Sahabat
Edukasi yang berbahagia…
Menjelang
tahun pelajaran baru 2015-2016 yang siap dilaksanakan pada hari Senin 27 Juli
2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mencanangkan
secara resmi Program Penumbuhan Budi Pekerti (PBP).
PBP adalah pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah, yang dimulai sejak masa orientasi peserta didik baru sampai dengan kelulusan, dari jenjang Sekolah Dasar (SD), sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), dan sekolah pada jalur pendidikan khusus.
PBP adalah pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah, yang dimulai sejak masa orientasi peserta didik baru sampai dengan kelulusan, dari jenjang Sekolah Dasar (SD), sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), dan sekolah pada jalur pendidikan khusus.
“Implementasi
gerakan penumbuhan budi pekerti adalah upaya untuk menjadikan sekolah sebagai
taman untuk menumbuhkan karakter positif bagi para peserta didik,” ujar
Mendikbud Anies Baswedan pada jumpa pers di kantor Kemendikbud, Jumat
(24/07/2015).
Mendikbud
mengatakan PBP akan fokus dilakukan melalui kegiatan nonkurikuler pada seluruh
jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan tahapan usia perkembangan peserta
didik. Pada pelaksanaannya akan bersifat kontekstual atau disesuaikan dengan
muatan lokal daerah.
“Penumbuhan
karakter dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan
nonkurikuler. Kali ini akan dilaksanakan fokus melalui jalur nonkurikuler yang
biasanya kurang dapat perhatian, padahal memiliki efek besar dalam belajar
mengajar,” jelas Mendikbud.
Penerapan
PBP pada jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah pendidikan khusus dilaksanakan
melalui kemandirian peserta didik, seperti membiasakan keteraturan dan
pengulangan yang dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru, proses
kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler, sampai dengan kelulusan. Sedangkan
pada jenjang SD, metode pelaksanaan berupa mengamati dan meniru perilaku
positif guru dan kepala sekolah sebagai contoh langsung dalam membiasakan
keteraturan dan pengulangan (konsisten).
“Alur
penerapan PBP akan diterapkan pada tahap diajarkan, dibiasakan, dilatih secara
konsisten, kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga akan terbentuk karakter,
dan akhirnya menjadi budaya dalam setiap perilaku anak-anak,” tutur Mendikbud.
Lingkup
kegiatan PBP dibagi menjadi tujuh, yaitu menumbuhkembangkan nilai moral dan
spiritual, menumbuhkembangkan nilai kebangsaan dan kebhinekaan, mengembangkan
interaksi positif antar peserta didik, merawat diri dan lingkungan sekolah.
Selanjutnya mengembangkan potensi diri peserta didik secara untuk, serta
pelibatan orang tua dan masyarakat di sekolah.
Berikut
ulasan tentang Pendidikan Budi Pekerti, Alur Pembudayaan, dan Kegiatan
Sehari-hari di Sekolah :
Sekolah
selayaknya menjadi "taman" yang di dalamnya anak-anak Indonesia akan
mendapatkan suasana belajar penuh tantangan tapi menyenangkan dan menumbuhkan
budi pekerti luhur.
Bersamaan
dengan dimulainya tahun ajaran 2015/2016, Kemdikbud mencanangkan gerakan
Penumbuhan Budi Pekerti melalui serangkaian kegiatan non kurikuler, yaitu
rangkaian kegiatan harian dan periodik wajib maupun pilihan, seperti tertuang
dalam Permendikbud tentang Penumbuhan Budi Pekerti untuk menumbuhkembang kan
nilai-nilai dan karakter positif.
Alur Pembudayaan :
Contoh
kasus: “Hidup Bersih”. Diajarkan
tentang cara hidup bersih dan bahaya hidup kotor. Dibiasakan membersihkan yang
kotor dan membuang sampah pada tempatnya, dilatih konsisten diarahkan bila
tidak dikerjakan, ditegur jika dilanggar. kemudian, menjadi kebiasaan menjadi
kebiasaan (tanpa disadari) membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya.
Lalu,
menjadi karakter suka kebersihan dan tidak nyaman melihat sampah bukan pada
tempatnya, sehingga akhirnya akan menjadi budaya
masyarakat yang berbudaya hidup bersih.
Budi pekerti luhur yang
diharapkan dapat tumbuh mencakup antara lain:
a. Internalisasi
nilai moral dan spiritual dalam kehidupan.
b. Rasa
kebangsaan dan cinta tanah
c. Interaksi
positif antara peserta didik dengan guru dan orangtua.
d. Interaksi
positif enter siswa.
e. Pengembangan
potensi utuh siswa.
f. Pemeliharaan
lingkungan sekolah yang mendukung iklim pembelajaran.
g. Pelibatan
orangtua dan masyarakat.
Kegiatan Sehari-hari di
Sekolah :
1. Beberapa
kegiatan wajib
2. Contoh-contoh
pembiasaan baik
Sebelum Memulai
Pembelajaran: Sesudah Mengakhiri Pembelajaran:
1. Membaca
buku non-pelajaran sekitar 15 menit sebelum jam pelaja ran perta ma dimulai.
2. Hari
pelajaran dimulai dengan berdoa, dipimpin bergantian oleh siswa di bawah
bimbingan guru.
3. Menyanyikan
lagu Indonesia Raya dan atau lagu wajib nasional atau lagu terkini yang
menggambarkan semangat cinta tanah air.
Kegiatan Rutin Tiap Minggu:
1. Upacara
bendera dap hari Senin.
2. Olah
raga bersama seluruhwarga sekolah minimal seminggu sekali.
3. Siswa
piket membersihkan kelas dan lingkungan sekolah secara bergantian.
4. Menyanyikan
satu lagu daerah (dari seluruh nusantara).
5. Mengakhiri
dengan berdoa, dipimpin bergantian oleh siswa di bawah bimbingan guru.
Kegiatan Periodik/Insidental
Lainnya:
1. Pertemuan
wali kelas dan orangtua siswa untuk menjelaskan visi, misi dan aturan sekolah
serta tahapan belajar siswa.
2. Siswa
dibiasakan belajar kelompok baik di sekolah maupun di rumah dengan
sepengetahuan guru dan orangtua.
3. Siswa
terlibat dengan masyarakat untuk melihat dan memecahkan masalah-masalah nyata
di lingkungan sekolah.
4. Masyarakat
dari berbagai profesi berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa di sekolah.
0 Response to "Gerakan / Program Penumbuhan Budi Pekerti Luhur Tahun Ajaran 2015/2016 Kemdikbud RI"
Post a Comment