Assalamu’alaikum wr. wb., Selamat pagi, dan Salam sejahtera.
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Illahi Rabbi, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, pada pagi hari ini kita dapat memperingati hari ulang tahun kemerdekaan ke-69 negara kita, Republik Indonesia, yang sama-sama kita cintai dan kita banggakan.
Mengawali pidato saya, mengingat kita masih berada dalam susana Idul Fitri 1435 H, maka dengan ini, saya atas nama pribadi dan Kementerian, menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Hadirin yang saya hormati,
Pada momentum peringatan HUT Proklamasi ke-69 ini, saya tidak bosan-bosannya kembali mengajak para hadirin untuk bersyukur sekaligus memanjatkan doa ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa agar para pahlawan kusuma bangsa dan para pemimpin yang telah mendahului kita, senantiasa dilimpahkan kasih sayang dan ampunan serta di tempatkannya di tempat yang layak. Sedang bagi kita semua, mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menganugerahkan taufik, hidayah, dan kekuatan dalam mengisi kemerdekaan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Kita semua menyadari, bahwa tantangan dan persoalan yang kita hadapi ke depan, sungguh jauh lebih berat dan rumit. Untuk itu, kita harus mempersiapkan generasi yang mampu mengelola dan menjawab berbagai persoalan dan tantangan tersebut sesuai dengan jamannya. Itulah mengapa, anak-anak kita harus mendapatkan layanan pendidikan yang semakin terjangkau dan semakin berkualitas. Mereka harus mendapatkan layanan pendidikan sedini mungkin (start earlier), setinggi mungkin (stay longer) dan mampu menjangkau seluas mungkin, termasuk bagi yang tidak terjangkau (reach wider).
Sedikitnya ada dua hal yang sangat mendasar terkait dengan layanan pendidikan.
Pertama, menyangkut akses untuk mendapatkan layanan pendidikan, yang di dalamnya dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan.
Beberapa kebijakan dan program seperti BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, Pendidikan Menengah Universal (PMU) atau wajib belajar 12 tahun, Bantuan Siswa Miskin, Bidikmisi, Pengiriman Guru untuk daerah terpencil, terdepan dan tertinggal, melalui SM3T, Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), pendirian perguruan tinggi negeri baru dan sekolah berasrama, merupakan upaya untuk meningkatkan akses secara inklusif dan berkeadilan.
Alhamdulillah, dengan berbagai kebijakan tersebut, akses untuk mendapatkan layanan pendidikan telah meningkat drastis. Sebagai contoh Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk sekolah menengah pada tahun 2004 hanya 49 %, dalam kurun waktu 10 tahun, naik menjadi 82 % pada tahun 2013. Demikian juga untuk Perguruan Tinggi, tahun 2004 hanya 14.6 % naik menjadi 29.9 % pada tahun 2013.
Kedua, terkait dengan kualitas pendidikan yang dipengaruhi oleh kualitas guru, kurikulum dan sarana prasarana. Pengembangan kapasitas dan profesionalitas guru melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan mutlak diperlukan. Dengan kapasitas dan profesionalitas itulah, kita berharap kinerja dunia pendidikan semakin baik. Berdasar peningkatan kinerja itu, kita tingkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan. Alhamdulillah, dalam rangka penerapan Kurikulum 2013, telah dilatih sekitar 1.3 juta guru.
Kurikulum 2013 yang kita terapkan secara bertahap dan menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015, dimaksudkan untuk membekali anak-anak kita agar memiliki kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan secara utuh. Mereka akan mampu berpikir orde tinggi, kreatif dan inovatif, berkarakter mulia, cinta dan bangga menjadi warga Indonesia.
Adapun, penyiapan sarana dan prasarana setidaknya bisa memenuhi standar layanan minimal. Sebagai contoh, selama periode 2010-2014, telah dilakukan rehabilitasi 249.688 ruang kelas yang tidak layak, dibangun 44.552 ruang kelas baru dan 3.189 unit sekolah baru. Dan tentu masih banyak penyediaan sarana dan prasarana yang lain.
Itu semua kita lakukan sebagai upaya agar anak-anak kita mampu menjawab berbagai persoalan dan tantangan sesuai dengan zamannya, sekaligus menyiapkan generasi emas, menyongsong kejayaan Indonesia 2045.
Tentu, kita bersyukur dengan berbagai capaian tersebut, namun kita semua tentu menyadari bahwa masih banyak tantangan dan persoalan yang harus kita selesaikan.
Hadirin yang saya hormati,
Tahun ini, adalah tahun terakhir pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II. Kita semua menginginkan dan berharap ada keberlanjutan dan keberlangsungan dalam memberikan layanan pendidikan dan kebudayaan. Bahkan kita berharap agar pemerintahan ke depan jauh lebih sukses. Untuk itu, sekarang ini sedang dipersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan apa saja yang telah dicapai, persoalan dan tantangan sesuai dengan lingkup tugas pokok dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Akhirnya, dalam kesempatan yang baik ini, ijinkan, saya untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya keluarga besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas kerja sama yang sangat baik dalam melaksanakan program-program kementerian. Sekaligus, saya mohon pamit dan memohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Sekali lagi, mari kita berikan dukungan penuh kepada pemerintahan yang akan datang serta kita doakan mudah-mudahan bisa memberikan layanan di bidang pendidikan dan kebudayaan, jauh lebih baik.
Mudah-mudahan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, dan apa yang kita kerjakan selama ini, dalam upaya mengisi proklamasi kemerdekaan, dicatat sebagai bagian dari amal kebajikan.
Dirgahayu Republik Indonesia, Dirgahayu Negara Tercinta, Selamat Hari Ulang Tahun ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia. Jayalah Dunia Pendidikan dan Kebudayaan, Jayalah Bangsaku, dan Jayalah Negeriku.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
JAKARTA, 17 AGUSTUS 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
ttd,
MOHAMMAD NUH
0 Response to "Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pada Upacara Peringatan HUT Ke-69 Ri - Minggu, 17 Agustus 2014"
Post a Comment