A. Pendahuluan
Menurut Suyatno Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
Penulis : Hj. Nunung Hanurawati, M.Pd. (Guru SDN Kebonsari I Cilegon)
Ingin mengirimkan tulisan karya asli Anda untuk dimuat di www.salamedukasi.com seperti postingan di atas, silahkan pelajari di sini: Cara Mempublikasikan / Menerbitkan Karya Tulis Gratis Secara Online di www.salamedukasi.com
1. Latar Belakang
Pemahaman guru
terhadap karakteristik peserta didik ini memberikan gambaran bagi para guru,
dari sisi mana potensi peserta didik, kelemahannya dapat dibantu atau
ditumbuhkan dan kelebihan apa yang perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan.
Potensi adalah kesanggupan, daya, kemampuan untuk lebih berkembang.
Potensi peserta didik
adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik/sifat individu yang
berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan
dan atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri peserta
didik. Setiap peserta didik adalah individu yang unik. Unik karena mereka
memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Moral merupakan aspek
perilaku atau sikap yang sering ditunjukkan peserta didik dari ajaran tentang
baik, buruk yang diterima umum mengenai sebuah respon tindakan atau perbuatan
yang dalam perspektif agama sering kita kenal dengan istilah akhlak, budi
pekerti, susila. sebagai contoh prilaku buruk peserta didik adalah tidak
menghargai guru, membuat onar dikelas, sering ribut dengan teman, suka berantem,
mengganggu teman ketika sedang belajar, usil dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk
bermoral baik, ditunjukkan perilaku sopan, jujur, patuh, taat, yang untuk
budaya timur seperti hormat pada yang tua lewat tutur bahasa yang lembut,
menghargai nilai adat istiadat sehingga seseorang bisa dinilai bermoral sudah
mulai menunjukkan atau bahkan sudah
menjalankan dengan mempunyai pertimbangan baik buruk dalam perbuatannya baik
bagi alam, dirinya, dan orang lain.
Seorang guru adalah
panutan dan contoh yang realalita nyata dilihat dan diperhatikan tingkah
lakunya, mulai dari berjalan, bertutur kata, bahkan marahnya pun diperhatikan
oleh peserta didik seperti Akronim GURU tingkah lakunya harus di gugu dan di
tiru. Dengan kata lain ke mana dan di manapun kita berada sejatinya guru harus
mempunyai kepribadian yang sopan, santun, dan sebisa mungkin dijadikan cermin
bagi peserta didiknya.
2. Tujuan
Dengan menerapkan
pendidikan karakter pada siswa diharapkan:
Bertingkah laku sesuai
dengan usianya, berkepribadian yang menjunjung nilai moral, sopan dan santun,
menyayangi dan menghargai teman, menghormati guru, menghormati yang lebih tua
dan menyayangi yang lebih muda.
3. Ruang Lingkup
Tulisan
Ruang lingkup dalam
tulisan ini dibatasi dalam 3 hal yaitu:
a. Lingkup keluarga
Merupakan wahana
pembelajaran dan pembiasaan nilai-nilai kebaikan yang dilakukan oleh orang tua
dan orang dewasa lain di keluarga. Sehingga melahirkan anggota keluarga yang
berkarakter.
b. Lingkup satuan
pendidikan
Merupakan wahana
pembinaan dan pengembangan karakter yang dilaksanakan dengan pendekatan sebagai
berikut:
•
Pengintegrasian
pada semua mata pelajaran
•
Pengembangan
budaya sekolah
•
Melalui
kegiatan kurikuler dan ektrakurikuler
•
Pembiasaan
prilaku dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah
B. Tinjauan
Pustaka
Menurut Suyatno Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
Menurut Kertajaya
Pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau
individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda
atau individe tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang
bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.
Menurut Thomas
Lickona Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai
etika yang inti.
Kesimpulan yang di
padukan dari para ahli diatas bahwa Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang
disengaja untuk membantu seseorang dalam mengembangkan potensi untuk memahami
dirinya sehingga dapat berfikir
berprilaku, bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, bangsa maupun
Negara.
C. Tujuan
Penelitian
Membentuk kepribadian
siswa lebih baik dan berkarakter sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya
jauh lebih baik dan berahlakul karimah.
