Sahabat
Edukasi yang berbahagia…
Kejujuran
akan selalu membawa kemujuran pada akhirnya. Tak terkecuali dalam pelaksanaan
ujian nasional tahun 2015 kali ini, di mana kelulusan tidak lagi berdasarkan
nilai UN akan tetapi ditentukan oleh sekolah.
Terkait dengan berani jujur dalam ujian, berikut editorial yang admin share dari situs Kemdikbud RI selengkapnya, semoga bermanfaat positif bagi kita semua… Aamiin…
Terkait dengan berani jujur dalam ujian, berikut editorial yang admin share dari situs Kemdikbud RI selengkapnya, semoga bermanfaat positif bagi kita semua… Aamiin…
Ada
kabar baik dalam pelaksanaan ujian nasional siswa sekolah menengah atas (SMA)
kali ini. Apresiasi patut diberikan kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Salah satu poin yang menarik, ujian tidak mutlak menjadi penentu kelulusan. Ini melegakan, karena memang mustahil meringkas performa siswa selama tiga tahun masa belajar hanya dalam tiga hari ujian.
Salah satu poin yang menarik, ujian tidak mutlak menjadi penentu kelulusan. Ini melegakan, karena memang mustahil meringkas performa siswa selama tiga tahun masa belajar hanya dalam tiga hari ujian.
Ujian
kali ini juga menerapkan terobosan yang membesarkan hati. Ada 585 sekolah dari
ratusan ribu sekolah di seluruh Indonesia yang menyelenggarakan ujian secara
online, dengan koneksi Internet.
Ujian online jauh lebih hemat, tanpa jutaan lembar kertas, tanpa ongkos distribusi. Dan, yang lebih penting, ujian online juga lebih aman. Murid dibekali kata kunci (password), dan hanya dia sendiri yang bisa membuka naskah ujian. Terobosan ini layak diperluas sampai ke seluruh Indonesia, dengan syarat perbaikan infrastruktur pendukung.
Ujian online jauh lebih hemat, tanpa jutaan lembar kertas, tanpa ongkos distribusi. Dan, yang lebih penting, ujian online juga lebih aman. Murid dibekali kata kunci (password), dan hanya dia sendiri yang bisa membuka naskah ujian. Terobosan ini layak diperluas sampai ke seluruh Indonesia, dengan syarat perbaikan infrastruktur pendukung.
Sayangnya,
di tengah kemajuan itu, tetap saja kebocoran terjadi. Ftederasi Guru Seluruh
Indonesia (FGSI) melaporkan adanya jual-beli kunci soal ujian dengan nilai Rp
14-21 juta. Juga dilaporkan ada guru yang mengunduh 25 jenis soal ujian melalui
lemari virtual Google Drive. Kendati jumlah variasi soal ujian ada 11.730 paket
dan yang bocor di Google Drive “hanya” 25 jenis paket (0,0021 persen), tetap
saja kebocoran ini mengecewakan.
Benar,
secara keseluruhan, FGSI juga mendeteksi turunnya kuantitas kecurangan. Tahun
ini jumlah laporan yang diterima FGSI ada 91 kasus, jauh menurun dibanding
tahun lalu, yang mencapai 304 laporan. Kecurangan tertinggi, menurut data FGSI,
terjadi pada 2013 dengan 1.035 laporan kecurangan ujian nasional.
Kebocoran
ini membuktikan bahwa, apa pun sistemnya, baik dengan kertas maupun digital,
tetap ada risiko bocor. Seketat apa pun pengawasan, distribusi dikawal puluhan
batalion polisi, misalnya, mustahil membuat kebocoran menjadi nol. Sistem dan
metode bisa dibuat super-canggih, tapi manusia di balik sistem yang harus
ditingkatkan kualitasnya. Pengawasan harus berlipat-lipat.
Mata
rantai ujian nasional memang panjang. Semua yang terlibat, dari pem¬buat soal,
pengawas, guru, kepala sekolah, sampai pegawai percetakan, berpotensi menjadi
pembocor. Karena itu, penegakan hukum menjadi kunci mutlak untuk menegaskan
bahwa negara ini tidak menenggang kecurangan ujian. Tak bisa kita biarkan
murid-murid sekolah merajut hari depan bangsa ini melalui jalan curang. Siapa
pun yang terbukti menjadi biang kerok pembocor harus dihukum berat.
Baik
pula kita dorong rencana Menteri Pendidikan Anies Baswedan untuk menerapkan
indeks kejujuran. Sejauh ini baru ada 52 kabupaten/kota (12,5 persen dari
400-an kabupaten/kota) dengan indeks kejujuran 90. Ini berarti mayoritas siswa
di wilayah itu menjalani ujian dengan jujur.
Jangkauan
indeks kejujuran dan integritas ini harus diperluas di dunia pendidikan.
Caranya, antara lain, dengan memberi penghargaan kepada sekolah yang berani
tertular dan menularkan virus penting: virus berani jujur.
0 Response to "Berani Jujur Dalam Ujian Nasional, Itu Hebat…!"
Post a Comment