Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang prestasi diri bagi keunggulan
bangsa, hubungan potensi diri dan prestasi diri untuk berprestasi sesuai
kemampuan dan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi
diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa.
Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan potensi diri menjadi
prestasi diri yang membanggakan bangsa.
A. PRESTASI DIRI BAGI
KEUNGGULAN BANGSA
Setiap bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan
yang lain. Tidak terkecuali dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak
berdirinya pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah memiliki
prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah suatu kebanggaan yang
telah dimiliki/diraih oleh suatu bangsa. Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu
maupun kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human Development Index
Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat 107 dunia, atau mengalami peningkatan
prestasi dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara terkorup seperti
sebelumnya.
Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk
berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah
dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga untuk membawa
nama baik bangsa dan negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil
yang telah dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap orang
tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak mungkin terjawab dengan tepat,
karena masing-masing peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan dalam
bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang satu dengan lainnya tentu tidak
akan sama, dan seseorang tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis
dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa demikian?
Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi
diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli bahwa setiap
siswa adalah individu yang unik (berbeda satu dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka setiap orang berusaha
berprestasi demi keunggulan bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat
membanggakan jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi Susanti,
Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007, Usman Hasan Saputra, Hermawan
Kertajaya, Prof Dr Ir BJ Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih
banyak lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semua berprestasi sesuai
bidangnya masing-masing. Ada yang di bidang olah raga, seni, budaya, maupun
ilmu pengetahuan serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat
berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau belum mampu berprestasi
seperti mereka ?
B. HUBUNGAN POTENSI DIRI
DAN PRESTASI DIRI UNTUK BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN
Salah satu aturan main dalam permainan hidup (the game of life) adalah
diberlakukannya hukum kompetisi/persaingan. Kenyataan menunjukkan semua orang
memiliki keinginan umum yang sama : ingin kaya, ingin dihormati atau ingin
berprestasi di bidang tertentu. Akan tetapi tidak semuanya dapat mencapai apa yang
diinginkannya. Mengapa demikian?
Hal ini karena masing-masing individu memiliki potensi diri yang berbeda
dengan lainnya. Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna, kesempurnaan
tersebut dapat dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu
ada kebaikan ada pula keburukan. Ada kekuatan tetapi juga ada kelemahan.
Manusia sebagai mahluk berpotensi yang selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya,
harus mampu mengenali ke dua sisi tersebut dengan baik. Namun tidak semua
manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensinya.
Kekuatan yang berupa potensi-potensi diri yang istimewa menjadi sulit
berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa dikendalikan atau
dikelola dengan baik. Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang berarti
keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud potensi adalah
kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum
dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya
tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasarnya
memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau
bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.
Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi
(individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.
Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang
memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif.
Potensi diri yang
positif seperti :
1. Memiliki idealisme
Sebagai generasi muda kita harus memiliki ide yang kita yakini kebenarannya
dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya dalam tujuan hidup kita.
2. Dinamis dan kreatif
Sifat dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang mengikuti
perkembangan jaman tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa mengabaikan
norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik norma agama, norma
hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan.
Interpretasi
3. Keberanian mengambil
resiko
Setiap tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena jika ada sebab
pasti akan ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu
mempertimbangkan masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapi
serta mengatasinya dengan baik.
4. Optimis dan
kegairahan semangat
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh pesimis,
maka sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis dan memiliki
kegairahan semangat supaya tidak putus asa dan lemah sebelum bertanding. Para
pahlawan telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia tetapi kita yang harus
mempertahankan dan mengisinya melalui karya yang positif. Bangsa yang maju
adalah bangsa yang rakyatnya mau bekerja keras, ulet dan tangguh dalam
mewujudkan sebuah prestasi. Sebab perlu diingat bahwa Tuhan sendiri tidak akan
mengubah kondisi suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak mau berubah.
5. Kemandirian dan
disiplin murni
Kita adalah bagian dari bangsa yang mandiri dan berdiri di atas kaki
sendiri dan memiliki disiplin yang tinggi. Pendidikan disiplin bukan hanya
sekedar patuh terhadap aturan tetapi juga harus terwujud dalam bentuk pengakuan
terhadap hak dan keinginan orang lain, serta mau mengambil bagian dalam memikul
tanggung jawab sosial secara manusiawi.
6. Fisik yang kuat dan
sehat
Apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh semangat dengan berbagai ide jika
tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat? Tentu tidak akan ada artinya.
Untuk itu potensi diri yang positif harus memperhatikan masalah yang satu ini
karena sangat penting peranannya. Ingatkah kalian dengan pepatah: “di dalam
badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat (mensana in corpore sano)“? Nah
potensi diri yang positif adalah yang menjaga kekuatan dan kesehatan fisik.
7. Sikap ksatria
Ksatria adalah sikap yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan
kekalahan jika mengalaminya, serta bersedia meminta maaf untuk tidak mengulangi
lagi perbuatan. Dalam falsafah masyarakat Jawa, seseorang baru pantas bergelar
ksatria jika dia dapat “menang tanpa mengalahkan, kemudian mengalahkan tanpa
merendahkan dan menyerang tanpa menyakiti .”
