Ki Hajar Dewantara |
Sahabat Edukasi yang berbahagia... Banyak
yang beranggapan bahwa di sekolah dasar tidak ada
bimbingan dan konseling sehingga para siswa tidak mengetahui apa itu bimbingan
dan konseling. Karena kebanyakan di sekolah dasar guru/wali kelas yang menjadi
peran utama dalam memperoleh informasi tentang peserta didiknya. Karena tugas
pendidik di sini bukan saja mengajar tetapi juga
membangun karakter peserta didik.
Sama halnya dengan tujuan pendidikan yang diajarkan
oleh Ki Hajar Dewantara yaitu membangun anak didik menjadi manusia merdeka
lahir batin, luhur akal budinya serta sehat jasmani untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah
air serta manusia pada umumnya .
Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling
seorang guru bisa dipadukan dengan materi ajar melalui pembelajaran tematik. Di
sini guru bisa menggunakan Ajaran Taman Siswa
yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara salah satunya yaitu:
1.
Sistem
Among
Dalam sistem
ini guru atau pamong memerdekakan batin, tenaga dan pikiran peserta didik
seperti dalam melakukan bimbingan dan konseling jangan sampai anak merasa takut
atau tidak nyaman sehingga guru perlu menggunakan sistem
among dalam melakukan bimbingan dan konseling seperti permasalahan yang sering
peserta didik alami yaitu masalah dalam belajar dan sosial. Sehingga siswa
dapat secara terbuka cerita kepada guru tentang apa yang sedang dialami tampa
merasa takut atau tertindas oleh pertanyaan-pertanyaan guru yang diberikan.
2.
Tri Pusat
Pendidikan
Dalam bimbingan dan
konseling permasalahan anak datang dari
tiga hal yaitu dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat karena ketiga hal tersebut sudah sangat menyatu dengan kehidupan.
Maka permasalahan tersebut dapat berakibat satu sama lain sehingga penyelesaian
dalam bimbingan dan konseling bukan hanya peran guru atau wali kelas saja
melainkan orang tua, masyarakat juga ikut dalam membimbing anaknya dan memantau
perkembangan sehingga anatara orang tua dan guru bisa berkomunikasi untuk
menyelesaikan masalah peserta didik karena peran orang tua sangatlah membantu
guru untuk mencari informasi penyebab permasalahan itu muncul ataupun dalam
penyelesaian suatu permasalahann sehingga orangtua disini harus terbuka dan
komperehensif terhadap guru ataupun wali kelas sehingga terjalin kerjasama
antara orang tua dan guru.
3.
Trilogi
Kepemimpinan
Seorang wali kelas
bisa menggunakan metode ini dalam melaksanakan Bimbingan dan Konseling seperti
yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu :
a.
Ing Ngarso Sung Tulodo, yaitu di depan
memberi contoh. Yaitu seperti halnya dalam melaksanakan bimbingan dan konseling
yaitu dalam membentuk karakter peserta didik seorang guru memberikan contoh
bukan hanya teori saja seperti halnya menunjukan sikap dan perilaku yang baik
sehingga siswa dapat melihat langsung apa yang di sampaikan oleh guru dapat di
terapkan dalam perilaku sehari-hari.
b.
Ing Madya Mangun Karso, yaitu ketika seorang
guru berada di tengah atau pendamping para siswa dalam bimbingan dan konseling
guru tetap mengawasi dan mengamati dalam kegiatan siswa dan tetap mengawasi
perilaku siswa agar mengetahui karakter siswa satu dengan yang lainnya sehingga
guru dapat mengetaahui dengan jelas permasalahan yang sedang siswa alami.
c.
Tut Wuri Handayani, yaitu ketika guru
berada di belakang memberikan pengaruh yang nyata yaitu sebagi pendorong
kemajuan siswa. Dengan guru memberikan dorongan siswa mampu mengembangkan pola
pikir anak tampa anak harus mengalami ketakutan atau kurang berkembang. Seperti
halnya dalam bimbingan dan konseling ada asas tut wuri handayani yaitu harus
menciptakan suasana yang mengayomi serta memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menyapaikan pendapat tampa adanya rasa takut atau tertekan. Dengan
begitu anak akan membentuk karakter dengan
sendirinya dengan pengawasan guru tentunya.
