Sahabat
Edukasi yang berbahagia…
Masa
lalu akan selalu indah untuk dikenang, utamanya waktu masih duduk di bangku
sekolah, dari SD, SMP, hingga SMA ataupun yang sederajat.
Ingat
benar kala itu saat ku masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SMP khan sudah ada
jam tambahan (les) untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional. Dan dikarenakan
lokasi sekolah dengan rumah tempat tinggal kedua orang tuaku lumayan jauh dan
ditempuh dengan jalan kaki, maka membawa nasi ke sekolah untuk dimakan sepulang
sekolah setiap kali ada jadwal les pasti saya membawanya, tak terkecuali
teman-teman seperjuanganku kala itu.
Dan
istilah nasi yang dibawa sebagai bekal ke sekolah kami sebut dengan bontot. Dan
tentu saja dalam bahasa Indonesia bontot berarti bungsu. Mungkin bontot ini
merupakan bahasa Jawa atau sebutan masyarakat sekitar kampung halaman saya saja
ya…? J
Setelah
pulang sekolah, kami bersama-sama teman lain yang tergolong jauh jika harus
pulang dan pergi, maka kami tetap bertahan di sekolah. Setelah sholat dzuhur
kami pergi ke tengah persawahan yang ada pondok / gubug-nya untuk menyantap
bersama bontot bawaan kami masing-masing dan tentunya tanpa memakai sendok
alias langsung menggunakan tangan (muluk).
Serunya
kala itu, kami saling tukar lauk, tukar nasi yang kadang dimasak seperti
lontong maupun dimasak seperti biasanya, namun yang khas hampir selalu
dibungkus dengan daun pisang. Serunya masa sekolah bersama bontot kami yang
selalu enak dimakan, dan selalu habis tanpa sisa.
Lalu,
di jaman ini, masih ada nggak kira-kira anak sekolah yang membawa bontot ke
sekolah ya…? Karena sejak bertugas menjadi guru selama sekitar 6 (enam) tahun
ini, saya belum pernah menemui siswaku yang membawa bontot (bekal makanan) ke
sekolah…. J Salam Edukasi…!
0 Response to "Membawa Bontot Nasi Bungkus Daun Pisang Untuk Bekal Anak Sekolah di Jaman Dulu"
Post a Comment