8. Terampil dalam
menerapkan IPTEK
Melalui pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat melatih
keterampilannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Jika memungkinkan
dapat diperdalam di luar sekolah, sehingga menjadi generasi muda yang tidak
gagap teknologi, dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Setelah itu mereka diharapkan dapat menerapkan IPTEK dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya dengan mengikuti lomba komputer daerah atau nasional. Ini
merupakan peran serta yang baik dari masyarakat dalam menunjang potensi diri
siswa dalam berprestasi sehingga terampil dalam menerapkan IPTEK.
9. Kompetitif
Di tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap individu harus mampu
menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan berkompetisi dengan bangsa
lainnya. Kompetisi berasal dari bahasa Latin to competere yang kalau di
Inggriskan menjadi to seek together (mencari bersama), to agree (menyetujui)
atau to coincide (menyepakati bersama). Sebenarnya dalam berkompetisi tidak
ditemukan adanya ajaran yang menjadikan orang lain sebagai objek atau musuh.
Jadi kompetitif adalah orang lain dijadikan sebagai mitra dalam mencapai suatu
prestasi.
Masalah yang muncul jangan sampai kata kompetisi menjadi konkurensi (to
conquer defeat/overcome enemy) mengalahkan orang lain/musuh. Oleh karena hasil
yang dicapai bukan lagi kemenangan (winning) melainkan memukul mundur (beating).
Selain itu jika kompetisi mensyaratkan adanya kompetensi atau keahlian, maka
dalam konkurensi akan ada komparasi, gaya hidup membandingkan secara tidak
sehat, dan praktik konkurensi adalah produk muatan pikiran irrasional yang bertentangan
dengan logika hidup rasional. Bersaing itu sehat karena ada acuan, akan
mendorong terciptanya energi dan akan dapat memacu prestasi diri seseorang, asal
jangan menghalalkan segala cara, dan harus selalu ingat dosa dan Tuhan selalu
mengawasi perilaku umatnya.
Jika harus bersaing seharusnya dimulai dengan langkah sebagai berikut :
a. Berani memulai
b. Fokus pada keunggulan
c. Transformasi energi konkurensi
Maksudnya seseorang jika hendak bersaing harus mempersiapkan ke tiga hal di
atas yaitu berani memulai tidak menunda, kemudian memfokuskan pada keunggulan yang
dimiliki serta yang tidak kalah pentingnya adalah mengubah energi persaingan
yang bersifat negatif menjadi sesuatu yang positif, supaya terjadi persaingan
yang sehat dan mencapai hasil yang optimal.
10. Daya pikir yang kuat
Untuk mencapai keberhasilan, seseorang harus memiliki daya pikir yang kuat
dan didukung dengan motivasi yang kuat pula dalam dirinya. Karena hal ini
merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Descartes “Aku berfikir maka aku ada”. Jika orang mempunyai kemampuan dan
kemauan untuk
berpikir dengan kuat maka dia akan mampu berprestasi dengan baik.
11. Memiliki bakat
Seseorang yang memiliki bakat yaitu mempunyai potensi yang dimilikinya
sungguh beruntung karena akan mudah dalam mewujudkan prestasi dirinya. Untuk
itu perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan. Bakat yang besar tadi harus
didukung dengan motivasi yang kuat dari dalam dirinya. Seorang pemimpin yang
hebat selain bisa dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan akan lebih
hebat jika dia memiliki bakat terpendam sebagai potensi dirinya.
Dalam upaya mengembangkan potensi diri ada 4 tahapan yang perlu
diperhatikan, antara lain :
a. Mengenali diri sendiri
b. Memposisikan diri
c. Mendobrak diri
d. Aktualisasi diri
Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga memiliki potensi diri
yang negatif seperti :
1. Mudah diadu domba
Semua kelebihan yang dimiliki dapat hilang percuma jika seseorang masih
mudah diadu domba. Dalam berbagai aspek kehidupan hendaknya harus berhati-hati
karena seseorang bisa diadu domba atau bahkan mungkin tergoda untuk menjadi
pelakunya. Hal ini arus dihindari, karena sangat merugikan diri sendiri.
2. Kurang berhati-hati
Pepatah “biar lambat asal selamat” memang bisa diganti dengan “biar cepat
tapi selamat”, tetapi tetap harus waspada dan berhati-hati. Mengapa demikian?
Oleh karena kita sering terburu-buru tanpa memperhatikan resiko lainnya asalkan
tujuan tercapai. Akibatnya memang tujuan tercapai tetapi ada resiko besar yang
didapatkan.
3. Emosional
Emosional merupakan suatu keadaan perasaan atau kondisi kejiwaan yang
sedang labil sehingga dapat mengganggu hubungan dengan orang lainnya. Biasanya
muncul pada saat keadaan tidak normal, sehingga individu yang sedang emosional
kurang bisa mengendalikan diri. Dia bisa marah, berteriak ataupun menangis.
Sebenarnya semua aktivitas tadi boleh saja dilakukan asalkan tetap terkendali
dan tidak mengganggu orang lain.
