Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Berikut adalah “best practice” saya ketika mengikuti seleksi tahap 2 Guru Favorit Jambi Ekspres 2013, yang telah dipublikasikan di koran Jambi Ekspres pada hari Selasa, 17 September 2013 hal. 21 dalam kolom Pendidikan. Best practice ini juga telah saya presentasikan di hadapan Panitia Seleksi Guru Favorit Jambi Ekspres 2013 tahap 3 pada hari Selasa, 03 Oktober 2013 bersama 32 calon guru favorit lainnya ;
Berikut adalah “best practice” saya ketika mengikuti seleksi tahap 2 Guru Favorit Jambi Ekspres 2013, yang telah dipublikasikan di koran Jambi Ekspres pada hari Selasa, 17 September 2013 hal. 21 dalam kolom Pendidikan. Best practice ini juga telah saya presentasikan di hadapan Panitia Seleksi Guru Favorit Jambi Ekspres 2013 tahap 3 pada hari Selasa, 03 Oktober 2013 bersama 32 calon guru favorit lainnya ;
Saya adalah seorang
guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri Satu Atap
Sungai Karang yang terintegrasi dengan SDN No. 200/VIII Sungai Karang yang
merupakan satu kesatuan dalam sebuah sistem manajemen pendidikan SD-SMP Satu
Atap. Saya mulai bertugas di sekolah ini sejak tanggal 22 April 2009. Dan pada
saat itu saya merupakan satu-satunya guru PNS yang ditempatkan di sekolah ini,
hingga best practice ini saya buat, saya merupakan satu-satunya guru PNS yang
masih bertahan dalam mengemban tugas untuk mengabdikan diri sebagai guru di
sekolah ini.
Lokasi sekolah berada
di daerah transmigrasi namun masih termasuk dalam kriteria daerah terpencil,
tepatnya di Desa Sungai Karang (Trans HTI) Kecamatan VII Koto Ilir Kabupaten
Tebo. Pada saat ini, masih banyak tantangan-tantangan besar yang harus dihadapi
dengan bijak serta diatasi dengan cerdas dalam upaya untuk memajukan kualitas
pendidikan khususnya melalui pendidikan formal pada sekolah-sekolah yang berada
di daerah ini, tak terkecuali pada SMP Negeri Satu Atap Sungai Karang. Beberapa
tantangan-tantangan besar tersebut di antaranya :
a.
Di
daerah/lokasi di mana sekolah berada, jaringan listrik PLN belum tersedia,
sehingga banyak sarana sekolah yang tidak dapat digunakan secara optimal,
secara otomatis hal ini akan mempengaruhi kualitas pembelajaran yang kurang
maksimal (sumber listrik sekolah saat ini menggunakan mesin genset kecil yang
sangat terbatas sumber daya listriknya);
b.
Insfrastruktur
jembatan belum tersedia, jembatan sebagai akses yang menghubungkan kecamatan
VII Koto Ilir dengan desa Sungai Karang belum ada, hal ini berpengaruh pada
biaya transportasi yang lebih mahal, dikarenakan harus menggunakan sarana
ponton/perahu bermesin kecil dalam menyeberangi sungai Batanghari sehingga
frekuensi kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang harus
diikuti siswa ke luar daerahnya menjadi sedikit;
c.
Jalan
yang belum beraspal sehingga pada musim penghujan jalan-jalan tersebut becek, berlumpur,
lengket, dan licin membuat beberapa siswa yang tinggal di sekitar lahan/ladang
orang tua dan berjarak relatif jauh dari sekolah sering tidak dapat mengikuti
pelajaran di sekolah dikarenakan akses jalan yang menghubungkan antara tempat
tinggal mereka dengan sekolah tidak dapat dilalui kendaraan bermotor;
d.
Akses
komunikasi dan internet pun sangat sulit, sehingga fasilitas-fasilitas
e-learning yang disediakan sekolah melalui website/blog sekolah di
www.smpnsatuatapsungaikarang.blogspot.com kurang dapat digunakan sebagaimana
mestinya, selain itu juga sangat menyulitkan penyelesaian administrasi
pendidikan guru maupun pihak sekolah yang notabene pada saat sekarang ini,
sebagian besar menuntut adanya fasilitas online melalui internet, misalnya pada
VerVal NUPTK PADAMU NEGERI 2013 ini, seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan
serta untuk beberapa siswa harus menggunakan sarana internet dalam mengisi
angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Selain itu referensi/sumber belajar bagi
siswa dan guru juga menjadi terbatas;
e.
