intelligence
quotient
/ IQ) selama 2 jam yang berlokasi di aula Masjid
Al-Fatah.
Sehabis tes tersebut
saya menghampiri Indra untuk mengatakan proses tes bahwa saya yakin lolos kita ke
tahap selanjutnya. Ternyata hasil pengumuman telah keluar, ternyata lulus dan
saya tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap perjuangan saya, tidak
membuang-buang waktu saya harus segera pulang dan istirahat karena besok akan
ada ujian kesehatan dan fisik.
Pagi telah tiba untuk
proses tes kesehatan dan fisik yang bertempatan di Lapangan Merdeka Ambon,
setelah saya melalui proses tes kesehatan dengan baik selanjutnya akan melewati
tes fisik di mana peserta harus mampu lari melintasi lapangan sebanyak 15 kali,
set up 10 kali dan pull up 7 kali, ternyata apa yang terjadi pada saya? Saya melewati proses tes ini dengan
tidak maksimal karena untuk tiap kategori lari saya hanya 7 kali putaran, set
up hanya 5 kali dan yang paling tidak maksimal adalah 3 kali. Setelah proses
tes tersebut selesai saya menghampiri indra dan mengatakan saya tidak yakin
akan lulus untuk tahap ini, namun Indra tetap menguatkan saya dengan mengatakan
‘” semoga kita lulus juga”. Dan saya pamit untuk pulang lebih awal karena
sangat capek.
Hari-hari saya lalui
seperti biasanya kerja di rumah yaitu membersihkan halaman rumah, masak dan
juga mengambil air. Sambil menunggu hasil tes kesehatan dan fisik dari PLN,
saya dapat kabar dari bapak angkat kalau kapal sedang berlabuh di Pelabuhan Yos
Sudarso
dan orang tua saya menitipkan surat, namun waktu itu
saya sedang sakit tetapi saya harus segera ke pelabuhan untuk mengambil surat,
saya dalam perjalanan ke pelabuhan menggunakan ojek, dalam perjalanan saya
meneteskan banyak air mata, karena saya sedang sakit tetapi saya harus urus
diri sendiri tidak ada yang memperhatikan, intinya ke mana sendiri entah urusan
pribadi atau perintah dari bapak.
Sampai saya di
pelabuhan dan saya mengambil surat kemudian pulang. Karena saya dalam kondisi
sakit saya tidak langsung membuka surat tersebut saya memilih untuk membukanya
di rumah, saya kembali lagi ke rumah dengan ojek tadi. Sampai di rumah saya
berdoa sebelum membuka surat balasan dari orang tua, saya mulai membuka amplop
surat tersebut dengan harapan orang tua menyetujui permintaan saya, namun dalam
keadaan yang sedang sakit saya membuka dan membaca isi surat dan apa yang
terjadi dengan isi surat? Saya meneteskan lebih banyak air mata setelah saya membaca isi surat bahwa saya tidak bisa melanjutkan kuliah di
Akademi Maritim Ambon, saran orang tua adalah saya harus melanjutkan kuliah di
STIKES Pasapua Ambon untuk S-1 keperawatan, Namun waktu itu saya tidak suka
menjadi perawat.
Waktu terus berjalan,
dan kesedihan terus saya rasakan yaitu dengan hasil pengumuman PLN telah keluar
yang kabarkan Indra lewat telephone rumah bahwa saya dinyatakan tidak lulus,
dan saya tetap merasakan kesedihan sampai saya berpikir negative dengan “Lebih baik
saya mati, Tuhan tolong ambil hidup saya saja karena hidup saya sungguh susah
di rantau, jauh dari orang tua, kerja di rumah sendiri, ke mana-mana sendiri, sakit juga sendiri tidak ada yang memperhatikan, dan kegagalan
yang saya rasakan pertama kali sehingga membuat saya benar-benar frustasi”. Tetapi
karena saya mengingat nesehat orang tua di kampung, yang bekerja di kebun untuk
membiayai pendidikan dan hidup saya jadi secara alamiah ada pikiran dan rasa
motivasi dari dalam diri saya sendiri yaitu ‘‘Taat kepada orang tua dan
menjalankan apa yang mereka katakan berarti mendapat hidup atau cita-cita yang baik
karena orang tua adalah Wakil Allah di bumi ini ’’.
Tepat awal tahun 2012
penerimaan mahasiswa STIKES Pasapua Ambon telah dibuka, saya tetap optimis dan move on dari keterpurukan dan saya
memilih untuk mengikuti keinginan dan nasehat orang tua untuk melanjutkan
kuliah agar menjadi seorang perawat namun bagi saya menjadi seorang perawat
bukanlah keinginan saya yang sebenarnya, pada esok harinya saya mendaftarkan
diri dan mengikuti tes masuk. Tidak lama proses tes masuk saya lewati dan saya
tetap optimis bahwa saya tetap yakin dan percaya kepada orang tua atas
kepercayaan mereka untuk membiayai saya kuliah sebagai perawat, ternyata hasil
tes telah keluar dan saya lulus dan bersiap untuk memulai perkuliaaan dengan
penuh semangat.
Dari awal proses perkuliahan saya di STIKES Keperawatan sampai saya wisuda yang pertama kali,
selalu berjalan dengan baik, dan lancar
walaupun ada keluh kesah dari proses KKN, proposal dan skripsi, tetapi saya tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab semuanya indah
pada waktu-NYA.
