Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati ujian-ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan.
Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati ujian-ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan.
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat kecakapan pada bidang tertentu berdasarkan
pilihan pribadi dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik.Tanda
Kecakapan Khusus (TKK) diperoleh setelah melalui ujian-ujian dan disematkan
pada upacara latihan mingguan.
Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang harus
dipenuhi oleh seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan tertentu sebagai
Pramuka Garuda. Untuk memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG), peserta telah
melalui ujian-ujian dan disematkan dalam upacara pelantikan.
Penilaian ujian dalam pemenuhan syarat Kecakapan Umum. Syarat Kecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda dititik beratkan kepada perkembangan proses kemampuan peserta didik terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian ujian dalam pemenuhan syarat Kecakapan Umum. Syarat Kecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda dititik beratkan kepada perkembangan proses kemampuan peserta didik terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan.
1)
SKU dan TKU.
a) SKU, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para
Pramuka untuk memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna baginya, untuk
berusaha mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota
Gerakan Pramuka.
b)
SKU disusun menurut
pembagian golongan usia Pramuka yaitu golongan Siaga, golongan Penggalang,
golongan Penegak, dan golongan Pandega.
c)
SKU untuk golongan Siaga
terdiri dari 3 tingkat, yaitu: Siaga Mula, Bantu, dan Tata. SKU untuk golongan
penggalang terdiri dari 3 tingkat, yaitu: Penggalang Ramu, Rakit, dan Terap.
d)
SKU untuk golongan
Penegak, terdiri dari 2 tingkat, yaitu: tingkat Bantara, Laksana, dan Pandega.
e) TKU diraih oleh peserta didik melalui bentuk ujian-ujian yang dilakukan secara
perseorangan.
2)
SKK dan TKK
a) SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa kecakapan, kepandaian, kemahiran,
ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan dibidang tertentu, yang lain dari
kemampuan umum yang ditentukan dalam SKU.
b)
SKK dipilih seorang
Pramuka sesuai dengan minat dan bakatnya.
c)
TKK sebagai alat
pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para Pramuka untuk
memperoleh kecakapan, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan dan
penghidupannya sesuai dengan bakat dan keinginannya sehingga dapat mendorong
semangat menjadi wiraswastawan di masa mendatang.
d)
TKK diperoleh setelah
meyelesaikan ujian-ujian SKK yang bersangkutan.
e) TKK dikelompokkan menjadi 5 bidang:Agama, Bidang Patriotisme dan Seni
Budaya, Bidang Keterampilan dan Teknik Pembangunan, Bidang Ketangkasan dan
Kesehatan, dan Bidang sosial, Perikemanusiaan, Gotong royong, Ketertiban
Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup.
3)
TKK
TKK dibedakan atas tingkatan-tingkatan, yaitu Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega.
4)
PG/TPG
Seorang yang telah menyelesaikan SPG disebut sebagai Pramuka Garuda, berhak
menyandang TPG menjadi teladan bagi teman-temannya di gudep dan masyarakat di
sekitarnya. SPG/TPG terdapat di semua golongan usia Pramuka.
5) Penguji
Penguji SKU adalah Pembina/Pembantu Pembina Pramuka yang langsung membina
Pramuka yang diuji.
Jenis Kegiatan Pembentuk Karakter Pramuka sebagai salah satu kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah sangat relevan sebagai wadah penanaman nilai
karakter. Nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan
adalah sebagai berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Berikut keterampilan
kepramukaan yang dapat membentuk karakter peserta didik, termasuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan:
a. Keterampilan Tali
Temali
1) Cara dan manfaat
Keterampilan Tali Temali digunakan dalam berbagai keperluan diantaranya
membuat tandu, memasang tenda, membuat tiang jemuran, dan tiang bendera. Setiap
anggota gerakan pramuka diharapkan mampu dan dapat membuat dan menggunakan
tali-temali dengan baik.
2) Implementasi Nilai Karakter
Membuat simpul dan ikatan diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab. Membuat tandu diharapkan dapat
membentuk karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab.
b. Keterampilan
Pertolongan Pertama Gawat Garurat (PPGD)
1) Cara dan Manfaat
Keterampilan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) merupakan kegiatan
untuk memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau orang sakit.
Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa tindakan ini hanya tindakan
pertolongan sementara. Langkah berikutnya tetap harus segera dibawa ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Mencari dan memberi obat diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial. Membalut luka,
menggunakan bidai dan mitela diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial.
c. Ketangkasan Pionering
1) Cara dan Manfaat
Ada beberapa kegiatan keterampilan dan pengetahuan yang sekiranya dapat
membantu membuat kegiatan kepramukaan tetap menarik dan menantang minat peserta
didik untuk tetap menjadi anggota gerakan pramuka.Kegiatan ketangkasan
pionering merupakan kegiatan yang sudah biasa dalam kegiatan
kepramukaan.Kegiatan itu meliputi membuat gapura, menara pandang, membuat tiang
bendera, membuat jembatan tali goyang, meniti dengan satu atau dua tali.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Dalam kegiatan membuat gapura, menara pandang dan membuat tiang bendera
diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian, percaya diri, ketekunan, dan
kerjasama. Dalam kegiatan membuat jembatan tali goyang dan meniti dengan satu
atau dua tali diharapkan dapat membentuk karakter keberanian, ketelitian,
percaya diri, ketekunan, dan kesabaran.
d. Keterampilan Morse
dan Semaphore
1) Cara dan manfaat
Kedua keterampilan ini sebenarnya merupakan bahasa sandi dalam kepramukaan.
Perbedaan keduanya adalah terletak pada penggunaan media. Morse menggunakan
media peluit, senter, bendera, dan pijatan. Semaphore menggunakan media bendera
kecil berukuran 45 cm X 45 cm. Keterampilan ini perlu dimiliki oleh setiap
anggota gerakan pramuka agar dalam kondisi darurat mereka tetap dapat
menyampaikan pesan.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Morse dan Semaphore diharapkan dapat membentuk karakter kecermatan,
ketelitian, tanggung jawab, dan kesabaran.
e. Keterampilan Membaca
Sandi Pramuka
1) Cara dan Manfaat
Keterampilan ini sangat diperlukan dalam kegiatan penyampaian pesan rahasia
dengan menggunakan kunci yang telah disepakati. Seorang pramuka harus dapat
dipercaya untuk dapat melakukan segala hal termasuk penyampaian dan penerimaan
pesan-pesan rahasia. Dalam menyampaikan pesan rahasia ini diperlukan kode-kode
tertentu yang dalam kepramukaan disebut sandi. Sandi dalam pramuka antara lain
sandi akar, sandi kotak biasa, sandi kotak berganda, sandi merah putih, sandi
paku, dan sandi angka.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Sandi akar, sandi kotak biasa, sandi kotak berganda, sandi merah putih,
sandi paku, dan sandi angka diharapkan dapat membentuk karakter kreatif,
ketelitian, kerjasama, dan tanggung jawab.
f. Penjelajahan dengan
Tanda Jejak
1) Cara dan Manfaat
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk latihan berpetualang. Anggota
gerakan pramuka harus terbiasa dengan alam bebas. Di alam bebas tidak terdapat
rambu-rambu secara jelas sebagaimana di jalan raya. Oleh karena itu, seorang
anggota gerakan pramuka harus dapat memanfaatkan fasilitas alam sebagai
petunjuk arah dan atau tanda bahaya kepada teman kelompoknya.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Penjelajahan dengan memasang dan membaca tanda jejak diharapkan dapat
membentuk karakter religius, toleransi, cinta tanah air, peduli lingkungan,
kerja sama, dan tanggung jawab.
g. Kegiatan Pengembaraan
1) Cara dan Manfaat
Kegiatan pengembaraan ini bukan sekedar jalan-jalan di alam bebas atau
rekreasi bersama melainkan melakukan perjalanan dengan berbagai rintangan yang
perlu diperhitungkan agar tujuan kita dapat dicapai. Hal ini dengan sendirinya
juga mendidik generasi muda bahwa untuk dapat mencapai cita-cita itu banyak
rintangan dan sangat memerlukan perjuangan yang kuat. Oleh karena itu, pendidikan
di alam bebas dengan berbagai rintangan merupakan pendidikan yang menantang dan
menyenangkan.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Kegiatan pengembaraan ini diharapkan dapat membentuk karakter mandiri,
peduli lingkungan, tangguh, tanggung jawab, kepemimpinan, kerja sama, peduli
sosial, ketelitian, dan religius.
h. Keterampilan
Baris-Berbaris (KBB)
1) Cara dan manfaat
Di lingkungan gerakan pramuka, peraturan baris-berbaris disebut
keterampilan baris-berbaris. Kegiatan ini merupakan keterampilan untuk
melaksanakan perintah atau instruksi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan
fisik. Keterampilan Baris-berbaris ini dilakukan untuk melatih kedisiplinan,
kekompakan, keserasian, dan seni dalam berbaris.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Keterampilan baris-berbaris ini diharapkan dapat membentuk karakter
kedisiplinan, kreatif, kerja sama, dan tanggung jawab.
