Sahabat
Edukasi yang berbahagia…
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berkomitmen untuk membuat tata kelola di lingkungan Kemendikbud lebih baik dan
berintegritas. Tak tanggung-tanggung, ia berharap agar tata kelola di
Kemendikbud bisa berkelas dunia dan
menjadi contoh bagi kementerian dan lembaga lainnya.
Untuk
mencapai tata kelola berkelas dunia, Mendikbud menyampaikan kerangka strategis
yang meliputi tiga aspek utama. Tujuannya, untuk membentuk insan dan ekosistem
pendidikan dan kebudayaan berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong.
Salah satu dari ketiga aspek itu adalah perbaikan
tata kelola untuk pengembangan efektivitas birokrasi.
“Kita
melihat pendidikan memerlukan partisipasi publik yang sangat luas. Ada 208 ribu
unit sekolah, anggaran sebesar Rp. 53 triliun dengan 16.350 pegawai, dan pihak
penerima layanan meliputi guru, murid, orang tua, LSM, pemerhati, dan
lain-lain,” kata Mendikbud pada temu awal evaluasi kinerja Kemendikbud dengan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)
di Kantor Kemendikbud, Rabu (26/08/2015).
Mendikbud
menyampaikan, saat ini hasil penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi
(PMPRB) di Kemendikbud adalah baik. Nilai dari panel bersama asesor Inspektorat
Jenderal dan Unit utama adalah 81,53. Mendikbud yakin nilai tersebut akan terus
naik sesuai dengan kinerja yang juga semakin baik di kementerian yang ia
pimpin.
Di
hadapan Menteri PAN RB dan seluruh pejabat eselon I dan II Kemendikbud dan
KemenPANRB, Mendikbud menyampaikan beragam terobosan dari reformasi birokrasi yang
dilakukan di Kemendikbud. Terobosan yang diunggulkan salah satunya adalah Unit
Layanan Terpadu (ULT) yang memfasilitasi lebih dari 50 layanan yang ada di
Kemendikbud dalam satu tempat. Tujuan layanan ini, kata dia, untuk membantu masyarakat menyelesaikan berbagai
masalah yang terkait pendidikan dan kebudayaan tanpa harus kebingungan.
Terobosan
lain adalah rintisan ujian nasional
berbasis komputer atau yang dikenal dengan UN CBT. UN dengan model ini
terbukti bisa menjaga integritas peserta
dalam melaksanakan ujian karena setiap peserta mengerjakan soal berbeda yang
berasal dari bank soal di sistem tersebut.
Mendikbud
juga menyebutkan perampingan struktur organisasi di Kemendikbud sebagai
terobosan. Dari 10 unit utama dirampingkan menjadi delapan unit dengan seleksi
pimpinan madya dan pratama secara terbuka.
Beberapa
terobosan lain yang disebutkan oleh Mendikbud adalah adanya unit pengendali gratifikasi, analisis
jabatan, guru garis depan, perbaikan kurikulum, penataan sekolah keluarga TKI,
dan program penumbuhan budi pekerti.
Dengan
adanya berbagai terobosan yang dirintis oleh Kemendikbud, MenPANRB Yuddi
Chrisnandi yakin bahwa Kemendikbud bisa menjadi center of excellence kementerian dan lembaga lain. Ia mengapresiasi
apa yang sudah dilakukan oleh Kemendikbud dan berharap agar apa yang sudah
dilakukan ini bisa tetap pada jalurnya.
“Saya
optimis apa yang dilakukan (Kemendikbud) ini bukan semata-mata agar tunjangan
kinerja bisa naik. Tapi ini adalah salah satu konsekuensi dari adanya birokrasi yang jelas dan klir serta tata kelola
yang baik. Dengan adanya keinginan kuat untuk mematuhi aturan, maka tata
kelola akan on track,” kata Yuddi. (Aline
Rogeleonick)
Kosa
kata redaksi :
1.
Center of excellence : Pusat Layanan Unggulan / Pusat Unggulan.
2.
On track = Berada pada
jalurnya.
0 Response to "Kemendikbud RI Berkomitmen Membuat Tata Kelola Yang Bisa Berkelas Dunia dan Menjadi Contoh Bagi Kementerian dan Lembaga Lain"
Post a Comment