4.
Tri N
Dalam Trilogi Taman Siswa
yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melakukan pengajaran di kenal
dengan Tri N yaitu Niteni, Nirokake
dan Nambahi dalam melaksanakan
bimbingan dan konseling dalam penanganan kesulitan belajar yang di alamipeserta
didik sepertihanya kesulitan dalam pemahaman materi yang disampaikan guru. Seorang guru dapat menerpakan metode
ini dalam penanganannya yaitu : Niteni, berasal
dari kata titen yang menunjuk kemampuan untuk secara cermat mengenali dan
menangkap makna dari suatu obyek atau pembelajaran jadi dalam penanganan
kesulitan pemahaman menerima materi ini, guru harus memperhatikan secara khusus
dan memastikan bahwa siswa tersebut dapat mengerti apa yang di sampaikan oleh
guru dengan Nirokake. Nirokake yaitu meniru sesuatu apa
yang di pelajari.
Dengan menyuruh anak
tersebut menirukan atau mengemukakan kembali apa yang telah ia dapat pahami
dari pemebelajaran tersebut. Dengan begitu dapat menambah pemahaman materi yang
disampaikan oleh guru. Setelah itu, Nambahi yaitu menambahkan
atau mengembangkan apa yang di terima dari pembelajaran itu. Disini guru harus
menyuruh siswa menulis apa yang disampaikan guru setelah menirukan tadi melalui
tulisan dengan bahasa sendiri sehingga pemahaman siswa akan bertambah dengan
sendirinya. Dalam proses ini siswa mampu menumbuhkan kreatifitas dan inovatif
untuk memberi warna baru daalam proses pembelajaran.
5.
TRI NGA
Dalam melakukan
bimbingan dan konseling guru dapat menamkan sikap Tri Nga ini yaitu Ngerti, Ngrasa
dan Nglakoni.
Yaitu Ngerti adalah mengerti atau mengetahui kesadaran moral,
pengertian akan Nilai. Disini guru dapat
berperan membantu siswa dalam membentuk karakter anak dari segi kongnitif yaitu
mengenalkan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat da nada di lingkungan mereka. Setelah itu
guru membantu siswa Ngrasa yaitu merasakan apa yang telah mereka mengerti atau
pahami tentang nilai-nilai untuk membentuk karakter anak yang berbudi pekerti
yang luhur seperti halnya suara hati, tumbuhnya empati
terhadap orang lain dan rendah hati. Dalam meningkatkan pendidikan karakter
anak guru harus meningkatkan dan melaksanakan dalam tindakan nyata seperti Nglakoni
yaitu melakukan atau berbuat dengan tindakan yang nyata karena merasa dan
mengerti saja tidak cukup tanpa adanya
melaksanakan jadi disini guru harus memastikan anak melakukan dan mengamalkan
apa yang dimengerti dan dirasakan akan nili-nilai moral dengan begitu siswa
terbentuk karakter kepribadiannya yang berbudi
luhur.
Dapat disimpulkan bahwa dalam pengajaran guru
tidak hanya penyampaikan pelajaran saja melainkan membentuk karakter siswa dan
mengamati dan memperhatikan siswa yang perlu bantuan dengan menyelesaikan
permasalahan dengan melakukan bimbingan dan konseling. Dengan begitu dapat di
pilih metode-metode yang tepat untuk membantu mengatasi permasalahan anak
seperti Sistem Among,
Tri Pusat Pendidikan, Trilogi Kepemimpinan, Tri N dan Tri Nga. Dengan
begitu diharapkan adanya bimbingan dan konseling siswa mampu belajar dengan fokus
tanpa adanya permasalahan di sekitarnya.
BIODATA PENGIRIM
Nama : Nadya Rifka Ayu Maheldaswara
Alamat : Karangsemut RT. 11 Trimulyo
Jetis Bantul Yogyakarta
Kode Pos : 55781
No HP :
089638040***
Alamat email : nadyarifka22@gmail.com
Dikirimkan melalui email
: publikasikaryatulis@yahoo.com
0 Response to "Metode/Cara Melakukan Bimbingan dan Konseling di SD Dengan Menerapkan Metode Ki Hajar Dewantara oleh Nadya Rifka Ayu Maheldaswara"
Post a Comment