i. Keterampilan Menentukan
Arah
1) Cara dan Manfaat
Keterampilan ini merupakan suatu upaya bagi anggota gerakan pramuka untuk
mengetahui arah. Dalam penentuan arah ini dapat digunakan kompas, dan benda
yang ada di alam sekitar, misalnya: kompas sederhana (silet, magnet, dan air)
bintang, pohon, dan matahari. Hal ini sangat penting apabila anggota gerakan
pramuka itu tersesat di alam bebas ketika melakukan pengembaraan.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Keterampilan menentukan arah ini diharapkan dapat membentuk karakter
kreatif, kerja keras, rasa ingin tahu, dan kerja sama.
j. Internalisasi
Nilai-nilai Karakter
Beberapa strategi yang dapat lakukan untuk membentuk karakter peserta didik
melalui kegiatan ekstra kurikuler pramuka adalah sebagai berikut;
1) Intervensi
Intervensi adalah bentuk campur tangan yang dilakukan pembimbing
ekstrakurikuler pramuka terhadap peserta didik. Jika intervensi ini dapat
dilakukan secara terus menerus, maka lama kelamaan karakter yang
diintervensikan akan terpatri dan mengkristal pada diri peserta didik.
Di berbagai jeniskegiatan ekstrakurikuler pramuka, terdapat banyak karakter yang dapat diintervensikan oleh pembimbing terhadap peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Pembimbing dapat melakukan intervensi melalui pemberian pengarahan, petunjuk dan bahkan memberlakukan aturan ketat agar dipatuhi oleh para peserta didik yang mengikutinya.
Di berbagai jeniskegiatan ekstrakurikuler pramuka, terdapat banyak karakter yang dapat diintervensikan oleh pembimbing terhadap peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Pembimbing dapat melakukan intervensi melalui pemberian pengarahan, petunjuk dan bahkan memberlakukan aturan ketat agar dipatuhi oleh para peserta didik yang mengikutinya.
2) Pemberian Keteladanan
Kepala sekolah dan guru pembimbing peserta didik adalah model bagi peserta
didik. Apa saja yang mereka lakukan, banyak yang ditiru dengan serta merta oleh
peserta didik. Oleh karena itu, berbagai karakter positif yang mereka miliki,
sangat bagus jika ditampakkan kepada peserta didik dengan maksud agar mereka
mau meniru atau mencontohnya.
Karakter disiplin yang ingin disemaikan kepada peserta didik, haruslah dimulai dengan contoh keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru, termasuk ketika dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pramuka.
Karakter disiplin yang dicontohkan oleh kepala sekolah dan guru dalam kegiatan ekstra kurikuler pramuka ini, dapat diwujudkan dalam bentuk selalu hadir tepat waktu saat latihan/kegiatan ekstra kurikuler pramuka, mentaati waktu dan jadwal latihan yang disepakati. Dengan contoh konkret yang diberikan secara terus menerus, dan kemudian ditiru secara terus menerus, akan membentuk karakter disiplin peserta didik.
Karakter disiplin yang ingin disemaikan kepada peserta didik, haruslah dimulai dengan contoh keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru, termasuk ketika dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pramuka.
Karakter disiplin yang dicontohkan oleh kepala sekolah dan guru dalam kegiatan ekstra kurikuler pramuka ini, dapat diwujudkan dalam bentuk selalu hadir tepat waktu saat latihan/kegiatan ekstra kurikuler pramuka, mentaati waktu dan jadwal latihan yang disepakati. Dengan contoh konkret yang diberikan secara terus menerus, dan kemudian ditiru secara terus menerus, akan membentuk karakter disiplin peserta didik.
3) Habituasi/Pembiasaan
Ada ungkapan menarik terkait pembentukan karakter peserta didik: “Hati-hati
dengan kata-katamu, karena itu akan menjadi kebiasaanmu. Hati-hati dengan
kebiasaanmu, karena itu akan menjadi karaktermu”. Ini berarti bahwa pembiasaan
yang dilakukan secara terus menerus, akan mengkristal menjadi karakter.
Ada ungkapan senada terkait dengan pembentukan kebiasaan ini. Yaitu, “Biasakanlah
yang benar, dan jangan membenarkan kebiasaan”. Kebenaran harus dibiasakan agar
membentuk karakter yang berpihak pada kebenaran. Semenara itu, tidak semua
kebiasaan itu benar, dan oleh karena itu, hanya yang benar saja yang perlu
dibiasakan. Sementara yang salah, sebagai salah satu ujung dari karakter yang
tidak positif, hendaknya tidak dibiasakan. Dalam realitas kehidupan, orang
menjadi bisa karena biasa atau banyak membiasakan.