Sarana
dan prasarana pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Sungai Karang yang belum
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), untuk sarana pendidikan mebeler
sekolah sebagian besar dalam keadaan yang kurang baik dan buku pegangan siswa
pun belum tercukupi, sedangkan prasarana pendidikan di SMP Negeri Satu Atap
Sungai Karang yang sudah ada saat ini yakni 3 ruang kelas belajar dan 1 ruang
perpustakaan sekolah;
f.
Kurangnya
guru bidang studi serta tenaga kependidikan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya,
sehingga mutu pembelajaran dan sistem manajemen pendidikan kurang optimal;
Dari berbagai
tantangan-tantangan utama bagi seluruh elemen pendidikan di SMP Negeri Satu
Atap Sungai Karang yang telah saya uraikan tersebut di atas, tentu sangat mempengaruhi
seluruh rangkaian manajemen ataupun proses pendidikan, hasil serta kualitas
pembelajaran di sekolah pada khususnya dan juga kualitas belajar siswa di luar
sekolah pada umumnya. Namun ini semua bukanlah merupakan alasan-alasan yang
harus menghambat dan membebani langkah-langkah sekolah dalam usaha meningkatkan
kualitas pendidikan, namun ini semua adalah layak kiranya dianggap sebagai
tantangan-tantangan ataupun rangsangan-rangsangan istimewa untuk nantinya dapat
melahirkan pribadi-pribadi berkarakter kuat, kreatif, ulet, berani, tangguh,
dan bertanggung jawab dalam menjalani setiap peran terbaik dalam kehidupannya
kelak.
Terkait dengan
berbagai tantangan-tantangan yang kompleks di atas. Berbagai kisah unik telah
banyak terukir dalam benak pribadi saya, di antaranya selama mengajar di
sekolah ini sejak tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan tahun pelajaran
2012/2013 berbagai bidang studi lain yang tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikan saya pun telah saya lakukan di antaranya menjadi guru bidang studi
Bahasa Inggris, Matematika, dan TIK.
Hal tersebut di atas
terjadi dikarenakan kala itu memang belum ada guru yang mengajar pada bidang
studi atau menggantikan tugas guru bidang studi yang telah mutasi (pindah tugas), kenyataan-kenyataan
inilah yang menjadi faktor utama saya dalam membangkitkan kesadaran diri saya
untuk terus dan terus belajar dengan upaya yang lebih serius lagi dalam
penguasaan materi-materi bidang studi lainnya tersebut. Selain itu mendapatkan
tugas tambahan sebagai wali kelas 9 pun selalu saya dapatkan hingga sekarang.
Ditambah lagi tugas tambahan menjadi wakil kepala sekolah bidang kurikulum
masih saya emban sejak tahun pelajaran 2011/2012 serta tugas-tugas urgensi
lainnya yang harus saya selesaikan dan pertanggung jawabkan dengan hasil yang
se-optimal mungkin.
Selanjutnya, karena
banyaknya tugas-tugas mengajar serta tugas-tugas lain dalam sistem pengelolaan
pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Sungai Karang yang harus saya lakukan dan
pertanggung jawabkan dengan berbagai “dead line” yang mengikutinya ini membuat
paradigma mental saya menyimpulkan bahwa waktu adalah adalah sumber daya yang
sangat berharga dan istimewa bagi saya, oleh karena itu, dalam setiap proses
belajar mengajar yang saya lakukan, efektifitas dalam proses belajar-mengajar
menjadi prioritas utama saya, selain itu pula, tugas apapun yang saya lakukan,
ada beberapa aspek penting yang sangat saya perhatikan, yakni ketelitian,
kualitas, dan tuntas dalam setiap proses dalam pelaksanaan tugas-tugas yang
saya emban. Karena bagi saya, setiap proses itu menjadi faktor utama dalam
menampilkan setiap kualitas.
Sehubungan dengan hal
itu, dalam proses belajar mengajar di sekolah yang telah saya lakukan sejak
tahun pelajaran 2009/2010 hingga tahun pelajaran 2012/2013 dengan berbagai
tantangan yang ada saat itu hingga hari ini telah banyak memberikan
pelajaran-pelajaran tersendiri bagi saya khususnya mengenai metode pembelajaran
yang telah saya terapkan kala itu.