Potensi diri yang positif adalah jika kita tidak mudah emosional yaitu kita
memiliki kecerdasan emosi (emotional quotient) yang baik.
4. Kurang percaya diri
Banyak dari generasi muda yang belum mengerjakan sesuatu sudah menyerah
dengan mengatakan tidak mampu melaksanakannya. Jadi generasi muda menyerah atau
kalah sebelum bertanding. Sebenarnya ada kemampuan tetapi karena kurang percaya
diri menjadi tidak mau melakukan sesuatu. Sungguh disayangkan karena kesempatan
emas menjadi hilang. Hal ini berarti harga diri (self esteem) mereka adalah
negatif karena cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga.
Potensi diri yang positif adalah jika kita memiliki rasa percaya diri yang
besar. Ciri-ciri individu yang kurang percaya diri :
a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan
pengakuan dan penerimaan kelompok
b. Menyimpan rasa takut /kekhawatiran terhadap penolakan
c. Sulit menerima realita diri (terutama dalam menerima kekurangan diri) dan
memandang rendah kemampuan diri sendiri-namun di lain pihak memasang harapan
yang tidak realistik terhadap diri sendiri
d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang
target untuk berhasil
f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue
diri sendiri)
g. Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai
dirinya tidak mampu
h. Mempunyai external locus of control (mudah me-nyerah pada nasib, sangat
bergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).
5. Kurang mempunyai
motivasi
Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar
yang mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya dalam dirinya untuk
bergerak. Inilah yang dinamakan motivasi. Sehingga motivasi sering disebut
penggerak perilaku (the energizer of behaviour).
Motivasi adalah bidang yang amat sering dipelajari oleh para psikolog
karena pengetahuan akan determinan perilaku ini akan banyak membantu dalam
meramalkan dan mengendalikan dampak dari suatu keadaan tertentu terhadap kehidupan
manusia. Ini berhubungan dengan prestasi diri sebagai suatu perilaku yang
muncul karena potensi diri yang ada dengan didorong motivasi yang kuat.
Motivasi adalah dorongan baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun
yang berasal dari luar diri seseorang tersebut, misalnya dari keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Adanya motivasi akan mempercepat tercapainya
tujuan untuk berprestasi.
Oleh karena itu kita harus punya motivasi supaya kebutuhan hidup terpenuhi,
mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi sebagaimana dikemukakan
oleh Abraham H Maslow, yaitu dari kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai dan
paling tinggi kebutuhan aktualisasi diri yang berupa kesempatan dan kebebasan
untuk mewujudkan cita-cita sesuai kemampuan yang dimiliki setiap individu.
Hubungan antara potensi diri dengan prestasi diri sangat erat, karena untuk
berprestasi seseorang harus mengenali terlebih dahulu potensi yang ada dalam dirinya.
Potensi diri yang negatif harus dihilangkan, sebaliknya potensi yang positif
harus dimunculkan. Jadi kita seharusnya memaksimalkan potensi atau kekuatan dan
sekaligus meminimalkan pengaruh kelemahan kita. Menurut Andri Wongso, caranya :
Pertama berkomitmen untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut, ke dua
melakukan usaha yang sungguh-sungguh untk menghentikan pengaruhnya
setiap kali kelemahan diri tersebut muncul dan ke tiga menumbuhkan
kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong mencuatnya potensi kita, dan pada saat
bersamaan membenamkan kelemahan-kelemahan kita.
Dan ke tiganya ini harus dimulai sekarang juga karena tindakan adalah
kekuatan. Orang yang punya potensi disebut juga dengan manusia unggul terlebih
jika dia dapat mewujudkan potensinya dengan baik, akan tetapi jangan sampai menjadi
sombong.
Ciri-ciri manusia unggul adalah :
1. Memiliki keimanan yang utuh.
2. Melaksanakan amal ibadah
3. Memiliki akhlak mulia, yang terdiri dari amanah, ikhlas, tekun,
berdisiplin, bersyukur, sabar, dan adil.
Ke tiga hal ini akan semakin lengkap jika didukung oleh hal-hal positif
yang dimiliki oleh seseorang. Prestasi diri seseorang akan semakin bermakna
jika dilandasi oleh keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka
berprestasi bukan semata kepentingan pribadi tetapi demi kepentingan yang lebih
luas lagi untuk kepentingan nusa, bangsa dan negara.
C. PERAN SERTA DALAM BERBAGAI AKTIVITAS UNTUK MEWUJUDKAN PRESTASI DIRI
SESUAI KEMAMPUAN DEMI KEUNGGULAN BANGSA.
Prof Dr Ir BJ Habibie dan Ir Ciputra mereka adalah putra bangsa yang banyak
perprestasi sesuai dengan potensi masing-masing. Ir Ciputra salah satu
pengusaha yang sukses dalam bidang properti dan peduli pada pendidikan, selain
seorang yang sukses sebagai enterpreneur yang mampu menghasilkan berbagai
projek di Indonesia. Menurut Ir Ciputra entrepreneur bukanlah suatu hal yang
bersifat mistik dan misterius, juga bukan soal bakat, tetapi bisa dibentuk
melalui pelatihan dan pendidikan yang terarah sejak usia dini. Sejak sekarang
generasi muda harus punya
keinginan yang berlipat, ngotot, dan bekeja keras menjadi wirausahawan.
