Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Salah satu aturan main dalam permainan hidup (the game of life) adalah diberlakukannya hukum kompetisi / persaingan.
Kenyataan menunjukkan semua orang memiliki keinginan umum yang sama : ingin kaya, ingin dihormati atau ingin berprestasi di bidang tertentu. Akan tetapi tidak semuanya dapat mencapai apa yang diinginkannya. Mengapa demikian?
Salah satu aturan main dalam permainan hidup (the game of life) adalah diberlakukannya hukum kompetisi / persaingan.
Kenyataan menunjukkan semua orang memiliki keinginan umum yang sama : ingin kaya, ingin dihormati atau ingin berprestasi di bidang tertentu. Akan tetapi tidak semuanya dapat mencapai apa yang diinginkannya. Mengapa demikian?
Hal ini karena masing-masing individu memiliki potensi diri yang berbeda
dengan lainnya. Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna, kesempurnaan
tersebut dapat dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu
ada kebaikan ada pula keburukan.
Ada kekuatan tetapi juga ada kelemahan. Manusia sebagai mahluk berpotensi yang selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya, harus mampu mengenali ke dua sisi tersebut dengan baik. Namun tidak semua manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensinya.
Ada kekuatan tetapi juga ada kelemahan. Manusia sebagai mahluk berpotensi yang selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya, harus mampu mengenali ke dua sisi tersebut dengan baik. Namun tidak semua manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensinya.
Kekuatan yang berupa potensi-potensi diri yang istimewa menjadi sulit
berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa dikendalikan atau
dikelola dengan baik. Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang berarti
keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud potensi adalah
kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum
dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya
tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasarnya
memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.
Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi
(individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.
Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang
memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif.
1. Memiliki idealisme
Sebagai generasi muda kita harus memiliki ide yang kita yakini kebenarannya
dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya dalam tujuan hidup kita.
2. Dinamis dan kreatif
Sifat dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang mengikuti
perkembangan jaman tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa mengabaikan
norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik norma agama, norma
hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan.
3. Keberanian mengambil
resiko
Setiap tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena jika ada sebab
pasti akan ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu
mempertimbangkan masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapi
serta mengatasinya dengan baik.
4. Optimis dan
kegairahan semangat
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh pesimis,
maka sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis dan memiliki
kegairahan semangat supaya tidak putus asa dan lemah sebelum bertanding. Para
pahlawan telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia tetapi kita yang harus
mempertahankan dan mengisinya melalui karya yang positif. Bangsa yang maju
adalah bangsa yang rakyatnya mau bekerja keras, ulet dan tangguh dalam
mewujudkan sebuah prestasi. Sebab perlu diingat bahwa Tuhan sendiri tidak akan
mengubah kondisi suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak mau berubah.
5. Kemandirian dan
disiplin murni
Kita adalah bagian dari bangsa yang mandiri dan berdiri di atas kaki
sendiri dan memiliki disiplin yang tinggi. Pendidikan disiplin bukan hanya
sekedar patuh terhadap aturan tetapi juga harus terwujud dalam bentuk pengakuan
terhadap hak dan keinginan orang lain, serta mau mengambil bagian dalam memikul
tanggung jawab sosial secara manusiawi.
6. Fisik yang kuat dan
sehat
Apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh semangat dengan berbagai ide jika
tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat? Tentu tidak akan ada artinya.
Untuk itu potensi diri yang positif harus memperhatikan masalah yang satu ini
karena sangat penting peranannya. Ingatkah kalian dengan pepatah: “di dalam
badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat (mensana in corpore sano)“? Nah
potensi diri yang positif adalah yang menjaga kekuatan dan kesehatan fisik.
7. Sikap ksatria
Ksatria adalah sikap yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan
kekalahan jika mengalaminya, serta bersedia meminta maaf untuk tidak mengulangi
lagi perbuatan. Dalam falsafah masyarakat Jawa, seseorang baru pantas bergelar
ksatria jika dia dapat “menang tanpa mengalahkan, kemudian mengalahkan tanpa
merendahkan dan menyerang tanpa menyakiti .”
