Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...
Pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan pendekatan, strategi, model dan metode pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Pendekatan yang berpusat pada pendidik menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan pendekatan, strategi, model dan metode pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Pendekatan yang berpusat pada pendidik menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan,
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif
(Sanjaya, 2008:127).
Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.
Model pembelajaran adalah rencana (pola) yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran. Sedangkan Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.
Model pembelajaran adalah rencana (pola) yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran. Sedangkan Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Di
dalam Kurikulum 2013 Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik
terpadu dan pendekatan saintifik. Strategi pada pembelajaran tematik terpadu
adalah pembelajaran peserta didik aktif. Model pembelajaran tematik terpadu
menggunakan model jaring laba-laba. Metode berupa metode proyek yang
pembelajarannya dilakukan di dalam atau di luar ruang kelas yang melibatkan
peserta didik untuk melakukan kegiatan yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dan mata pelajaran.
Kegiatan
tersebut harus melibatkan berbagai keterampilan seperti keterampilan fisik,
intelektual dan juga mata pelajaran dan kompetensinya yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Implementasi pembelajaran terpadu dilaksanakan
dalam tahapan pembukaan, inti dan penutup. Pada kegiatan inti seluruh aktivitas
pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, pengumpulan data,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Dalam
kegiatan mengamati (observing)
peserta didik menangkap fenomena dan/atau informasi tentang benda, manusia,
alam, kegiatan, dan gagasan melalui proses pengindraan seketika dan/atau
pengindraan bertujuan. Misalnya: melihat, mendengar, menyimak, meraba, membaca,
memanipulasi.
Kegiatan
menanya mendorong Peserta didik mengajukan pertanyaan dari yang bersifat
faktual sampai ke yang bersifat hipotesis, diawali dengan bimbingan guru sampai
bersifat mandiri (menjadi suatu kebasaan) untuk menggali informasi dan/atau
makna sesuatu melalui proses bertanya dialektis (dialectical questioning)
dengan mengajukan sejumlah pertanyaan pelacak (probing question), misalnya mengajukan pertanyaan: Apa, Dimana,
Siapa, Kapan, Mengapa, Bagaimana, Berapa, dan seterusnya.
Kegiatan
mengasosiasi/menalar menekankan aktivitas belajar bagi Peserta didik untuk
melakukan proses pemahaman (comprehension)
untuk memperoleh/ mendapatkan makna/ pengertian tentang fakta, gejala,
kegiatan, gagasan, nilai dll (acquiring
and integrating knowledge) melalui kegiatan: membedakan, membandingkan,
menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/
kategori,menyimpulkan dari hasil analisis data dll dimulai dari unstructured – unistructure – multi
structure – complicated structure.
Kegiatan
mengomunikasikan menekankan aktivitas belajar Peserta didik untuk menyajikan
gagasan, model/produk kreatif dan memberikan penjelasan/mendemonstrasikan hasil
pemecahan masalah, pengembangan, gagasan baru, kesimpulan dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya di kelas/di luar kelas.
Dalam
melaksanakan kegiatan dengan pendekatan saintifik tersebut, pendidik perlu
menyiapkan berbagai kegiatan yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD.
Gambaran perkembangan anak usia SD untuk aspek fisik khususnya pada dimensi
tinggi dan berat badan pada umumnya menurut F.A.Hadis, pertumbuhan fisik anak
usia SD cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia
dini. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5 - 3,5
kg dan penambahan tinggi badan 5 – 7 cm per tahun.
Sedangkan
untuk perkembangan kemampuan motorik
pada umumnya:
1.
Ketangkasan anak meningkat,
2.
Dapat bermain sepeda,
3.
Sudah mengetahui kanan dan kiri,
4.
Mulai membaca dengan lancar
5.
Peningkatan minat pada bidang spiritual.
6.
Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
7.
Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
Perkembangan kognitif
anak usia awal antara lain:
1.
Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi diri sendiri
2.
Mulai mengenal dunia yang lebih luas
3.
Sedikit berimajinasi,
4.
Rasa ingin tahu meningkat
5.
Mampu beradaptasi dengan beberapa kondisi yang dihadapi
6.
Bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yang banyak, periode waktu dan
ruang
Karakteristik yang
dimiliki anak-anak usia SD pada umumnya adalah :
1. Senang bergerak
Berbeda
dengan orang dewasa yang betah duduk berjam-jam, anak-anak usia SD lebih senang
bergerak. Anak-anak usia ini dapat duduk dengan tenang maksimal sekitar 30
menit.
2. Senang bermain
Dunia
anak memang dunia bermain yang penuh kegembiraan, demikian juga dengan
anak-anak usia sekolah dasar, mereka masih sangat senang bermain. Apalagi
anak-anak SD kelas rendah.
3. Senang melakukan
sesuatu secara langsung
Anak-anak
usia SD akan lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan guru jika ia dapat
mempraktikkan sendiri secara langsung pelajaran tersebut.