Enterpreneur mampu menciptakan peluang dan selalu menjadi inovator, juga
berani mengambil resiko. Selain itu salah satu kepeduliannya adalah berkenaan dengan
dorongannya pada seseorang putra bangsa Indonesia bernama Umar Hasan Saputra
yang telah berprestasi dengan menemukan Nutrisi Saputra dari IPB Bogor.
Potensi diri apa yang dimiliki oleh Ikhsan dan Dirly sehingga mereka mempunyai
prestasi sebagai Finalis Indonesia Idol 2006? Atau prestasi Gita Gutawa menjadi
juara menyanyi di Mesir tahun 2007? Apakah kalian mempunyai potensi seperti
mereka? Jika ya, apakah kalian mau menjadi seperti mereka? Jika tidak, maka
kalian mau berprestasi di bidang apa sesuai potensi diri yang kalian miliki?
Ada 10 manfaat dari hasil temuannya yang diteliti sejak tahun 1992 sampai
mendapatkan hasil pada tahun 2002, tetapi baru diumumkan secara luas tahun
2006. Manfaat Nutrisi Saputra adalah menghemat pupuk, meningkatkan
produktivitas, meningkatkan kualitas, ramah lingkungan, mudah dibawa dan
disimpan, tahan kekeringan, panen lebih cepat, penggunaan mudah, banyak gunanya
dan ketersediaan stok barang. Selain itu lebih tahan hama, dan rendemen lebih
tinggi.
Prof Dr Ir BJ Habibie selain dikenal sebagai mantan Wapres dan Presiden RI
ke tiga, dikenal juga dengan prestasinya di bidang pesawat terbang dan
kehliannya di bidang teknologi. Beliau mendirikan The Habibie Center pada
tanggal 10 November 1999 di Jakarta. Lembaga ini didirikan sebagai suatu kendaraan
yang diharapkan dapat membawa rakyat Indonesia untuk memulai proses demokratisasi
dan perlindungan hak asasi manusia yang berkelanjutan.Sebagai seorang mantan
Presiden beliau menyadari adanya suatu kebutuhan untuk mempromosikan dan
mengembangkan konsep demokrasi di Indonesia.
The Habibie Center didirikan oleh Bachruddin Jusuf Habibie dan keluarga
sebagai organisasi independen, non pemerintah dan non profi t. Dengan visi
untuk memajukan usaha modernisasi dan demokratisasi di Indonesia yang
didasarkan pada moralitas dan integritas budaya dan nilai-nilai agama, dan
misi yang diemban adalah pertama, untuk menciptakan masyarakat demokratis
secara kultural dan struktural yang mengakui, menghormati dan menjunjung tinggi
HAM, serta mengkaji dan mengangkat isu-isu perkembangan demokrasi dan HAM.
Kedua, memajukan dan meningkatkan pengelolaan SDM dan usaha sosialisasi
teknologi.
Umar Hasan Saputra, Ir Ciputra dan Prof Dr Ir BJ Habibie merupakan
orang-orang yang mempunyai potensi diri (bakat) di bidang masing-masing. Hal
ini dapat dilihat dari tiga hal yaitu (1) kemampuan di atas rata-rata, (2)
kreativitas dan (3) tanggung jawab terhadap tugas. Ini berarti mereka memiliki
kemampuan di atas rata-rata dan punya ciri-ciri kreativitas seperti dikemukakan
oleh Cholisin sebagai berikut :
1. Dorongan ingin tahu besar
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
4. Bebas dalam menyatakan pendapat
5. Mempunyai rasa keindahan
6. Menonjol dalam salah satu bidang seni
7. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah
terpengaruh orang lain
8. Memiliki rasa humor tinggi
9. Daya imajinasi kuat
10. Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan, gagasan, karangan,
pemecahan masalah)
11. Dapat bekerja sendiri
12. Kemampuan elaborasi (mengembangkan atau meme-rinci) suatu gagasan.
Bagaimana dengan kalian apakah memiliki ciri-ciri kreativitas seperti yang
telah disebutkan di atas? Selain itu ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari
seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity), kebutuhan untuk
berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki
kemampuan menempuh resiko.
Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan, dan akan
optimal jika dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya
dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner memiliki pandangan yang
berbeda, ia menyatakan bahwa “keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan skor
tes standar semata, namun sebagai:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.
2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan
menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari anak jenius. Anak jenius disebut
juga anak berbakat taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat jarang
ditemukan sedangkan anak berbakat banyak ditemukan di sekolah-sekolah. Ada lima
macam keberbakatan, yaitu (1) keberbakatan intelektual, (2) keberbakatan
akademik, (3) keberbakatan kreatif, (4) keberbakatan kepemimpinan dan sosial,
dan (5) keberbakatan seni.
Analisis dari Bloom tentang lantip pada Peserta Olympiade Science, bahwa :
Pertama, memiliki kemampuan luar biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah besar
waktu dan usaha untuk mencapai suatu standar yang tinggi. Karakteristik ini
telah ada pada usia 5 atau 8 tahun dan menjadi semakin bertambah setelah orang-orang
tersebut menerima pengajaran beberapa tahun.
Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya dalam bidang talent
tersebut dan memiliki kebulatan tekad untuk melakukan yang terbaik. Ketiga,
memiliki kemampuan belajar secara cepat tentang teknik-teknik baru, ide-ide,
dan proses dalam bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
• fisik yang menarik dan rapi dalam penampilan;
• diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa;
• keterlibatan dalam beberapa kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan
positif dan konstruktif;
• kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan
pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;
• memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang (egalitarian) dan
jujur;
• perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa;
• bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga
relevan dengan situasi;
• mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa;
• mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain;
• memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial
dengan cerdas, humor, dan pemahaman.
Karakteristik di atas biasanya dimiliki oleh mereka yang telah berprestasi.
Prestasi akan mencapai hasil yang bagus jika dalam situasi dan kondisi saat
kesempatan pengembangan bakat (lantip) dipenuhi. Hal ini bisa diperoleh dari
guru yang memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang potensinya secara
optimal. Kepribadian guru dapat membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis
3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4. Penuh pengertian
5. Mempunyai sifat toleransi
6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
7. Bersikap ingin tahu
Selain memiliki kepribadian, guru juga harus memiliki hubungan sosial dengan
siswa yang dapat mendorong timbulnya prestasi yaitu suka dan pandai bergaul
dengan anak berbakat serta memahami kesulitan yang dihadapi anak tersebut.
Selain itu guru diharapkan dapat menyesuaikan diri dan mudah bergaul serta
mampu memahami dengan cepat tingkah laku anak berbakat tersebut.
Untuk anak berbakat memang harus ada perhatian khusus dari guru karena
kadang-kadang mereka bertindak berbeda dengan teman lainnya. Misalnya bertanya
secara kritis, meminta perhatian lebih bahkan terkadang seperti
melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk tidak bertindak
negatif, tetapi malah lebih memperhatikan mereka sehingga dapat memperlihatkan
bakatnya.
Selain guru, peran orangtua juga tidak kalah pentingnya dalam mengembangkan
potensi diri yang dimiliki anak untuk menjadi prestasi diri sesuai
kemampuannya. Meskipun hak utama pengajaran yang utama ada di tangan orangtua,
tetapi alangkah baiknya jika orangtua tidak memaksakan kehendak kepada anaknya
untuk menjadi apa kelak. Orangtua seharusnya bersikap demokratis dalam arti
menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak, tetapi tetap di sampingnya untuk
selalu mendampingi dan mengingatkannya jika mereka salah. Orangtua selalu memberikan
fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya, karena bagaimanapun hebatnya
seseorang berprestasi jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara langsung maupun
tidak langsung oleh masyarakat tentu tidak bermakna. Berbeda jika hasil
prestasi dirinya dapat dirasakan masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti
prestasi Tim bulutangkis Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia
maupun temuan Nutrisi Saputra oleh Usman Hasan Saputra. Peran masyarakat juga
bisa dengan memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi yang dicapai
seseorang, misalnya memberikan bea siswa, hadiah, atau memberikan biaya
penelitian sehingga menghasilkan suatu prestasi.
Semua merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan, seseorang yang punya
potensi diri akan mampu menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang kuat
dengan dukungan keluarga, guru dan masyarakat. Peran guru bisa diganti oleh
pelatih maupun seseorang yang punya kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam
Tim Olimpiade Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian Nutrisi
Saputra oleh Umar Hasan Saputra.
Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari need of achievement sebagaimana
dikemukakan John Atkinson dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan
berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu yang selalu mengarah
pada suatu standar keunggulan. Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti ini
menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab secara pribadi, dan terbuka
untuk umpan balik guna memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya. Hal inilah
yang harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat berprestasi, jika dikaitkan
dengan teori Maslow maka hal ini dapat dikatakan merupakan kebutuhan
aktualisasi diri.
Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso merupakan proses realisasi potensi
diri setelah kita mampu melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko,
dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan kegagalan kita. Dalam
proses perwujudan ini kita dituntut untuk melakukan segala sesuatunya secara
profesional, efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan peluang
atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagaimana dikemukakan oleh Sujiyanto yaitu :
1. Kreatif dan inovatif
Kreatif dan inovativ merupakan upaya memiliki daya cipta, dan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu hal. Sedangkan inovatif berarti memperkenalkan
sesuatu yang baru bersifat pembaharuan, upaya berprestasi dengan cara
memperbarui atau menyempurnakan metode, sistem, atau strategi yang ada menjadi
lebih sesuai atau relevan dengan perkembangan jaman. Ciri-cirinya antara lain
peka terhadap lingkungan, dinamis dan progresif, serta terbuka.
2. Tanggung-jawab
Tanggung jawab merupakan kewajiban yang harus dilakukan atau dikerjakan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk menyelesaikan tugas yang diterimanya
dengan sebaik mungkin. Untuk itu bisa dilakukan dengan cara skala prioritas,
fokus program dan penjadwalan dan optimalisasi kegiatan secara terpadu.