Mengenai metode
pembelajaran yang saya gunakan dari waktu ke waktu tentu harus terus
berkembang, selaras dengan kemajuan dan tuntutan zaman yang semuanya serba maju
pesat serta dinamis seperti sekarang ini, sehingga efektifitas pembelajaran
semakin dapat terus-menerus ditingkatkan secara bertahap dan signifikan.
Mulai memasuki tahun
pelajaran 2013/2014, mengingat semakin kompleksnya tantangan-tantangan yang ada
dalam upaya menghasilkan produk-produk sumber daya manusia yang handal dan
tangguh hingga nantinya mereka siap berkompetisi di era globalisasi yang
semakin maju pesat seperti sekarang ini sehingga menuntut saya untuk terus
menumbuhkan kreatifitas, khususnya dalam mengaplikasikan metode pembelajaran
yang tepat, efektif sekaligus menarik bagi seluruh siswa-siswa saya. Dari
berbagai faktor tersebut, akhirnya timbul sebuah ide pada diri saya untuk
menerapkan sebuah metode pembelajaran yang saya yakini akan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa-siswa saya, metode pembelajaran saya tersebut adalah
“Setiap Siswa Harus Bertanya Kepada Guru”, metode pembelajaran yang saya
terapkan ini memiliki beberapa manfaat-manfaat positif, terutama untuk
mendongkrak efektifitas belajar sekaligus sebagai evaluasi hasil belajar siswa.
Metode pembelajaran
“Setiap Siswa Harus Bertanya Kepada Guru” yang saya terapkan mulai awal
semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 adalah metode pembelajaran interaktif
dua arah antara guru dengan siswa dan sebaliknya, yang tentunya metode ini
menggunakan sebuah aturan baku bahwa setiap siswa harus bertanya kepada guru,
artinya seluruh siswa yang terlibat dalam sebuah proses belajar-mengajar di
kelas pada hari itu harus mengajukan sebuah pertanyaan kepada gurunya tentang
hal-hal yang berkaitan/berhubungan dengan materi yang diajarkan tersebut, tak
terkecuali bagi siswa yang merasa telah memahami materi yang telah disampaikan
guru. Hal ini saya terapkan karena dalam penyampaian belajar guru cenderung
dominan bertanya kepada siswa, inipun dulu saya lakukan tidak untuk seluruh
siswa melainkan ditunjuk langsung berdasarkan evaluasi yang ada. Tentu sistem
acak dan perkiraan seperti ini tidak akan dapat mengevaluasi kualitas hasil
belajar setiap individu siswa.
Berikut beberapa
langkah-langkah dalam penerapan metode belajar “Setiap Siswa Harus Bertanya
Kepada Guru” yang telah saya aplikasikan sejak tahun pelajaran 2013/2014 ini,
yaitu:
1.
Guru
menyampaikan/menguraikan materi pembelajaran secara sistematis dan etis
terhadap siswa.
2.
Setelah
itu, guru mengalokasikan waktu khusus untuk memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk bertanya. Seluruh siswa wajib bertanya kepada guru mengenai materi
pelajaran yang telah disampaikan tak terkecuali bagi siswa yang merasa telah
menguasai materi saat itupun tetap harus bertanya, tentunya tentang hal-hal
yang masih ada keterkaitan atau hubungan dengan materi itu. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar mereka yang telah memahami materi pokok dalam pembelajaran
saat itu akan mendapatkan penguasaan materi pembelajaran yang lebih
komprehensif sekaligus sebagai wacana baru mereka, selain itu juga akan dapat
dijadikan sebagai referensi ataupun bahan berpikir tambahan dalam proses
pemahaman bagi siswa lainnya yang belum menguasai materi tersebut.
3.
Bila
ternyata pada sesi khusus di atas tidak ada pertanyaan dari siswa, maka guru
dapat memberikan pertanyaan kepada setiap siswa satu demi satu, seluruh siswa
dalam satu kelas mendapatkan pertanyaan dalam sesi ini, hal ini dilakukan guru
untuk memastikan bahwa seluruh siswa benar-benar memahami pelajaran yang telah
dipelajarinya saat itu. Langkah ini sebagai bahan evaluasi lanjutan.
4.
