Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Berbagai ketimpangan dalam dunia pendidikan Indonesia yang terjadi saat ini, mulai dari dari kekurangan guru, khususnya di di daerah terpencil, terpencar, terisolir, pedalaman, ataupun pelosok dengan sekolah di perkotan.
Dan bukan itu saja, masih adanya perbedaan yang signifikan antara fasilitas sarana dan prasarana pendidikan antara sekolah yang berada di perkotaan dengan di daerah-daerah pelosok ini.
Berbagai ketimpangan dalam dunia pendidikan Indonesia yang terjadi saat ini, mulai dari dari kekurangan guru, khususnya di di daerah terpencil, terpencar, terisolir, pedalaman, ataupun pelosok dengan sekolah di perkotan.
Dan bukan itu saja, masih adanya perbedaan yang signifikan antara fasilitas sarana dan prasarana pendidikan antara sekolah yang berada di perkotaan dengan di daerah-daerah pelosok ini.
Maka
tak heranlah jika kualitas tentu saja berbeda, karena faktor utama selain fasilitas
sarana prasarana, tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan, serta media
pembelajaran yang telah mencukupi sangat menentukan output (lulusan/tamatan)
sekolah-sekolah pencetak pemimpin-pemimpin masa depan bangsa ini.
Namun
bagaimana kita menyikapi tentu saja bukan menjadi PR pemerintah maupun kita
sebagai guru utamanya, namun juga PR bagi bangsa secara keseluruhan pada
hakekatnya.
Berdasarkan
paparan Mendikbud RI : Anies R. Baswedan, PhD. yang disampaikan dalam
Silaturahmi Kementerian dengan Kepala Dinas di Jakarta pada tanggal 1 Desember
2014 bertujuan untuk membangun kesadaran bersama di dalam birokrasi pendidikan
bahwa kondisi pendidikan di Indonesia sudah sangat gawat. Masalah-masalah
pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah kelaziman. Kini saatnya mengubah cara
pandang tersebut di dalam seluruh institusi birokrasi.
Potret
buruk pendidikan hari ini, apapun sebabnya adalah tanggung jawab kita di
birokrasi pendidikan. Paparan ini tidak berpretensi untuk sekadar memberikan
“perintah” dan target, tetapi mengajak semua pihak di dalam birokrasi untuk
mencari terobosan kreatif dan mengajak masyarakat untuk membereskan masalah
pendidikan.
Berita
baiknya yakni jumlah institusi pendidikan dasar dan menengah terus meningkat
sejak jaman kemerdekaan, angka partisipasi pendidikan dasar terus meningkat, Pemberatasan
buta huruf terus digalakkan, dan jumlah mahasiswa pun semakin berlipat ganda.
Namun,
berita buruknya ; 75 % sekolah di Indonesia TIDAK memenuhi standar layanan
MINIMAL pendidikan (Pemetaan oleh Kemdikbud terhadap 40.000 sekolah pada tahun
2012), 44,5 % nilai rata-rata uji kompetensi guru. Hasil Uji Kompetensi Guru
pada tahun 2012 terhadap 460.000 guru. Standar yang diharapkan: 70, dan posisi
Indonesia dari 40 negara pada pemetaan The Learning Curve –Pearson. Hasil
pemetaan akses dan mutu pendidikan pada tahun 2013 dan 2014. 49 peringkat
Indonesia dari 50 negara pada pemetaan mutu pendidikan tinggi.
Lihat
paparan Mendikbud RI selengkapnya pada links berikut… Semoga usaha bersama ini berjalan
dengan sebaik-baiknya, sehingga masa depan bangsa Indonesia dapat diselamatkan
oleh generasi-generasi masa depan bangsa yang dilahirkan dari sistem pendidikan
yang benar-benar berkualitas… Aamiin… Salam Edukasi…!
0 Response to "Pendidikan Indonesia Gawat Darurat..! Benarkah..?"
Post a Comment