Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Reformasi Pendidikan Cina
Pada
bulan Juni 2013, pemerintah pusat Cina mengeluarkan panduan untuk seluruh
propinsi dalam mereformasi model penilaian mutu pendidikan. Ada 5 area yang
jadi penilaian:
1.
Perkembangan
Moral yang diindikasikan oleh perilaku dan kebiasaan, kewarganegaraan,
kepribadian dan karakter, serta ambisi dan prinsip-prinsip yang dianut.
2.
Perkembangan
Akademik yang diindikasikan oleh pengetahuan dan keahlian, pemikiran disiplin,
kemampuan aplikasi serta kreativitas.
3.
Kesehatan
Jiwa dan Raga yang diindikasikan oleh kebugaran fisik, kebiasaan hidup sehat,
selera artistik dan keindahan, kesehatan emosional, kemampuan mengendalikan
diri serta komunikasi interpersonal.
4.
Perkembangan
Minat dan Bakat Unik yang diindikasikan oleh rasa ingin tahu, bakat dan
keahlian unik, serta penemuan dan pengembangan potensi diri.
5.
Pengurangan
Beban Akademik yang diindikasikan oleh waktu belajar [mis: lamanya jam
pelajaran, pekerjaan rumah, waktu untuk tidur, dll.], kualitas instruksi,
tingkat kesulitan pelajaran serta tekanan akademik.
Pengurangan Beban
Akademik
Pada
bulan Agustus 2013, pemerintah Cina mengeluarkan dokumen lanjutan untuk
mendorong daerah dan sekolah mengurangi beban akademik bagi siswa pendidikan
dasar:
1.
Penerimaan
siswa yang transparan dan hanya berdasarkan domisili siswa.
2.
Pengelompokan
siswa dan guru secara seimbang dan acak, tanpa kelas-kelas khusus.
3.
Pengajaran
“titik awal nol” dengan asumsi kecakapan siswa mulai nol dan tidak ada
ekspektasi akademik tinggi.
4.
Tidak
ada pekerjaan rumah tertulis, tapi boleh memberi PR “eksperiensial” dengan ortu
dan masyarakat.
5.
Mengurangi
ujian. Standardized test dilarang untuk kelas 1-3 SD. Berikutnya, hanya boleh
satu per semester.
6.
Evaluasi
kategorikal. Sekolah tidak boleh memberi nilai angka, tapi kategori mulai
“cukup” sampai “luar biasa”.
7.
Meminimalkan
material tambahan. Hanya boleh satu material tambahan selain buku utama.
8.
Tidak
boleh ada kelas tambahan.
9.
Kegiatan
olahraga minimal satu jam. Sekolah juga harus berikan waktu istirahat dan
relaksasi yang cukup.
10.
Memperkuat
dukungan pada sekolah. Otoritas pendidikan di semua tingkat kepemerintahan
harus melakukan inspeksi secara periodik dan mengawasi langkah nyata dalam
mengurangi beban akademik siswa, serta wajib mempublikasikan temuannya.
Reformasi Pendidikan
Korsel (Korea Selatan)
Pengaruh
College Scholastic Aptitude Test [CSAT/suneung] yang dianggap “sakral”,
mengakibatkan pendidikan Korsel lebih banyak digerakkan oleh hagwon/bimbel.
Pemerintah Korsel melakukan beberapa reformasi untuk mengurangi ketergantungan
pada tes:
1.
Mengadakan
razia kepada hagwon yang masih ada
kegiatan belajar di atas jam 22.00.
2.
Mendorong
universitas melakukan penerimaan mahasiswa tidak hanya berdasar CSAT.
Reformasi Pendidikan
AS (Amerika Serikat)
Karena
merasa tertinggal oleh negara-negara Asia Timur dalam berbagai pemetaan
pendidikan global, Amerika Serikat mendorong inisiatif kurikulum inti.
Pemerintah federal menggunakan politik anggaran untuk mendorong negara bagian
menyesuaikan kurikulum daerah dan tes terstandarnya dengan Common Core.
Ironisnya, ketika AS mengetatkan standardisasi untuk mengejar Cina dan Korsel,
justru Cina dan Korsel mereformasi pendidikannya menjadi lebih fleksibel
seperti pendidikan AS sebelumnya.
Reformasi Pendidikan
Polandia
Pada
tahun 1998, Polandia melakukan reformasi pendidikan dimulai dengan membuat
kurikulum inti yang baru. Polandia juga mengirimkan 25% guru kembali ke LPTK
untuk dididik kembali, serta mengubah jalur pendidikan dengan memundurkan
penjurusan siswa selama setahun.
Terakhir,
guru diberi otonomi untuk memilih buku teks sendiri serta mengembangkan atau
memilih di antara lebih dari 100 opsi kurikulum spesifik yang sudah disetujui
oleh pemerintah pusat.
Reformasi Pendidikan
Inggris
Pemerintah
Inggris baru saja menerapkan kurikulum baru yang menjadi pembicaraan karena
memasukkan materi pemrograman komputer kepada siswa sejak dini untuk melatih
kemampuan logika. Perubahan kurikulum dilakukan secara bertahap: diumumkan pada
2010, dilanjutkan penyusunan dan uji publik intensif selama dua tahun, uji coba
penerapan pada tahun 2013, diakhiri dengan penerapan bertahap mulai tahun 2014
sampai dengan 2017.
Reformasi Pendidikan
Finlandia
Reformasi
pendidikan Finlandia dimulai sejak akhir 1970-an dan awal 1980-an, melalui tiga
fase:
1.
1980-an:
Berpikir ulang tentang dasar-dasar teoretis dan metodologis persekolahan.
2.
1990-an:
Peningkatan melalui platform berjejaring dan perubahan yang dikelola secara
mandiri oleh satuan pendidikan.
3.
2000-an:
Efisiensi administrasi dan struktur pendidikan dan persekolahan.
Reformasi
pendidikan di Finlandia dilepaskan dari kepentingan politik. Pemerintah yang
berganti-ganti tidak membatalkan arah reformasi.
Beberapa poin penting
pendidikan Finlandia:
1.
Guru
adalah profesi yang sangat dihormati dan memiliki otonomi besar dalam
mengendalikan konten & arah pembelajaran.
2.
Sekolah
negeri sangat mendominasi karena pemerintah berusaha mewujudkan paradigma
“setiap sekolah adalah sekolah baik”.
3.
Pendidikan
Finlandia berusaha mengejar kesetaraan bukan kesempurnaan, berusaha mendorong
kooperasi, bukan kompetisi.
4.
Finlandia
menggunakan closed loop system yang
mendukung lifelong learning.
Referensi
artikel : Paparan Menteri pada Silaturahim Kementerian dengan Kepala Dinas
0 Response to "Reformasi Pendikan Dunia di Negara-Negara Maju ; Cina, Korsel, AS, Polandia, Inggris, dan Finlandia"
Post a Comment