Apabila
didapati salah satu atau beberapa siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan
guru, maka siswa tersebut dipersilahkan untuk maju ke depan kelas. Hal ini akan
menjadi sanksi yang positif bagi siswa tersebut untuk mengasah kepercayaan diri
mereka dalam lingkungan kelasnya serta memicu siswa lainnya untuk lebih serius
dalam belajarnya, sebab masih banyak ditemukan beberapa anak malu mengakui
kekurangannya di hadapan siswa lainnya sehingga siswa itupun segan untuk
bertanya. Selanjutnya siswa tersebut tidak diperkenankan duduk kembali sebelum
ia dapat menjawab pertanyaan dari guru dan atau setelah ia mengajukan sebuah
pertanyaan yang berhubungan dengan materi saat itu, inipun tentu berdasarkan
pertimbangan guru yang bersangkutan akan ketersediaan waktu yang cukup serta
pertimbangan moril lainnya. Hal inipun dilakukan dengan tujuan utama yakni
untuk penanaman mental positif bagi anak dalam upaya menghilangkan kesan bahwa
bertanya itu kelihatan bodohnya, namun bertanya itu justru menunjukkan akan
kemauan pintarnya.
5.
Membuat
daftar hasil evaluasi belajar dan tindak lanjut proses pembelajaran bagi siswa
pada pertemuan belajar selanjutnya. Jika diperlukan penambahan alokasi waktu
bertanya dan ditanya dari setiap siswa kepada guru maupun sebaliknya ini dapat
dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
6.
Dalam
penerapannya saya akan menguraikan contoh nyata dalam penerapan metode “Setiap
Siswa Wajib Bertanya Kepada Guru” di kelas 9 SMP Negeri Satu Atap Sungai Karang
yang terdiri dari 17 siswa. Data ini saya dapatkan pada kegiatan
belajar-mengajar mata pelajaran PKn yang saya ampu, pada tanggal 10 September
2013 pada jam 07.30 s.d. 08.50 WIB. Total waktu yang dialokasikan selama 80
menit (40 x 2 jam pelajaran) dengan rincian pembagian alokasi waktu :
7.
Alokasi
waktu ± 30 menit untuk memulai proses belajar di kelas, guru mempresentasikan,
menguraikan, dan menjelaskan materi pembahasan tentang Usaha Pembelaan Negara.
8.
Alokasi
waktu ± 17 menit untuk sesi siswa bertanya kepada guru, kemudian guru menjawab.
9.
Alokasi
waktu ± 5 menit, penyegaran belajar dengan mempersilahkan siswa yang ingin
buang air kecil, ataupun diisi dengan cerita-cerita lucu namun inspiratif
sekaligus edukatif, untuk menciptakan suasana kelas yang refresh kembali.
10. Alokasi waktu ± 17
menit untuk sesi guru bertanya pada siswa (sesi khusus), kemudian siswa
menjawab. Alokasi waktu khusus ini dilakukan apabila pada sesi 2 (sesi siswa
bertanya kepada guru) masih ada beberapa siswa yang tidak bertanya kepada
guru). Dengan kata lain, sesi ini diperuntukkan khusus bagi siswa yang tidak
mengajukan pertanyaan pada sesi sebelumnya (sesi 2).
11.
Alokasi
waktu ± 11 menit untuk sesi kesimpulan guru, evaluasi belajar, penyampaian
pengumuman (bila ada), nasehat guru, dan penutupan
Berikut saya jabarkan
step by step atau langkah-langkah dalam penerapan/implementasi metode belajar
“Setiap Siswa Wajib Bertanya Kepada Guru” yang telah saya lakukan:
1.
Kutipan
materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang saya sampaikan di kelas 9
dengan jumlah siswa yang ada sebanyak 17 siswa, tentang Usaha Pembelaan Negara,
alokasi waktu ± 30 menit :
.
USAHA PEMBELAAN NEGARA
Setiap
warga negara dituntut memiliki kemauan, kemampuan, dan komitmen yang kuat untuk
berpartisipasi aktif dalam usaha pembelaan negara. Usaha pembelaan negara
berkaitan dengan upaya mempertahankan negara dari ancaman dan ganguan pihak
asing. Oleh karena itu usaha pembelaan negara sangat penting dilakukan oleh
setiap warga negara.
Mempertahankan
negara merupakan salah satu fungsi negara yang sangat penting dalam kaitannya
dengan usaha pembelaan negara.