D. Metode
Penelitian
Pendidikan karakter
dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan dapat berupa berbagai kegiatan
yang dilakukan secara intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.Kegiatan intra
kurikuler terintegrasi ke dalam mata pelajaran, sedangkan kegiatan ekstra
kurikuler dilakukan di luar jam pelajaran.
Strategi dalam pendidikan
karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap sebagai berikut.:
• Keteladanan
• Penanaman
kedisiplinan
• Pembiasaan
• Menciptakan
suasana yang konduksif
1) Keteladanan
Keteladanan memiliki
kontribusi yang sangat besar dalam mendidik karakter. Keteladanan guru dalam
berbagai aktivitasnya akan menjadi cermin siswanya. Oleh karena itu, sosok guru
yang bisa diteladani siswa sangat penting. Guru yang suka dan terbiasa membaca
dan meneliti, disiplin, ramah, berakhlak misalnya akan menjadi teladan yang
baik bagi siswa, demikian juga sebaliknya.
Sebagaimana telah
dikemukakan, yang menjadi persoalan adalah bagaimana menjadi sosok guru yang
bisa diteladani, karena agar bisa diteladani dibutuhkan berbagai upaya agar
seorang guru memenuhi standar kelayakan tertentu sehingga ia memang patut
dicontoh siswanya. Memberi contoh atau memberi teladan merupakan suatu tindakan
yang mudah dilakukan guru, tetapi untuk menjadi contoh atau menjadi teladan
tidaklah mudah.
Keteladanan lebih
mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk tindakan nyata daripada sekedar
berbicara tanpa aksi.Apalagi didukung oleh suasana yang memungkinkan anak
melakukannya ke arah hal itu.
2) Penanaman atau
Penegakan Kedisiplinan
Disiplin pada
hakikatnya adalah suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh
kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana
mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yangseharusnya berlaku di
dalam suatu lingkungan tertentu.Realisasinya harus terlihat (menjelma) dalam
perbuatan atau tingkah laku yang nyata, yaitu perbuatan tingkah laku yang
sesuai dengan aturan-aturan atau tata kelakuan yang semestinya.
Kedisiplinan menjadi
alat yang ampuh dalam mendidik karakter.Banyak orang sukses karena menegakkan
kedisiplinan.Sebaliknya, banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena
kurang atau tidak disiplin.Banyak agenda yang telah ditetapkan tidak dapat
berjalan karena kurang disiplin.
Kita masih sering
terlambat karena sering tidak bisa menepati waktu.Oleh karena itu, betapa
pentingnya menegakkan disiplin agar sesuatu yang diinginkan dapat tercapai
dengan tepat waktu.Dengandemikian, penegakan kedisiplinan merupakan salah satu
strategi dalam membangun karakter seseorang. Jika penegakan disiplin dapat
dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, maka lama-kelamaan akan
menjadi habit atau kebiasaan yang positif.
Menanamkan prinsip
agar peserta didik memiliki pendirian yang kokoh merupakan bagian yang sangat
penting dari strategi menegakkan disiplin.Dengan demikian, penegakan disiplin
dapat juga diarahkan pada penanaman nasionalisme, cinta taha air, dan
lain-lain.
Banyak cara dalam
menegakkan kedisiplinan, terutama di sekolah. Misalnya dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani, guru selalu memanfaatkan pada saat perjalanan dari sekolah menuju
lapangan olahraga, murid diminta berbaris secara rapi dan tertib, sehingga
tampak kompak dan menarik jika dibandingkan dengan berjalan sendiri-sendiri.
Jika hal ini dapat dilakukan, makapengguna jalan akan menghormati dan
mempersilahkan bejalan lebih dahulu, bahkan dapat mengurangi resiko keamanan
yang tidak diinginkan. Nilai-nilai yang dapat dipetik antara lain kebersamaan,
kekompakan, kerapian, ketertiban, dan lain-lain.
Kegiatan upacara yang
dilakukan setiap hari tertentu kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan
kebersihan dan potong kuku, pengecekan ketertiban sikap dalam mengikuti upacara
dapat digunakan sebagai upaya penegakan kedisiplinan.