Saya tidak lagi heran
atas pencapaian yang saya telah raih, serta proses perjuangan selama 4 tahun dan tepat pada akhir tahun 2016 saya di wisuda dengan gelar Sarjana Keperawatan di STIKES Pasapua Ambon dengan penuh
kegembiraan sampai saya memberikan pelukan, ciuman serta meneteskan air mata untuk Mama, Papa dan keluarga semuanya yang datang di
acara wisuda dan saya mengatakan kepada orang tua bahwa saya telah mencintai
cita-cita sebagai perawat karena saya sungguh menyayangi mama dan papa, terimakasih
atas kepercayaan untuk menjadi apa yang mama, papa dan keluarga impikan.akhirnya
disinilah terbukti bahwa dengan mengikuti dan taat pada nasehat, keinginan
orang tua maka saya sukses, apa pun masalah yang di perhadapkan dengan saya
pasti,
saya atasi karena, saya tidak sendiri, sebab orang tua
yang telah lebih dulu hidup dan tahu segala
sesuatu sebelum saya ada dan orang tua turut mendoakan yang terbaik bagi saya.
Pada awal 2017 orang
tua saya memberikan kepercayaan lagi untuk pergi merantau, jadi saya memilih
ibu kota Jakarta dengan alasan ingin
merasakan suasana yang jauh lebih berat dibandingkan sebelumnya, saya sungguh
menyukai Jakarta walaupun penuh banyak tantangan. Kemudian saya memilih melanjutkan profesi di Universitas
Esa Unggul selama 1 tahun, tak heran bila beban hidup di Jakarta lebih berat
mulai dari mahalnya biaya pendidikan profesi sehingga saya harus membuat surat
peryataan mengenai pembiayaan kuliah, mahalnya tempat tinggal, mahalnya grab car
dan gojek sejalan dengan macet parah tetapi tidak menghalangi niat saya untuk
menuntut ilmu karena saya sudah mempunyai pengalaman merantau selama 11 tahun
di kota sebelumnya.
Dalam menuntut ilmu
di Jakarta saya merasakan berbagai macam suasana yaitu, suasana belajar di
kampus, praktek di Rumah sakit terbesar di Jakarta, mempunyai banyak sahabat dan kenalan dari berbagai macam asal
dan suku di Indonesia. Dalam proses menuntut ilmu selama 1 tahun saya tidak
merasakan sakit parah, frustasi seperti sebelumnya. Dan awal tahun 2018 saya
membuktikan kepercayaan orang tua untuk saya dalam mewujudkan impian menjadi
perawat dalam keluarga dan saya di wisuda untuk yang kedua kali di hadapan orang tua dan keluarga.
Setelah selesai
profesi orang tua menyarankan saya untuk tes masuk Magister Keperawatan di Universitas
Padjajaran melalui jalur beasiswa daerah, namun saya tidak lulus dan saya
merasa sedih atas kegagalan yang kedua dalam hidup saya dan saya mengalami
frustasi sebab universitas padjajaran adalah universitas impian saya, namun
lewat kegagalan dan harapan yang tidak tercapai ini orang tua selalu berperan
aktiv dalam membimbing, memberi nasehat kepada saya bahwa saya masih muda,
kesempatan saya untuk mencoba masih banyak dan orang tua menyarankan saya untuk
mencoba tes di universitas lain, kemudian saya mencari universitas yang masih
buka untuk tes masuk.
Ternyata universitas
yang masih buka adalah Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan saya melakukan
pendaftaran serta tes masuk. Sebelum saya
mengikuti tes masuk orang tua selalu mengingatkan saya untuk “Tetap berjuang di
tanah rantau, jangan pernah menyerah, sampai sukses baru pulang”, mama dan papa
selalu mendoakan yang terbaik. Dan akhirnya lewat 2 hari pengumuman hasil
kelulusan telah keluar, saya di nyatakan lulus kemudian waktu yang bersamaan
saya langsung memberitahukan hasil kelulusan saya melalui handphone, dengan penuh kegembiraan saya mengatakan” berterimakasih atas nasehat
yang telah diberikan selama ini, doa yang tulus
serta dukungan dari orang tua hingga sampai saat ini saya menjadi anak rantau
yang sudah mempunyai banyak pengalaman hidup baik menuju cita-cita, bergaul,dan
mempunyai banyak sahabat-sahabat yang berbeda suku dan adat-istiadat.
Tentang Penulis
Vernando Yanry Lameky
TTL : Wasarili, 28 JanuarI 1995 (Maluku Barat Daya)
Ini adalah karya
kedua penulis sendiri dan tidak plagiat, harapan penulis semoga bisa menjadi
motivasi bagi para pembaca. Terimakasih.
Baca
tulisan pertama Vernando Yanry Lameky di sini : Kisah Nyata, Ayah Selalu Bekerja Keras Tanpa Lelah Oleh Vernando Yanry Lameky
Karya
tulis ini dikirimkan melalui email : publikasikaryatulis@yahoo.com
0 Response to "Kisah Nyata Yang Menginspirasi, Nasehat Orang Tua Adalah Motivasi Terbesarku Hingga Dapat Lulus Kuliah S2 - Vernando Yanry Lameky"
Post a Comment