4) Mentoring/pendampingan
Pendampingan adalah suatu fasilitasi yang diberikan oleh pendamping
kegiatan ekstra kurikuler pramuka terhadap berbagai aktivitas yang dilaksanakan
oleh peserta didik, agar karakter positif yang sudah disemaikan, dicangkokkan
dan diintervensikan tetap terkawal dan diimplementasikan oleh peserta didik.
Dalam proses pendampingan ini, bisa terjadi terdapat persoalan actual riil keseharian yang ditanyakan peserta didik kepada pembimbingnya, sehingga pembimbing yang dalam hal ini berfungsi sebagai mentor, dapat memberikan pencerahan sehingga tindakan peserta didik tidak keluar dari koridor karakter positif yang hendak dikembangkan.
Dalam proses pendampingan ini, bisa terjadi terdapat persoalan actual riil keseharian yang ditanyakan peserta didik kepada pembimbingnya, sehingga pembimbing yang dalam hal ini berfungsi sebagai mentor, dapat memberikan pencerahan sehingga tindakan peserta didik tidak keluar dari koridor karakter positif yang hendak dikembangkan.
Pembimbing peserta didik, dalam proses-proses pendampingan (mentoring),
juga bisa mengedepankan berbagai kelebihan dan kekurangan, efek positif dan
negatif setiap tindakan manusia, serta keuntungan dan kerugian (jangka pendek
dan jangka panjang), baik tindakan yang positif maupun negatif.
Dengan demikian, sebelum dan selama peserta didik bertindak, senantiasa dikerucutkan pada tujuan-tujuan yang positif dan juga dengan menggunakan cara-cara yang positif.Untuk mencapai tujuan yang baik hanya boleh dengan menggunakan tindakan yang baik dan dengan menggunakan cara yang baik juga. Tujuan tidak membolehkan segala cara untuk mencapainya, sebaik dan sepositif apapun tujuan tersebut. Hanya dengan cara yang baiklah, tujuan yang baik itu boleh dicapai.
Dengan demikian, sebelum dan selama peserta didik bertindak, senantiasa dikerucutkan pada tujuan-tujuan yang positif dan juga dengan menggunakan cara-cara yang positif.Untuk mencapai tujuan yang baik hanya boleh dengan menggunakan tindakan yang baik dan dengan menggunakan cara yang baik juga. Tujuan tidak membolehkan segala cara untuk mencapainya, sebaik dan sepositif apapun tujuan tersebut. Hanya dengan cara yang baiklah, tujuan yang baik itu boleh dicapai.
5) Penguatan
Dalam berbagai perspektif psikologi, penguatan yang diberikan oleh
pembimbing ekstra kurikuler pramuka berkhasiat untuk memperkuat perilaku
peserta didik.Oleh karena itu, jangan sampai pembimbing peserta didik kalah
start dengan peer group peserta didik yang sering mencuri start dalam hal
memberikan penguatan perilaku sebayanya.
Sebab, jika peer group peserta didik telah “dikuasai” oleh peer group-nya, termasuk peer group yang mengarahkan ke tindakan-tindakan yang negatif, akan sangat sukar dikuasai oleh pembimbingnya. Penguasaan atas peserta didik ini dapat ditempuh dengan secepatnya memberikan penguatan terhadap perilaku berkarakter positif.
Sebab, jika peer group peserta didik telah “dikuasai” oleh peer group-nya, termasuk peer group yang mengarahkan ke tindakan-tindakan yang negatif, akan sangat sukar dikuasai oleh pembimbingnya. Penguasaan atas peserta didik ini dapat ditempuh dengan secepatnya memberikan penguatan terhadap perilaku berkarakter positif.
6) Keterlibatan Berbagai Pihak
Berbagai pihak yang sepatutnya terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler
pramuka adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, guru
pembimbing ekstra kurikuler pramuka, komite sekolah, pengawas sekolah dan orang
tua siswa. Berbagai bentuk keterlibatan berbagai pihak tersebut dapat
bertanggung jawab sebagai berikut:
1)
Kepala Sekolah Sebagai
Ketua Mabigus.
2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
3)
Pembimbing Kegiatan
Ektra Kurikuler Pramuka sebagai Ketua Gugus Depan Pramuka.
4)
Pengawas Sekolah.
5) Komite Sekolah.
0 Response to "Syarat Kecakapan, Keterampilan dan Pengetahuan Kepramukaan Yang Dapat Membentuk Karakter Peserta Didik Dari Kegiatan Pramuka Pada Implementasi Kurikulum 2013"
Post a Comment