Guru sebagai teladan
harus datang pagi dan tidak terlambat. Begitu tiba di sekolah, guru sudah
berdiri di depan pintu dan menyambut anak-anak yang datang dengan menyalaminya.
3) Pembiasaan
Pembiasaa berbaris
sebelum memasuki ruang kelas, berdoa sebelum dan sesudah belajar, sepuluh menit
gerakan membaca, mengangkat tangan apabila akan bertanya atau meminta izin
kebelakang, mentaati tata tertib, meminta maaf apabila melakukan kesalahan,
bertutur kata dengan sopan adalah beberapa contoh pembiasaan yang apabila
dilakukan akan berdampak lebih baik dan menunjang pembentukan karakter siswa.
4) Menciptakan
suasana kondusif
Dalam proses belajar
mengajar suasana kondusif adalah dambaan setiap pendidik, karena akan
menciptakan ketercapaian tujuan mengajar atau mendidik, nilai plus yang akan
diterima baik oleh siswa ataupun pendidik, suasana yang nyaman tidak
menimbulkan keonaran, kejenuhan, ataupun tidak termotivasinya siswa untuk
belajar adalah hal-hal yang harus di luruskan oleh seorang pendidik. Itulah
pentingnya penerapan pendidikan karakter yang di masukan pada setiap mata
pelajaran agar pembelajaran menerap pada setiap hati peserta didik yang akan
menjadi generasi yang mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan agama
dan bangsa.
E. Hasil
Pembahasan
Pendidikan adalah
suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Menurut wikipedia Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Pendidikan disini ditujukan kepada siswa sekolah dasar, sebagai bekal
kelak supaya berkpribadian baik dan berakhlakul karimah.
Karakter atau watak
adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti,
dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Lebih lengkap lagi
karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang
diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan
bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan Pendidikan
Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses
pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter
pribadi atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara.
Satuan pendidikan
sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk
karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini
merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk
selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat
Kurikulum. Nilai prakondisi (the existing values) yang dimaksud antara lain
takwa, bersih, rapih, nyaman, dan santun.
Dalam rangka lebih
memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang
bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa
Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan,Cinta TanahAir,Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai,Gemar
Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial
Tanggung Jawab, Religius. (Puskur. Pengembangan dan Pendidikan Budaya
& Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10). Nilai dan deskripsinya
terdapat dalam Lampiran 1.)
Meskipun telah
terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat
menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi
yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas.
Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat
berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu
tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di
antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai
dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan
kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin,
sopan dan santun.
Pendidikan karakter
adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakterpada
anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan
oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster:
1.
Pendidikan
karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak
didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
2.
Adanya
koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak
didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah
terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
3.
Adanya
otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai
menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil
keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
4.
Keteguhan
dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang
dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang
dipilih.
Pendidikan karakter
penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic
atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak
mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan,
kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya.Pendidikan
karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan
kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.
F. Kesimpulan
dan Saran
Pendidikan karakter
hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan
dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan
masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan
begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem
pendidikan karakter.
G. Daftar
Rujukan
ü Dorothy Law Nolte,
Dryden dan Vos, Revolusi Cara Belajar.Terjemahan word Translation service.(Bandung:Kaifa,2000)
ü Heri gunawan,
Pendidikan Karakter “konsep dan Implementasi” ( Bandung : Cv. Alfabeta, 2012)
ü M. Furqon
Hidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa,(Kadipiro Surakarta,2010)
ü Muchlas Samani,
Hariyanto, Konsep dan model Pendidikan Karakter,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2014)
Penulis : Hj. Nunung Hanurawati, M.Pd. (Guru SDN Kebonsari I Cilegon)
Ingin mengirimkan tulisan karya asli Anda untuk dimuat di www.salamedukasi.com seperti postingan di atas, silahkan pelajari di sini: Cara Mempublikasikan / Menerbitkan Karya Tulis Gratis Secara Online di www.salamedukasi.com
0 Response to "Karya Ilmiah Guru “Penerapan Pendidikan Karakter Pada Siswa Dalam Menumbuhkan Pribadi Yang Berakhlakul Karimah” Oleh Hj. Nunung Hanurawati, M.Pd"
Post a Comment