Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...
Pada hari ini, tanggal 28 Oktober 2013 yang bertepatan dengan Peringatan Hari “Sumpah Pemuda” ke-85 (depalan puluh lima).
“Sumpah Pemuda” adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Pada hari ini, tanggal 28 Oktober 2013 yang bertepatan dengan Peringatan Hari “Sumpah Pemuda” ke-85 (depalan puluh lima).
“Sumpah Pemuda” adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Peserta Kongres Pemuda II |
Oleh karena itu, sebagai bagian dari bangsa (warga negara Indonesia), terlebih bagi para pemuda-pemudi Indonesia Selayaknya mengetahui sejarah-sejarah penting bangsa Indonesia, salah satunya sejarah tentang “Sumpah Pemuda” ini.
Dengan begitu, selain dapat menambah wawasan kebangsaan yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dalam berbangsa dan bernegara sekaligus dapat menjadi motivasi positif dalam berpartisipasi aktif “membangun bangsa” dalam rangka mengisi kemerdekaan NKRI tercinta tentunya.
Teks/Naskah Sumpah Pemuda yang benar, berdasarkan ejaran baru Bahasa Indonesia
Sumpah
Pemuda
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia.
Sejarah
Sumpah Pemuda
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres
Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia
(Jakarta), Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air
Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa
Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap
"perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam
segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan"
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas
yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi
terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik
heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi
yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo
membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada
yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh
Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Kongres Pemuda Kedua
Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda
Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan
cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Persiapan Kongres
Upaya mempersatukan organisasi-organisasi pemuda
pergerakan dalam satu wadah telah dimulai sejak Kongres Pemuda Pertama 1926.
Sebagai kelanjutannya, tanggal 20 Februari 1927 diadakan pertemuan, namun
pertemuan ini belum mencapai hasil yang final. Sebagai penggagas Kongres Pemuda
Kedua adalah Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi
pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Hindia Belanda.
Pada tanggal 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi untuk
persiapan kongres kedua, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan
terakhir ini telah hadir perwakilan semua organisasi pemuda dan diputuskan
untuk mengadakan kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia yang
membagi jabatan pimpinan kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi
yang rangkap jabatan) sebagai berikut:
1. Ketua: Sugondo
Djojopuspito (PPPI)
2. Wakil Ketua: R.M.
Joko Marsaid (Jong Java)
3. Sekretaris: Muhammad Yamin
(Jong Soematranen Bond)
4. Bendahara: Amir
Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
5. Pembantu I: Johan
Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
6. Pembantu II: R.
Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
7. Pembantu III: R.C.I.
Sendoek (Jong Celebes)
8. Pembantu IV: Johannes
Leimena (Jong Ambon)
9.
Pembantu
V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)
Pelaksanaan
Kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan
dibagi dalam tiga kali rapat :
1. Rapat pertama, Sabtu,
27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein
(sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito
berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para
pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan
hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa
memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan,
dan kemauan.
2. Rapat kedua, Minggu,
28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.
Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa
anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
3.
Pada
rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106,
Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan
kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa
dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik
anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu
"Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan
biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut
disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan
mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu
diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai
wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon,
Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar
Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa
orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan
Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang
organisasi yang mengutus mereka.
Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil
dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab
di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda
Keturunan Arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya
Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik
Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3
April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei
1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda
pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan
dan Pariwisata.
Referensi gambar dan artikel : http://id.wikipedia.org
Makasih gan udah share , blog ini sangat bermanfaat sekali .............
ReplyDeletebisnistiket.co.id