Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus memantapkan langkah dalam penyediaan program sabak elektronik atau e-sabak, sarana pembelajaran interaktif bagi siswa dan guru dengan media tablet.
Program ini akan dimulai di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang ada di beberapa wilayah Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus memantapkan langkah dalam penyediaan program sabak elektronik atau e-sabak, sarana pembelajaran interaktif bagi siswa dan guru dengan media tablet.
Program ini akan dimulai di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang ada di beberapa wilayah Indonesia.
Demikian
disampaikan Plt. Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Kemendikbud, Ari
Santoso, pada rapat koordinasi dengan Telkom Indonesia di kantor Kemendikbud,
Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Menurut Ari, langkah pertama implementasi program e-sabak ini sebaiknya sebagian besar dilaksanakan di daerah 3T tapi untuk sekolah-sekolah yang memiliki jaringan internet dan teraliri listrik, kemudian di sekolah-sekolah yang memiliki aliran listrik tetapi tidak ada jaringan internet serta sebagian kecil di sekolah-sekolah yang tidak memiliki aliran listrik dan koneksi internet.
Menurut Ari, langkah pertama implementasi program e-sabak ini sebaiknya sebagian besar dilaksanakan di daerah 3T tapi untuk sekolah-sekolah yang memiliki jaringan internet dan teraliri listrik, kemudian di sekolah-sekolah yang memiliki aliran listrik tetapi tidak ada jaringan internet serta sebagian kecil di sekolah-sekolah yang tidak memiliki aliran listrik dan koneksi internet.
“Khusus untuk daerah yang belum memiliki aliran
listrik, rencananya akan dibantu dengan menggunakan solar cell atau teknologi
energi listrik lainnya yang sesuai dengan karakteristik daerah tersebut,”
katanya.
Ari
yang juga Kepala Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)
mengharapkan, dengan e-sabak, siswa dan guru dapat lebih aktif memanfaatkan
teknologi untuk pembelajaran dan bukan saja sebagai konsumen konten digital
tapi bisa menjadi produsen konten. “Mereka harus lebih aktif dalam menggunakan
e-sabak di kelas dan bisa menjadi lebih kreatif serta menjadi produsen konten
yang sesuai dengan daerahnya masing-masing,” ujar Ari.
Pada
kesempatan yang sama, General Manager Segment Education Management Service
Telkom Indonesia, Saleh Abdurahman, mengatakan e-sabak merupakan jawaban
terhadap perkembangan teknologi yang semakin canggih untuk dunia pendidikan.
Program ini, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan layanan pendidikan,
meningkatkan kompetensi guru, serta merangsang minat baca dan menjadikan guru
dan siswa lebih kreatif. “Selain itu, e-sabak juga memiliki nilai efisiensi,”
katanya.
Saleh
menjelaskan, mahalnya biaya mencetak dan distribusi buku pelajaran adalah salah
satu alasan mengapa e-sabak menjadi lebih efisien . Belum lagi, kata dia,
adanya risiko keterlambatan buku sampai ke sekolah sehingga menghambat proses
belajar mengajar. “E-sabak juga menjadi semacam akselerasi bagi daerah yang
memiliki kesenjangan akses informasi,” tuturnya. (Ratih Anbarini/Agi Bahari)
0 Response to "Sekolah Percontohan E-Sabak Tahun 2015 Dimulai Dari Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)"
Post a Comment