Seseorang yang bertanggungjawab akan dapat berprestasi dengan baik karena dia
telah menyelesaikan kewajibannya dengan baik
sesuai yang telah disepakati sebelumnya. Tanggungjawab tidak hanya pada
diri sendiri, tetapi juga pada masyarakat dan yang paling tinggi pada Tuhan
Yang Maha Esa.
3. Bekerja keras
Orang yang suka bekerja keras disayang Tuhan, kalian tentu ingat
“beribadahlah kamu seolah akan mati esok hari dan bekerjalah dengan keras
seolah kamu akan hidup 1000 tahun lagi.” Ini berarti setiap orang akan serius
dalam mengerjakan sesuatu.
Akan mengoptimalkan seluruh daya dan upaya demi tercapainya suatu prestasi
diri dengan bekerja keras. Dalam bekerja keras kalian tidak akan terlepas dari
kekuatan ketahanan mental, karena pengembangan diri tidak bisa terlepas dari
kekuatan ketahanan mental. Kesuksesan yang tidak disertai dengan keta-hanan
mental akan menjadi kesuksesan yang rapuh fondasinya.Untuk itu ketahanan mental
harus kita tempa dan kita tanamkan sejak kita mulai perjuangan dengan cara
memelihara spirit sebagai manusia pembelajar yang sejati, selalu berdoa, selalu
mengucap syukur dan bermeditasi.
4. Memanfaatkan Sumber
Daya
Walaupun manusia sebagai mahluk yang paling sempurna di dunia ini tetapi
tidak dapat hidup sendiri, melainkan tetap membutuhkan sumber daya yang ada di
sekitarnya. Memanfaatkan sumber daya alam dan bekerjasama dengan manusia
lainnya demi tercapainya tujuan.
Setiap individu dituntut untuk menguasai beberapa keterampilan seperti
keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan
keterampilan dalam bidang tertentu. Selain itu sebagai mahluk sosial, manusia
juga dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat
dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan diri sesuai
dengan aturan atau norma yang berlaku.
Dalam hubungannya dengan prestasi diri dan sebagai mahluk sosial maka
penekanan lebih pada keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian
diri terhadap lingkungan sekitarnya, biasanya disebut dengan aspek psikososial.
Keterampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya
dengan memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau bercanda
dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai
perkembangan anak, dan sebagainya. Dengan mengembangkan keterampilan tersebut
sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan
berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat saat ia remaja
atau dewasa.
Dalam pandangan Zainun Mu’tadin bahwa keterampilan sosial dan kemampuan
penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah
menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu
sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan
lingkungan sosial akan sangat menentukan.
Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-keterampilan sosial akan
menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga
dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku
yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan
yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja,
tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dan sejenisnya.
Keadaan ini dinamakan prestasi diri yang negatif atau gagal. Tentu sangat
susah untuk membuat mereka berperan serta dalam berbagai aktivitas yang
berujung pada prestasi, atau memiliki prestasi diri yang positif atau sukses.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja untuk
dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan
diri. Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan
aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan.Hal ini penting sekali karena seseorang
yang punya potensi sekalipun tidak selamanya akan selalu sukses.
Kadangkala dia akan mengalami kegagalan. Tetapi menanamkan pengertian bahwa
kegagalan adalah sukses yang tertunda adalah penting sekali, sehingga dia akan terpacu
untuk mencoba lagi sampai berhasil. Kalian tentu masih ingat ketika masih kecil
kita berkali-kali jatuh ketika belajar berjalan, tetapi kita selalu mencoba dan
mencoba lagi dan akhirnya kita berhasil.
Apa jadinya jika kita tidak mau mencoba lagi tentu kita tidak akan pernah
bisa berjalan bukan? Nah mengapa ketika kalian sudah bertambah usia ketangguhan
kita menghadapi kegagalan semakin berkurang?
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam
fase perkembangan masa remaja
adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan
diri dengan kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan sosial tersebut
meliputi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Menjalin hubungan dengan orang lain
3. Menghargai diri sendiri dan orang lain
4. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain
5. Memberi atau menerima feedback
6. Memberi atau menerima kritik
7. Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut
maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini
berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial
dengan maksimal sehingga dia akan dapat berprestasi.
Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan remaja terdapat delapan
aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skill) yaitu:
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
8. Lapangan Kerja
Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang remaja dalam pengembangan
aspek psikososialnya, harus dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kondisi yang kondusif sehingga membuat tercapainya prestasi diri. Di bawah ini
adalah beberapa hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek psikososial
remaja:
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi anak dalam
mendapatkan pendidikan. Jika seorang anak memperoleh kepuasan psikis dalam keluarga,
maka akan sangat menentukan bagaimana dia akan bereaksi terhadap lingkungan.
Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau broken home
dimana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak tersebut
sulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dari :
• kurang adanya saling pengertian (low mutual under standing)
• kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan saudara
• kurang mampu berkomunikasi secara sehat
• kurang mampu mandiri
• kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara
• kurang mampu bekerjasama
• kurang mampu mengadakan hubungan yang baik
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka amatlah penting bagi
orangtua untuk menjaga agar keluarga tetap harmonis. Keharmonisan dalam hal ini
tidaklah selalu identik dengan adanya orangtua utuh (Ayah dan Ibu), sebab dalam
banyak kasus orangtua sendiri (single parent) terbukti dapat bersifat efektif
dalam membantu perkembangan psikososial anak. Hal yang paling penting diperhatikan
oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga.
Suasana yang mendukung tercapainya prestasi diri.
2. Lingkungan
Anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan sejak dini, meliputi
lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga). Selain itu
lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga (batih/inti dan keluarga besar),
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan lingkungan
maka sejak dini anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang
luas, tidak hanya terdiri dari orangtua, saudara (keluarga inti), atau kakek
dan nenek saja (keluarga besar). Dengan melaksanakan kegiatan sejenis anak akan
semakin bertambah wawasannya.
3. Kepribadian
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari
kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak selalu demikian. Yang tampil tidak
selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya. Untuk itulah amat penting bagi
remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga
orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung diremehkan. Untuk itu,
orangtua perlu memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan
martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fi sik seperti materi atau
penampilan. Akan tetapi dalam hal tertentu memang tetap harus memperhatikan penampilan,
karena sedikit banyak kepribadian seseorang memang kadang dapat dilihat dari
penampilan seseorang. Oleh karena orang yang berkepribadian baik biasanya
selalu menghargai penampilannya.
4. Rekreasi
Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat terpenuhi.
Dengan rekreasi seseorang akan merasa mendapat kesegaran baik fi sik maupun psikis,
sehingga terlepas dari rasa capai, bosan, monoton serta mendapatkan semangat
baru. Akhirnya akan muncul ide dan kreativitas baru.
5. Pergaulan dengan
Lawan Jenis
Untuk dapat menjalankan peran menurut jenis kelamin, maka anak dan remaja
seyogyanya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-teman yang memiliki
jenis kelamin yang sama. Pergaulan dengan lawan jenis akan memudahkan anak
dalam mengidentifikasi sex role behavior (peran perilaku jender) yang menjadi
sangat penting dalam persiapan berkeluarga maupun ketika sudah berkeluarga.
Tentu saja tetap harus memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
6. Pendidikan
Pada dasarnya sekolah meng-ajarkan berbagai keterampilan kepada anak. Salah
satu keterampilan tersebut adalah keterampilan-keterampilan sosial yang
dikaitkan dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai teknik belajar
sesuai dengan jenis pelajarannya. Dalam hal ini peran orangtua adalah menjaga
agar keterampilan-keterampilan tersebut tetap dimiliki oleh anak atau remaja
dan dikembangkan terus-menerus sesuai tahap perkembangannya.
7. Persahabatan dan
Solidaritas Kelompok
Pada masa remaja peran kelompok dan teman-teman amatlah besar. Tidak jarang
mereka lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan urusan keluarganya. Hal
tersebut merupakan suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan
kelompoknya bertujuan positif dan tidak merugikan orang lain. Dalam hal ini
orangtua perlu memberikan dukungan sekaligus pengawasan agar remaja dapat
memiliki pergaulan yang luas dan bermanfaat bagi perkembangan psikososialnya.
8. Meningkatkan
Kemampuan Penyesuaian Diri
Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak
diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangannya)
yaitu potensi dirinya, agar mampu mengendalikan dirinya sehingga dapat bereaksi
secara wajar dan normatif. Agar anak dan remaja mudah menyesuaikan diri dengan kelompok,
maka tugas orang tua/pendidik adalah membekali diri anak dengan membiasakannya
untuk menerima dirinya, menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.
Dengan cara ini, remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau
umpan balik dari orang lain/kelompok, mudah membaur dalam kelompok dan
memiliki solidaritas yang tinggi sehingga mudah diterima oleh orang lain/kelompok.
Selain itu anak harus diajarkan sejak dini untuk dapat memilih prioritas
tugas-tugas yang harus segera diatasi, bukan menunda atau mengalihkan perhatian
pada tugas yang lain. Karena itu sejak awal sebaiknya orang tua atau pendidik
telah memberikan bekal agar anak dapat memilih mana yang penting dan mana yang
kurang penting melalui pendidikan disiplin, tata tertib dan etika.
Masih banyak cara-cara lain yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan
ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri remaja. Kalianpun bebas
memilih cara-cara yang tepat sesuai dengan kebutuhan kalian sehari-hari.
Satu hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa dengan membantu remaja
dalam mengembangkan keterampilan sosial berarti kita telah membantu mereka
dalam menemukan dirinya sendiri sehingga mampu berperilaku sesuai norma yang
berlaku. Pada akhirnya mereka sebagai bagian dari generasi muda dapat berperan
serta dalam berbagai aktivitas dan berprestasi dengan baik sesuai kemampuan
demi keunggulan bangsa.