8. Terampil dalam
menerapkan IPTEK
Melalui pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat melatih
keterampilannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Jika memungkinkan
dapat diperdalam di luar sekolah, sehingga menjadi generasi muda yang tidak
gagap teknologi, dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Setelah itu mereka diharapkan dapat menerapkan IPTEK dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya dengan mengikuti lomba komputer daerah atau nasional. Ini
merupakan peran serta yang baik dari masyarakat dalam menunjang potensi diri
siswa dalam berprestasi sehingga terampil dalam menerapkan IPTEK.
9. Kompetitif
Di tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap individu harus mampu
menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan berkompetisi dengan bangsa
lainnya. Kompetisi berasal dari bahasa Latin to competere yang kalau di
Inggriskan menjadi to seek together (mencari bersama), to agree (menyetujui)
atau to coincide (menyepakati bersama). Sebenarnya dalam berkompetisi tidak
ditemukan adanya ajaran yang menjadikan orang lain sebagai objek atau musuh.
Jadi kompetitif adalah orang lain dijadikan sebagai mitra dalam mencapai suatu
prestasi.
Masalah yang muncul jangan sampai kata kompetisi menjadi konkurensi (to
conquer defeat/overcome enemy) mengalahkan orang lain/musuh. Oleh karena hasil
yang dicapai bukan lagi kemenangan (winning) melainkan memukul mundur (beating).
Selain itu jika kompetisi mensyaratkan adanya kompetensi atau keahlian, maka dalam konkurensi akan ada komparasi, gaya hidup membandingkan secara tidak sehat, dan praktik konkurensi adalah produk muatan pikiran irrasional yang bertentangan dengan logika hidup rasional. Bersaing itu sehat karena ada acuan, akan mendorong terciptanya energi dan akan dapat memacu prestasi diri seseorang, asal jangan menghalalkan segala cara, dan harus selalu ingat dosa dan Tuhan selalu mengawasi perilaku umatnya.
Selain itu jika kompetisi mensyaratkan adanya kompetensi atau keahlian, maka dalam konkurensi akan ada komparasi, gaya hidup membandingkan secara tidak sehat, dan praktik konkurensi adalah produk muatan pikiran irrasional yang bertentangan dengan logika hidup rasional. Bersaing itu sehat karena ada acuan, akan mendorong terciptanya energi dan akan dapat memacu prestasi diri seseorang, asal jangan menghalalkan segala cara, dan harus selalu ingat dosa dan Tuhan selalu mengawasi perilaku umatnya.
Jika harus bersaing seharusnya dimulai dengan langkah sebagai berikut :
a. Berani memulai
b. Fokus pada keunggulan
c. Transformasi energi konkurensi
Maksudnya seseorang jika hendak bersaing harus mempersiapkan ke tiga hal di
atas yaitu berani memulai tidak menunda, kemudian memfokuskan pada keunggulan yang
dimiliki serta yang tidak kalah pentingnya adalah mengubah energi persaingan
yang bersifat negatif menjadi sesuatu yang positif, supaya terjadi persaingan
yang sehat dan mencapai hasil yang optimal.
10. Daya pikir yang kuat
Untuk mencapai keberhasilan, seseorang harus memiliki daya pikir yang kuat
dan didukung dengan motivasi yang kuat pula dalam dirinya. Karena hal ini
merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Descartes “Aku berfikir maka aku ada”. Jika orang mempunyai kemampuan dan
kemauan untuk berpikir dengan kuat maka dia akan mampu berprestasi dengan baik.
11. Memiliki bakat
Seseorang yang memiliki bakat yaitu mempunyai potensi yang dimilikinya
sungguh beruntung karena akan mudah dalam mewujudkan prestasi dirinya. Untuk
itu perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan. Bakat yang besar tadi harus
didukung dengan motivasi yang kuat dari dalam dirinya. Seorang pemimpin yang
hebat selain bisa dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan akan lebih
hebat jika dia memiliki bakat terpendam sebagai potensi dirinya.
Dalam upaya mengembangkan potensi diri ada 4 tahapan yang perlu
diperhatikan, antara lain :
a. Mengenali diri sendiri,
b. Memposisikan diri,
c. Mendobrak diri, dan
d. Aktualisasi diri.
0 Response to "Kunci Meraih Prestasi Dengan Terus Kembangkan Potensi Diri Yang Positif"
Post a Comment