Setiap
negara mesti menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak perlu yaitu:
1.
Melaksanakan
penertiban. Negara mengatur segala hal yang berhubungan dengan ketertiban bagi
seluruh warganya, artinya negara mengatur ketertiban masyarakat supaya tercipta
kondisi yang kondusif dan stabil, dengan berbagai cara di antaranya : Negara
mencegah benturan-benturan atau bentrokan-bentrokan yang terjadi dalam
masyarakat dengan menggunakan alat-alat pemerintah. Dengan tercipta ketertiban
serta keadaan yang kondusif dan stabil, maka segala kegiatan yang akan
dilakukan oleh warga negara dapat dilaksanakan dengan nyaman, baik, dan lancar.
2.
Mengusahakan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya, maknanya Negara berupaya agar masyarakat dapat hidup dan
sejahtera, terutama di bidang ekonomi dan sosial masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan melalui pengiriman TKI, penerimaan CPNS dari setiap warga negara yang
telah memenuhi syarat, serta pembukaan lowongan-lowongan kerja pada
perusahaan-perusahaan atau bidang pekerjaan swasta yang difasilitasi oleh
Negara.
3.
Fungsi
pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar (pihak asing),
berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu bangsa dari
setiap ancaman dan gangguan yang timbul dari dalam maupun datang dari luar
negeri. Ancaman dan gangguan tersebut mungkin berupa serangan (invasi) dari
luar negeri maupun golongan-golongan dari dalam negeri yang ingin memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa.
4.
Menegakkan
keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan yang berfungsi untuk
menegakkan keadilan bagi seluruh warganya meliputi seluruh aspek kehidupan
(ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam). Upaya yang dilakukan
antara lain menegakkan hukum melalui badan-badan peradilan.
Rakyat
sebagai salah satu unsur mutlak suatu negara, memiliki peranan yang sangat
penting dalam melaksanakan pembangunan berbagai aspek kehidupan. Untuk itu
setiap warga negara memiliki jaminan hukum untuk melaksanakan hak dan
kewajibannya yang diberikan negara. Salah satu hak dan kewajiban warga negara
adalah ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Upaya bela negara sebagaimana
diatur Undang-undang nomor 3 tahun 2002 diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan kewarganegaran (PKn), PKn
dapat dipelajari melalui berbagai jalur pendidikan formal maupun informal,
serta di berbagai media online Negara;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara
suka rela atau secara wajib; dan
d. Melalui pengabdian sesuai dengan profesi.
2.
Setelah
materi disampaikan pada seluruh siswa, kemudian saya mengalokasikan waktu
khusus selama ± 17 menit untuk mempersilahkan siswa bertanya kepada guru,
selanjutnya saya langsung menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut
langsung satu-persatu setelah mereka selesai dalam menyampaikan pertanyaannya,
dan ternyata tidak ada satupun siswa yang tidak bertanya, karena dari awal sesi
ini telah saya umumkan pada seluruh siswa bahwa semua siswa harus bertanya pada
saya selaku guru tentang semua hal yang berkaitan dengan pembahasan materi pada
hari itu, bila tidak, nanti saya akan balik bertanya pada siswa, dan bila siswa
tidak bisa menjawab, maka siswa tersebut mendapatkan sanksi dengan berdiri di
depan kelas, dan ia akan boleh duduk kembali setelah siswa dapat menjawab
pertanyaan dari saya, tentunya konten (isi) dari pertanyaan saya juga berkaitan
dengan materi yang telah saya sampaikan pada hari itu.
Pertanyaan-pertanyaan
siswa pada hari itu sejumlah 17 pertanyaan, karena memang jumlah siswa kelas 9
yang hadir pada hari itu sebanyak 17 siswa, yang masing-masing siswa mengajukan
1 (satu) buah pertanyaan yang terkait dengan pembahasan materi hari itu,
pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut adalah:
1. Apa arti kata dari komitmen itu?
2. Apa perbedaan negara dengan pemerintah?
3. Apa pengertian dari keadaan yang kondusif
itu?
4. Mengapa kepolisian disebut juga dengan
penyidik?
5. Apakah kegiatan kita saat ini termasuk
usaha pembelaan negara?
6. Di manakah peran POLRI dalam usaha
pembelaan negara?
7. Bagaimanakah contoh/bentuk invasi pihak
asing terhadap Negara Indonesia?