Di era globalisasi sekarang ini menuntut peran serta aktif dari warga
negaranya demi eksistensi suatu negara. Begitu juga dengan negara tercinta
Indonesia yang dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk
berperan serta secara aktif yang menjadi prestasi diri bukan suatu hal yang
mudah. Untuk itu seseorang harus mempunyai potensi diri dan didukung oleh
semangat/motivasi yang luar biasa dari dirinya, didukung keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Untuk berprestasi terlebih dahulu seseorang harus bisa mengenali potensi
yang ada pada dirinya. Potensi diri yang positif seperti memiliki idealisme,
dinamis dan kreatif, keberanian mengambil resiko,optimis dan kegairahan
semangat, kemandirian dan disiplin murni, fisik yang kuat dan sehat, sikap
ksatria, terampil dalam menerapkan IPTEK, kompetitif, daya pikir yang kuat dan
memiliki bakat harus terus ditumbuh kembangkan. Potensi diri yang negatif
seperti mudah diadu domba, kurang berhati-hati, emosional, kurang percaya diri,
dan kurang mempunyai motivasi hendaknya dikurangi atau jika bisa harus
dihilangkan.
Upaya mencapai prestasi dapat dilakukan dengan cara-cara kreatif dan inovatif,
tanggung-jawab, bekerja keras, dan memanfaatkan sumber daya. Sebagai makhluk
sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul
sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan kita harus mampu
menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Untuk itulah
setiap individu dituntut untuk menguasai beberapa keterampilan seperti
keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan
keterampilan dalam bidang tertentu.
Dalam hubungannya dengan prestasi diri dan sebagai mahluk sosial maka
penekanan lebih pada keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian
diri terhadap lingkungan sekitarnya, biasanya disebut dengan aspek psikososial
yang terdiri dari kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain,
menghargai diri sendiri dan orang lain, mende-ngarkan pendapat atau keluhan
dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik
dan bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.Pada akhirnya seseorang akan
bisa berperan serta dalam ber-bagai aktivitas sesuai kemampuan demi keunggulan
bangsa, menjadi manusia yang unggul tanpa merasa sombong.
I. Jawablah secara
singkat dan jelas !
1. Semua orang mempunyai keinginan umum yang sama seperti hal-hal sebagai
berikut, kecuali ...
a. ingin dihormati
b. ingin berprestasi
c. ingin kaya
d. ingin ditakuti
2. Potensi diri adalah ...
a. hasil yang telah dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan
b. kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi
c. sesuatu yang positif dan negatif
d. sesuatu yang tidak bisa berkembang
3. Sifat yang selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman tanpa berhenti
untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa mengabaikan norma yang ada
dinamakan ...
a. optimis dan kegairahan semangat
b. dinamis dan kreatif
c. memiliki idealisme
d. sikap ksatria
4. Jika harus bersaing seharusnya dimulai dengan hal-hal sebagai berikut,
kecuali ...
a. berani memulai
b. fokus pada keunggulan
c. siap dana yang besar
Evaluasi
II. Pilihlah satu jawaban yang benar!
Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas IX
130
d. transformasi energi konkurensi
5. Ciri-ciri individu yang kurang percaya diri adalah sebagai berikut,
kecuali ...
a. menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan
b. pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
c. mudah menyerah pada nasib
d. kooperatif
6. Orang yang mempunyai potensi diri disebut juga ...
a. manusia unggul
b. manusia berbudi
c. manusia kuat
d. manusia kreatif
7. Prestasi seseorang akan semakin bermakna jika ...
a. dilandasi oleh keimanan yang kuat terhadap Tuhan YME
b. didukung oleh keluarga
c. didukung pleh kelompok
d. didukung dana yang banyak
8. Taufik Hidayat, Susi Susanti dan Chris John adalah mereka yang
berprestasi di bidang ...
a. seni
b. olah raga
c. musik
d. ilmu pengetahuan
9. Berikut ini merupakan tindakan yang kadang dianggap negatif, yang
kadang-kadang dilakukan anak berbakat berbeda dengan teman lainnya, kecuali ...
a. bertanya secara kritis
b. meminta perhatian lebih
c. bahkan terkadang seperti melawan guru
d. dapat memperlihatkan bakatnya
10. Berikut ini merupakan ciri-ciri manusia unggul, kecuali ...
a. Memiliki keimanan yang utuh.
b. Melaksanakan amal ibadah
c. Memiliki akhlak mulia, yang terdiri dari amanah, ikhlas,tekun,
berdisiplin, bersyukur, sabar, dan adil
d. Memiliki rasa percaya diri yang berlebihan
III. Problem solving/pemecahan masalah
Akhir-akhir ini terdapat banyak generasi muda yang tidak dapat mengenali
potensi dirinya. Hal ini tentu dapat memberikan masalah bagi dirinya.
Coba kalian kenali potensi dalam dirimu sendiri dengan menggunakan
indikator potensi diri sebagai berikut:
1. kemampuan di atas rata-rata;
2. ada kreativitas; dan
3. ada rasa tanggung jawab terhadap tugas.
Sekarang coba kalian kemukakan potensi diri kalian apa adanya, kemudian
buatlah rancangan untuk mengembangkan potensi untuk berpresttrasi sesuai dengan
kondisi dan kemampuan kalian masing-masing.
0 Response to "Prestasi Diri Bagi Keunggulan Bangsa dan Negara"
Post a Comment