4. Senang bekerja
dalam kelompok
Pada
usia SD, anak-anak mulai intens bersosialisi. Pergaulan dengan kelompok sebaya,
akan membuat anak usia SD bisa belajar banyak hal, misalnya setia kawan,
bekerja sama, dan bersaing secara sehat. Berdasarkan karakteristik anak kelas
awal tersebut, maka pendidik perlu menyiapkan berbagai aktivitas/ kegiatan yang
cocok dan sesuai.
Berbagai
kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan anak kelas
awal (kelas I-III) adalah:
a.
Anak
mengenali sesuatu berdasarkan apa yang didengarnya karena itu guru dapat
membacakan teks atau cerita.
b.
Anak
usia 7 tahun adalah pendengar yang baik, sehingga guru memberi kesempatan
kepada anak untuk mendengarkan.
c.
Anak
usia 8 tahun “suka bekerjasama”, guru dapat memberikan tugas untuk melakukan
kegiatan berkelompok.
d.
Anak
usia 9 tahun mempunyai ciri “sedikit berimajinasi” oleh karena itu dalam kegiatan
mengamati, guru perlu mendorong anak untuk mampu berimajinasi.
e.
Guru
memberi kesempatan dan menyiapkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan anak
di luar ruang bersama teman dan sendiri di dalam ruang.
f.
Guru
menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk bergerak secara terarah untuk
mengasah keterampilannya.
g.
Anak
perlu diberi kesempatan mengasah keterampilan fisiknya sehingga dapat
mengembangkan kemampuan motorik kasarnya misalnya melalui berbagai kegiatan
berjalan, berlari, melompat, melempar dan untuk motorik halusnya dengan memberi
kesempatan anak untuk menulis, menggambar, menggunting.
h.
Guru
memberi kesempatan anak untuk melakukan kegiatan sendiri secara aktif tanpa
diberi contoh.
i.
Untuk
anak usia 8 tahun guru dapat menyiapkan berbagai kegiatan yang mendorong anak
untuk berbicara secara aktif karena mereka suka melebih-lebihkan dalam bicara.
j.
Memberi
kesempatan kepada anak untuk menjadi pembicara misalnya menyampaikan hasil
kegiatannya, memberi komentar terhadap sesuatu dan sebagainya.
k.
Memberi
kesempatan anak untuk melakukan diskusi atau kegiatan tanya jawab berpasangan
karena pada umumnya mereka juga suka berdialog atau melakukan percakapan
berpasangan.
l.
Guru
menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk berkata-kata yang sifatnya
deskriptif misalnya menceritakan pengalaman yang dialaminya.
m.
Guru
perlu menyiapkan kegiatan yang mendorong anak unuk berbicara secara aktif
bahkan saat bicara anak usia ini dapat melebih-lebihkan dalam bicaranya dan
perkembangan kosakatanya sangat cepat.
n.
Mendorong
anak untuk melaporkan hasil kerjanya secara lisan karena pada umumnya mereka
adalah pembicara yang baik dam mempunyai perkembangan kosakata yang cepat.
o.
Untuk
anak kelas awal guru dapat mendorong anak mengkomunikasikannya dalam berbagai
bentuk gambar lengkap (misal gambar manusia sudah dapat lengkap), mewarnai
gambar dengan warna natural/alami menyerupai warna aslinya.
p.
Guru
perlu sering memperingatkan anak usia awal untuk lebih teliti dalam mengerjakan
tugas karena pada umumnya mereka bergerak cepat dan bekerja dengan
tergesa-gesa, karena mereka penuh dengan energi.
q.
Guru
perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang dilakukan tidak hanya di dalam ruang
tetapi juga di luar ruang karena anak usia ini perlu pelepasan energi secara
fisik (kegiatan di luar ruangan).
r.
Guru
perlu mengatur kegiatan yang belum memerlukan konsentrasi yang lama karena anak
usia ini konsentrasinya masih terbatas.
s.
Guru
perlu menyiapkan kegiatan yang menyenangkan karena pada usia ini perkembangan
sosialnya masih sangat baik dan penuh dengan humor.
t.
Guru
perlu menyiapkan kegiatan yang memungkinkan anak untuk bekerjasama khususnya
dengan teman yang sejenis.
u.
Batasan
atau aturan perlu ditata sedemikian rupa karena anak masih bermasalah dengan
aturan dan batasan-batasan.
v.
Guru
perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang menghasilkan sesuatu karena pada usia
ini mereka senang menghasilkan karya.
w.
Guru
juga menyiapkan kegiatan-kegiatan yang berbentuk operasional konkret karena
pada masa ini mereka masih bermasalah dengan kondisi abstrak.
x.
Anak
usia ini bukanlah pendengar yang baik karena pada saat mendengarkan ia akan
dipenuhi pula dengan gagasan sehingga terkadang tidak ingat apa yang telah
dikatakannya.
y.
Mendorong
anak mengungkapkan secara deskriptif, misalnya menceritakan pengalaman yang
dialaminya.
z.
Menyiapkan
berbagai kegiatan yang sifatnya eksplorasi misalnya mencari fakta dalam kamus,
menyelidiki lingkungan, untuk dapat mengenal dunia yang lebih luas bukan hanya
yang dekat dengan dirinya.
0 Response to "Pendekatan, Strategi, Model dan Metode Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 SD/MI"
Post a Comment