8. Apakah saat ini masih ada wajib militer
bagi rakyat saat ini?
9. Sampai kapan usaha pembelaan negara
diperlukan?
10. Siapakah pihak yang pertama kali
bertanggung jawab terhadap keamanan Negara?
11. Apakah POLRI termasuk dalam ABRI?
12. Apa pengertian dari ideologi itu?
13. Mengapa usaha pembelaan negara harus
diajarkan di sekolah?
14. Saat
kapankah rakyat harus terlibat dalam perang?
15. Apakah pendidikan formal dan informal itu?
16. Bagaimana bentuk pembelajaran PKn dalam
pendidikan informal?
17. Profesi apakah yang termasuk dalam rangka
berpartisipasi aktif dalam usaha pembelaan negara?
3. Langkah selanjutnya adalah mengalokasikan
waktu ± 5 menit untuk sesi penyegaran belajar di kelas dengan mempersilahkan
siswa yang ingin buang air kecil, pada sesi ini dapat diisi pula dengan
cerita-cerita singkat namun lucu (menghibur), yang dapat menginspirasi
sekaligus dapat memotivasi siswa untuk senantiasa bersemangat dalam belajar
atau dapat diisi pula dengan tebakan-tebakan lucu yang cerdas, hal ini untuk
kembali menyegarkan semangat anak dalam membuka cakrawala berpikir positif
mereka.
4. Kemudian alokasi waktu ± 17 menit yang
seharusnya digunakan untuk sesi guru bertanya dengan siswa ditiadakan, karena
sesi ini dapat digunakan apabila seluruh siswa atau beberapa siswa tidak
bertanya pada sesi sebelumnya. Oleh karena itu, alokasi waktu yang tersedia ±
17 menit ini dapat dijadikan guru untuk pendalaman materi pada hari itu.
5. Pada sesi terakhir, tersisa alokasi waktu
± 11 menit untuk penyampaian kesimpulan guru, evaluasi belajar pada hari itu,
penyampaian pengumuman (bila ada), nasehat guru, dan penutupan.
Kesimpulan :
Setelah menerapkan
metode belajar “Siswa Wajib Bertanya Kepada Guru” ini, ternyata banyak
manfaat-manfaat positif yang saya, rekan-rekan guru, dan seluruh siswa rasakan,
hal-hal positif tersebut antara lain:
1. Kepercayaan diri siswa semakin meningkat.
2. Guru lebih terbuka terhadap siswa untuk
terus mau belajar dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan
penguasaan ilmu yang komprehensif tentunya.
3. Adanya kompetisi sehat antar-siswa di
kelas.
4. Semakin meningkatnya antusiasme dan
keseriusan siswa dalam memperhatikan seluruh materi yang sedang disampaikan
oleh guru di kelas.
5. Mengurangi kesenjangan pengetahuan
antar-siswa,
6. Semangat belajar siswa di luar sekolah
semakin bertambah.
7. Semakin menyadarkan siswa untuk menyukai
seluruh mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari di sekolah, karena
pada dasarnya seluruh materi pelajaran ada hubungan erat antara satu dengan
yang lainnya.
8. Munculnya ide-ide kreatif baik dari siswa
maupun guru dalam rangka memajukan kualitas pendidikan di SMP Negeri Satu Atap
Sungai Karang.
9. Meningkatkan sinergitas dan kekompakan
antar-siswa maupun antar-guru.
Selain hal-hal
tersebut di atas, tentu masih banyak manfaat-manfaat positif lainnya ke depan,
karena metode “Siswa Wajib Bertanya Kepada Guru” ini akan terus saya kembangkan serta inovasikan demi
peningkatan kualitas pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Sungai Karang dalam
upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas serta cerdas dengan
metode-metode pembelajaran yang berkualitas dan cerdas pula.
Luar biasa best practice nya... bagus
ReplyDeleteTerimakasih... SDN No. 70/IV Tanjung Raden Kota Jambi juga hebat...!!! Semoga semakin jaya... Salam Edukasi...
ReplyDeleteTidak ada kata terlambat untuk belajar, saya guru (52 tahun) mohon bimbingannya untuk menyusun best practice, bolehkan ? trims sebelumnya
ReplyDeleteTaty Suhartati (HP. 087833904777)
Guru Kimia
SMA NEGERI 3 Pati
Jl. P. Sudirman No.1A
Telp. (0295)-381279